21

34 9 1
                                    

Semua karakter,tempat,organisasi,dan kejadian dalam cerita ini adalah fiksi








Begitu selesai memasukkan bahan makanan kedalam lemari pendingin,Kini aku bersandar sambil memeluk lutut didepan pintu lemari pendingin
"Sepertinya aku baru saja menyakiti perasaan Akasa tadi saja tangannya sampai mengkepal kuat"
"Agar semuanya lebih jelas sebaiknya aku harus bertemu dengan Zoya" ucapku kemudian merogoh handphone dari dalam saku rok seragam

"Hallo Zoya ini aku Dara"

"Ahhh Dara iya ada apa? Kenapa tiba tiba menelpon apakah terjadi sesuatu?"

"Tidak ada, bisakah kau bertemu denganku sekarang ditaman belakang perpustakaan nasional?"

"Oh baiklah aku akan sampai dalam waktu tiga puluh menit"

"Baiklah terima kasih"

Begitu memutus sambungan telponannya aku pun langsung berlari menuju kamar untuk mengganti seragamku
Aku sempat berpikir dalam pertemuan yang hanya sebentar pasti Zoya akan tetap berdandan dengan cantik namun sepertinya aku tidak perlu melakukan itu juga

"Astaga aku lupa meminum susu bagaimana ini jika ibu melihat pasti akan marah besar setelah selesai mengganti pakaian akan ku buang saja" ucapku

Jika diminum pun susu itu sudah basi jadi mau tidak mau harus ku buang kemudian aku mengeluarkan celana bahan dan sweater favoritku dari dalam lemari

Akasa memakirkan mobilnya digarasi rumahnya lalu keluar dari mobil meninggalkan kuncinya yang masih menggantung didalam sana,Ia pun sampai berlari untuk bertemu dengan kedua orang tuanya
Langkah Akasa terhenti begitu melihat ayahnya sedang membaca koran diteras belakang rumahnya sambil menikmati secangkir kopi dengan hati hati Akasa menghampiri ayahnya
"Papah"

Mendengar anaknya memanggil kemudian Ayah Akasa melipat koran yang sedang dibacanya lalu menoleh ke arah Akasa
"Ada apa nak?"

"Maaf pah sebelumnya tetapi aku sudah memikirkannya matang matang"
"Aku ingin pertunangannya dibatalkan"ucap Akasa

Ayah Akasa benar benar terkejut setelah mendengar pernyataan anaknya yang sungguh diluar dugaan
Tiba tiba satu tamparan keras mengenai pipi Akasa
"Kau tau ikatan pertunangan tidak bisa disamakan dengan berpacaran,Ada apa dengan dirimu? Kenapa tiba tiba membuat keputusan seperti ini"
"Kau sudah mempermalukan keluargamu sendiri dan menyakiti perasaan Dara apa semua ini karena Zoya?"

Tak lama ibu Akasa datang dengan wajah terkejut perlahan menghampiri anaknya yang sedang menunduk sambil memegang pipi
"Ada apa ini?"

"Berikan alasan yang jelas kepada ayahmu ini"

Akasa kemudian menatap ayahnya
"Aku sudah tidak mencintai Dara dan aku ingin memulai semuanya bersama Zoya walaupun itu sulit tapi itu demi kalian juga kalian ingin kan memiliki menantu dari keluarga terpandang agar reputasi kita tidak hancur"

"Tetapi Dara berbeda kau tahu kan ayah sangat menyayanginya mana bisa seperti ini"
"Lalu apa yang kau lakukan jika sudah membatalkan pertunangannya dan jauh dari Dara?"tanya ayah

"Melihat Dara bahagia meski dipaksakan itu akan menyulitkannya jadi aku ingin dia berbahagia walaupun dengan orang lain"jawab Akasa

Ayah hanya bisa mengusap wajahnya kasar sambil menghela nafas berat
"Papah ingin bertemu langsung dengan Dara malam ini"

Aku pun duduk disalah satu bangku taman sambil menggenggam dua cup es krim entahlah tiba tiba saja perasaanku tidak enak sama sekali
Sedan putih berhenti dipinggir jalan tak lama Zoya keluar dari mobil tersebut kemudian melambaikan tangan ke arahku

ARDHANITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang