8

59 14 0
                                    





Aku duduk dibangku meja belajar kamarku sambil menatap foto Ardhani
Diluar masih hujan deras,Aku masih khawatir dengan keadaannya
Aku membuka tirai jendela dan melihat pemandangan luar dari dalam kamar

"Apa benar jika aku semakin dekat dengannya semakin terancam juga keselamatanku? Dia bukan anggota teroris ataupun buronan kan? Tapi kenapa Akasa melarangku untuk dekat dengan Ardhani"
"Ia Hanya seorang murid yang kecanduan alkohol saja" gumamku

Aku menghela nafas kasar sambil memikirkan apa yang selama ini aku lakukan salah atau tidak
Tetapi aku merasa aneh karena semenjak  menjadi tunangan Akasa  aku tidak memiliki teman perempuan satu pun,Waktuku selalu dihabiskan bersamanya

"Seharusnya aku sudah menyukai Akasa karena sudah satu bulan lebih aku bersamanya"
"Entahlah aku sama sekali tidak mengerti dengan diriku sendiri" gumamku frustasi

Lalu aku menatap foto Ardhani lagi tanpa disadari sebuah senyuman kecil terbentuk diwajahku
"Semoga besok aku bisa bertemu denganmu disekolah"







Aku menuruni tangga sambil memegang cermin
"Ibu selamat pagi"

Ibu menoleh ke arahku lalu tersenyum
"Pagi sayang tumben kau sudah rapih?"
"Ada apa dengan rambutmu?"

Aku terkekeh pelan lalu duduk dibangku meja makan
"Aku sedang ingin mengikat rambutku saja bu"
"Ibu kenapa sayurannya banyak sekali?"tanyaku sambil menatap tumpukan sayuran segar

"Ah itu pesanan sayang,Ibu ketua rukun warga memesan sayur itu untuk masak masak bersama keluarga besarnya"
"Tapi ibu tetap berjualan didepan rumah seperti biasa kok" jawab ibu lalu memberikanku segelas susu

Aku mengangguk kemudian mengambil sepatu yang berada di belakang lemari pendingin karena semalam basah jadi aku mengeringkannya dibelakang sanah
"Ibu aku berangkat ya"

"Akasa belum datang baru saja jam tujuh kurang"

"Sambil menunggu Akasa,Aku akan membantu itu membereskan barang dagangan" ucapku

Ibu tersenyum lalu aku berjalan menyusulnya
Aku langsung menata sayuran segar dimeja dagangan sambil bersenandung riang
Tak lama ibu datang lalu mengusap kedua pundakku

"Bagaimana jika ibu membuka toko sayuran? Kau setuju tidak?"tanya ibu

"Ummm setuju,Tak apa bu nanti aku bantu membereskannya"
"Ibu akan membuka toko dimana?"tanya ku

"Tak jauh dari rumah kok nak"
"Dekat pos penjaga nanti ibu akan mengobrol dengan pemilik toko,Eh sayang Akasa sudah datang" ucap ibu

Akasa turun dari mobilnya lalu menatap aneh ke arahku
"Tumben sekali"

Aku terkekeh pelan
"Baiklah bu aku berangkat dulu ya" ucapku lalu mencium tangan ibu disusul oleh Akasa

"Hati hati nak"





Kami berdua sudah memasuki area sekolah,Aku turun dari mobil begitu juga dengan Akasa
Tak lama Zoya berjalan melewati Akasa

"Zoya" panggil Akasa

Zoya menoleh ke arah Akasa
"Ah Akasa kau sudah sampai,Ada apa memanggilku?"

"Jam kedua aku akan langsung ke perpustakaan"
"Kau tunggu saja disana untuk tugas dan lampirannya biar aku saja yang mengambilnya" ucap Akasa

Zoya mengangguk lalu menatap ke arahku yang sudah membuang muka kesal
"Baiklah Akasa nanti ku tunggu disana"
"Dara aku duluan ya"

Tak ada jawaban dariku akhirnya Zoya berjalan meninggalkan kami berdua lalu Akasa menoleh ke arahku
"Kau ini kenapa? Zoya tadi menyapamu"

ARDHANITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang