19

39 10 0
                                    










Aku dan Ardhani sama sama terkejut begitu melihat rok seragamku yang terdapat noda darah
"Ardhani kalau begitu aku pulang saja ya lain waktu saja aku bermain kerumahmu" begitu ingin keluar dari pintu rumahnya ia malah menarik tasku

"Tidak tidak rumahmu cukup jauh dari sini" ucapnya

Ibu Ardhani hanya tersenyum gemas lalu mengenggam tanganku
"Tak apa ah ya Ardhani pergi ke kamar ganti seragammu"
"Dara tunggu disini ya"

"Hey Ardhani jangan tinggalkan aku" ucapku dengan nada pelan kepadanya

Bukannya menjawab Ardhani malah mengeluarkan lidahnya sambil menjulingkan kedua matanya lalu pergi begitu saja
Aku pun mengukutuki diriku sendiri bagaimana bisa disaat seperti ini tiba tiba saja datang bulan memang si sulit diprediksi tetap saja aku mempermalukan diriku sendiri,Tak lama ibu Ardhani datang membawa pembalut beserta hoodie dan celana training

"Ayo ikut ibu ke kamar mandi"

Aku langsung menggeleng cepat
"Tidak tidak ini sangat merepotkanmu,Aku sebaiknya pulang saja"

"Ayooo"

Akhirnya aku pasrah dan mengikutinya menuju kamar mandi

"Ganti seragammu dengan ini ya,Ibu tunggu didapur"

Aku terdiam sambil memegang hoodie dan celana training yang ibu Ardhani berikan begitu pintunya ditutup,Aku pun langsung menghela nafas kasar
"Astagah merepotkan sekali tunggu wahhh kamar mandinya sangat mewah sekali"
"Apa ini berlapis batu granit? Oh oh tidak berlapis emas?" Ucapku sambil mengusap lantai kamar mandi








Ardhani keluar dari kamarnya dengan memakai celana pendek abu abu dan hoodie bewarna hitam
"Dara belum selesai bu?"tanyanya lalu duduk dibangku meja makan

"Kau ini kenapa tidak mengabari ibu dulu jadi tidak sempat untuk memasak"
"Ibu hanya membuat pancake tahu pasti kalian sudah lapar kan? Lain kali jika ingin mengajak Dara kemari telpon ibu dulu"

Ardhani mengerutkan dahinya bingung begitu mendengar ibunya sangat cerewet sekali
"Astagah kenapa ibu tiba tiba cerewet sepertinya tertular oleh Dara"

"Temuilah Dara dikamar mandi"

Dengan cepat Ardhani berjalan ke arah kamar mandi untuk menemui Dara
Begitu selesai aku langsung keluar dan menatap sekeliling
"Kenapa jadi berbeda menurutku tadi tidak ada pintu disini? Kemana aku harus pergi?"
"Lalu dapur disebelah mana ya" ucapku bermonolog

Aku membuka salah satu pintu dan terkejut begitu melihat dalamnya ternyata kamar yang entah milik siapa

"Dara" panggil Ardhani

Aku terloncat kaget dan langsung menutup pintunya dengan cepat

"Kau ingin apa ke kamar Ka Ansel?"tanya Ardhani yang berjalan menghampiriku

"Ahhh aku tidak tahu letak dapur dimana jadi ku coba mencarinya maaf ya tidak sopan"
"Tunggu,Ka Ansel?Siapa dia?"tanyaku yang masih memeluk seragam

"Kakak ku ayo cepat"

Aku mengangguk lalu berjalan mengikuti Ardhani
Kediamannya sangat jauh berbeda dengan kediaman Akasa disini begitu hangat dan bersahabat tidak dengan Akasa disana begitu dingin tidak jarang juga terdapat kamera cctv

"Sudah selesai sayang? Dara ayo duduk dan makan bersama dengan Ardhani ya"
"Ibu belum selesai menyetrika baju kalau begitu ibu tinggal ya jangan lupa dihabiskan"

Aku menatap kepergian Ardhani

"Simpah dulu seragammu didalam tas"ucap Ardhani

Begitu sudah menyimpan seragam,Aku berjalan kembali menuju meja makan
Tiba tiba Ardhani menyuruhku untuk berdiri dari kejauhan

ARDHANITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang