Semua karakter,tempat,organisasi,dan kejadian dalam cerita ini adalah fiksi
Setelah menghabiskan waktu dirumah Ardhani dari mulai makan bersama,bercerita tentang hobi khususnya Ardhani yang memiliki hobi memotret
Dari sini aku mulai berpikir bahwa inilah kehidupanku inilah yang aku inginkan hidup tanpa tuntutan yang seolah olah menjadi sosok yang harus sempurna untuk sebuah keluarga terpandangJelas jelas aku membencinya karena dari lahir aku sudah hidup sederhana untuk membeli suatu barang saja harus bekerja keras terlebih dahulu dan sampai akhirnya aku terbangun dari mimpi buruk diranjang rumah sakit entah apa yang terjadi ketika aku belum sadar dan tiba tiba saja sudah dipasangkan menjadi calon tunangan seseorang
Semenjak keluar dari rumah sakit hidupku berubah drastis semua orang memandangku,hidupku seperti ratu didalam dongeng dan aku memiliki satu kelemahan yang membuat orang disekelilingku kesulitan
Sampai akhirnya aku bertemu dengan seseorang yang membawaku kedunia nyata bahwa hidup itu bukan hanya soal hidup enak,tepandang,Seolah olah menjadi ratu dan pangeran sajaMasih dalam perjalanan menuju rumahku lagi lagi aku tergila gila dengan moment seperti ini berjalan berdampingan bersama Ardhani menikmati suasana malam digang kecil terkadang aku meliriknya sambil tersenyum kecil
Kemudian aku mengeluarkan kamera polaroid Ardhani yang sudah menjadi milikku
"Anii potret aku disana ya" setelah memberikan kameranya kepada Ardhani aku langsung berlari kecil kemudian berpose dilampu penerangan jalanArdhani yang melihat tingkahku hanya menaikkan alis nya sebelah sambil berdecih kecil
"Ardhani cepatlah"
Begitu selesai difoto aku langsung berlari menghampiri Ardhani
"Biar ku lihat fotonya""Wahhh bagus sekali kau mulai sekarang menjadi photograferku ya Anii"
"Sebentar pakai tudung hoodie mu"ucapku yang langsung menarik kedua talinyaAku pun melakukan hal yang sama yaitu mengikat tali hoodie persis seperti yang ku lakukan kepada Ardhani setelah selesai kemudian aku merangkul lehernya sambil berjinjit kecil
"Ya apa yang kau lakukan?"tanya Ardhani
"Lihat ke arah kamera,Satu dua tigaaa katakan cheese"
Kini kami berdua telah sampai didepan rumahku terlihat beberapa orang sedang mengangkut box dan menaruhnya dimobil pick up lantas aku langsung menghampiri ibu
"Apa yang mereka lakukan bu?"tanyaku"Habis dari mana sayang? Ah mereka sedang mengangkut box berisi sayuran untuk dijual kembali dan sebagian ada yang dikirim ke minimarket" jawab ibu
Ardhani kemudian mencium tangan ibu
"Maaf bu terlambat mengantar Dara pulang" ucapnya"Ahh tidak apa apa mau mampir sebentar? Kebetulan ibu membuat pudding manis" ucap ibu
Mendengar tawaran ibu,Ardhani langsung menggeleng sambil tersenyum simpul
"Tidak bu terima kasih aku langsung pulang saja"
"Dara aku pamit sampai bertemu disekolah"Aku mempoutkan bibirku ke arah Ardhani
"Yaahhh kau ingin langsung pulang? Baiklah terima kasih katakan kepada ibumu aku menyukai pancake tahu buatannya"
"Ah ya terima kasih juga kameranya" ucapku kemudian melambaikan tangan ke arah Ardhani yang sudah berjalan meninggalkan halaman rumahSetelah selesai mengurus box sayuran kini aku sedang mencuci piring didapur sedangkan ibu sedang menghitung pemasukan dan pengeluaran bulan ini
Wajar jika aku dan ibu jarang sekali menghabiskan waktu bersama karena setiap harinya ibuku sangat sibuk mengurus barang dagangan dan berjualan dan dihari weekand pun kami berdua benar benar seharian beristirahat didalam rumah
KAMU SEDANG MEMBACA
ARDHANI
Teen FictionPengorbanan bukan hanya harta,Barang,Ataupun tenaga Pengorbanan yang sesungguhnya adalah merelakan nyawa demi orang yang kita cintai agar hidup lebih lama