5

70 11 0
                                    

Ardhani baru sampai ditempat tongkrongannya,ia cukup terkejut karena ramai sekali tidak seperti biasanya yang hanya berdua dengan ferza

"Hey bro" salah satu temannya melempar rokok

Ardhani duduk disamping ferza lalu menolak rokok tersebut kemudian mengambil sebotol bir dan langsung meminumnya
"Aahhhkk"

"Kau tidak mengajak Dara?"tanya Ferza

Ardhani menoleh "menurutmu dia sama seperti kita ya? Hahaha paru paru dia saja lemah mana bisa merokok dan minun minum seperti ini"

"Bukan maksudku aahhh sudahlah lupakan"


"Akasa ayo masuk" ucapku kepada Akasa

Akasa lalu keluar dari mobilnya kemudian menggenggam tanganku
"Katakan saja semuanya pada ibu,Jangan ada yang disembunyikan darinya"
"Jika kau tidak ingin mengatakannya biar aku saja"

Aku hanya mengangguk memang setiap setelah melakukan check up,Akasa yang selalu menjelaskan semuanya kepada ibu bagaimana kondisiku,Apa mengalami peningkatan atau mengalami penurunan

"Dara,Akasa kalian sudah pulang?"
"Bagaimana keadaanmu,Ah ya apa kata dokter?"tanya ibuku yang terlihat antusias

Sedangkan aku hanya menunduk lalu berjalan ke arah kamarku
Ketika ibu ingin menghampiriku tetapi Akasa menahannya sepertinya kali ini ibu benar benar  khawatir

Aku merebahkan tubuhku kemudian menutup mata sambil mengusap dadaku
"Jika keadaanku seperti ini terus akan menyusahkan semuanya,Bagaimana jika aku tiada? Mereka akan bersedih atau sebaliknya?"
"Memang semua ini salahku seharusnya aku menurut pada Akasa"





Keesokan harinya cuaca cukup cerah,Seperti biasanya ibu menyiapkan sarapan dan barang dagangannya
Kecuali aku yang masih tertidur pulas,tiba tiba handphone ku berdering

Aku terbelalak kaget setelah melihat jam
"Jam tujuh lewat? Astagahhhh ibuuuu!"
"Kenapa tidak membangunkan aku"

Aku langsung berlari ke arah kamar mandi

Setelah semuanya selesai seperti menyiapkan jadwal pelajaran,Sarapan dan minum obat aku langsung berlari menuju halte bus tanpa pamitan kepada ibu

Aku terus belari dan pada akhirnya dadaku kembali sesak
"Aarghh sial,Kenapa harus seperti ini"
"Ayoolahh harus kuatt"

Walaupun dipaksa itu akan kacau yang ada nanti aku pingsan dipinggir jalan
Aku pun berjalan dengan tenang sambil menatap layar handphone yang menunjukan sudah pukul jam delapan pagi
"Akasa pasti sudah kerumahku dan ibu pasti sudah membangunkanku beberapa kali"
"Astagah baru kali ini aku telat sekolah"

Begitu sampai disekolah untung saja pagar tidak kunci aku pun berjalan dengan tenang di lorong sekolah
Tiba tiba aku melihat Ardhani yang baru sampai disekolah sepertinya dia juga telat sama sepertiku

"Anii"

Ardhani menoleh sebentar lalu berjalan kembali,Awalnya aku berniat ingin menyusulnya tetapi aku baru saja ingat dadaku baru saja kembali normal

Sesampainya di kelas aku pun langsung duduk dibangku ku melelahkan memang jika telat seperti ini
Untungnya pelajaran belum dimulai,aku pun menundukan kepalaku ke meja sambil menatap ke arah Ardhani yang sedang menikmati lagu dari earphonenya
"Pasti menyenangkan jika bisa bernafas dengan normal walaupun sedang kelelahan"
"Ntahlah mungkin aku sudah ditakdirkan seperti ini" batinku

Tak lama guruku datang sambil membawa macbooknya
"Selamat pagi anak anak sepertinya kalian sangat segar ya dipagi hari yang cerah"

"Segar dari mana" ucapku sambil membelokan mata malas

ARDHANITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang