Semua karakter,tempat,organisasi,dan kejadian dalam cerita ini adalah fiksiFerza sedang melepas tali sepatunya begitu juga dengan Ardhani melakukan hal yang sama seraya menunggu mereka selesai aku merapihkan bantal sofa dan menyiapkan udang bakar yang dibeli oleh Ferza tidak lupa dengan jus mangganya
Mereka berdua perlahan berjalan masuk kedua mata Ferza fokus melihat sekeliling isi rumahku"Rapih sekali dan sangat nyaman"ucap Ferza
"Aku membuat tiramisu kalian mau ya?"tanyaku
"Dirimu sering sekali membuat dessert"ucap Ardhani
Aku tersenyum kemudian menaruh nampan dimeja ruang tamu
"Ketika ibuku tidak bisa tidur ia akan mengajakku untuk membuat dessert umm menurutku itulah kegiatan bersama ibu"Ardhani dan Ferza mengangguk begitu mendengar jawabanku
Kemudian mereka berdua duduk dibawah sofa sambil menunggu ku membereskan semuanya
"Kita menonton film saja ya setelah itu kita jalan jalan sore"ucapku yang berjalan ke arah kamar untuk mengambil macbookKepala Ferza menoleh ke arah Ardhani kemudian menyenggolnya menggunakan sikut tangannya
"Hey ceritakan proses saat dirimu menyatakan perasaan kepada Dara? Pasti romantis sekali kan""Panjang sekali sampai harus dibuat novel"jawab Ardhani kemudian meminum jus mangganya
Aku menutup pintu kamar sambil menenteng tas berisikan macbook dan berjalan menuruni tangga untuk menghampiri mereka yang kini sedang melakukan perang bantal
"Kita akan menonton film apa?"tanyakuFerza kemudian menghentikan kegiatannya
"Film horror saja aku punya rekomendasi yang pas sekali untuk kalian tonton sekarang"Lantas aku pun langsung duduk dengan posisi berada ditengah,Disamping kiriku Ferza dan disamping kanan Ardhani
Ardhani hanya menatapku yang sibuk mengetik judul film sesekali menyuapiku dengan udang bakar miliknya tentunya Ferza belum menyadari karena ia sibuk mengoceh kepadaku mengenai beberapa judul film horror"Jika seram aku tidak ingin menontonnya"ucap Ardhani
Ferza menoleh ke arah Ardhani dengan cepat langsung menoyor kepalanya begitu saja
"Kau ini kenapa yang namanya film horror pasti seram jika tidak kau tonton saja kartun"Kini Akasa sedang menikmati pemandangan dibelakang rumah Zoya yang menyuguhkan taman disertai dengan air mancur tidak lupa ada dua ekor angsa disana
"Dara dan Ardhani" gumamnya lalu menyeruput segelas kopi hangat dari cangkir yang digenggamnyaKemudian Zoya datang sambil menggenggam handphone ditangan kanannya
"Sebelumnya maafkan aku Akasa karena aku tidak menyuruh mereka untuk menjodohkanku denganmu"
"Kau lihat kan tadi aku begitu terkejut ketika calon tunanganku adalah dirimu,Aku tahu ibu kita cukup dekat tetapi aku merasa tidak enak hati kepada Dara"Akasa menaruh cangkirnya disalah satu meja disana kemudian melipat kedua tangannya dan pandangannya pun masih menatap kedepan
"Jika aku menghadiri pertemuan antar keluarga aku bukan seperti Akasa tetapi terlihat seperti seorang CEO"
"Aku sangat ingin menikmati kehidupan layaknya remaja remaja lain disekolah namun aku tidak bisa karena aku adalah anak tunggal"Zoya mengulum bibirnya lalu melangkah untuk lebih dekat dengan Akasa
"Lalu bagaimana kau akan menyetujui pertunangan ini? Aku mengerti karena kau baru saja berpisah dengan Dara"
"Mungkin kau butuh waktu"Akasa terkekeh pelan kemudian memasukan kedua tangannya kedalam saku celana dan kepalanya sudah menoleh ke arah Zoya dengan senyuman yang sudah terukir diwajahnya
"Kau tidak perlu mengkhawatirkan itu semua,Kita tidak memenangkan olimpiade namun aku diberi kesempatan untuk pergi ke jepang selama minggu"
"Disana pun bukan untuk berlibur tetapi belajar"
KAMU SEDANG MEMBACA
ARDHANI
Teen FictionPengorbanan bukan hanya harta,Barang,Ataupun tenaga Pengorbanan yang sesungguhnya adalah merelakan nyawa demi orang yang kita cintai agar hidup lebih lama