30

39 7 0
                                    

Semua karakter,tempat,organisasi,dan kejadian dalam cerita ini adalah fiksi





Lima hari kemudian.....♡
Tidak terasa waktu begitu cepat namun aku masih belum sadarkan diri tepatnya masih dalam keadaan kritis namun ada sosok yang tidak pernah meninggalkanku ia tidak memikirkan siang dan malam tangan kekarnya selalu mengenggam tangan kecilku
Dokter mengatakan mungkin malam ini aku akan terbangun dari koma karena dilihat dari kondisiku yang semakin membaik

Tepatnya pukul jam tujuh malam Ardhani masih setia menatap wajahku yang sangat pucat dan perban yang masih menutupi kepalaku
"Dara aku sangat mencintaimu" ucapnya

Kemudian Ardhani beranjak dari tempat duduknya dan menatap langit malam dari balik kaca yang besar dengan mata sayunya
"Jika Tuhan lebih menyayangimu aku bersedia ditinggalkan orang tersayang untuk kedua kalinya bagiku Dara dan Ferza adalah malaikat tak bersayap"
"Aku akan mengajakmu ke suatu tempat dimana hanya kita berdua disana jadi aku mohon jangan tinggalkan aku sebelum kita menghabiskan waktu bersama lagi"

"Ardhani"

Mendengar ada yang memanggil namanya dengan suara gemetar lantas Ardhani langsung menolehkan kepalanya belakang kemudian matanya membulat terkejut begitu melihatku sudah sadarkan diri dan kini tengah tersenyum ke arahnya
"Dara kau sudah sadar?"tanya Ardhani dengan mata yang sudah berkaca kaca

"Ssstt jangan dulu panggil dokter,Aku ingin mengobrol denganmu sebentar"jawabku

"Bagaimana bisa begitu tidak tidak aku harus panggil dokter sekarang"

Begitu ingin melangkah pergi aku langsung menarik Ardhani dan membawanya kedalam pelukan hangat
"Aku sangat merindukanmu" ucapku seraya mengelus rambut Ardhani dengan lembut

Tak lama Ardhani menangis tersedu sedu dengan kedua tangannya memelukku dengan sangat erat
"Daraa maafkan akuu"
"Ini semua karena diriku sungguh aku tidak ingin kau pergi meninggalkanku untuk selamanya,Setiap hari setiap waktu tidak ada hentinya aku selalu berdoa kepada Tuhan dan Tuhan mengabulkan doa ku begitu cepat"

Mendengar penjelasannya barusan aku pun langsung menitihkan air mata sambil tersenyum dan memeluk Ardhani sangat erat
"Ini bukan salahmu maafkan aku juga lagi lagi harus menyusahkan orang banyak,Kau tahu selama aku tidak sadarkan diri aku bermimpi indah kita akan hidup bahagia walaupun Ferza pergi meninggalkan kita untuk selamanya"
"Aku sangat mencintaimu Ardhani" ucapku kemudian Ardhani mengelap pipiku yang basah aku pun melakukan hal yang sama padanya

Kami berdua saling menatap disertai dengan senyuman manis kemudian aku menggenggam tangan kanan Ardhani
"Kau sangat kurus sekali pasti dirimu tidak nafsu makan dan juga belum mengganti pakaian,Benar kan?"tanyaku dengan lembut

Ardhani mengangguk kemudian kembali memelukku sembari memainkan rambutku yang mulai rontok
"Aku tidak ingin meninggalkanmu walaupun hanya sedetik namun sekarang aku sangat bahagia sekali"
"Apakah aku sudah boleh memanggil dokter dan menelpon ibu untuk kemari?"

"Boleh"

Lantas Ardhani langsung memencet bel yang berada disamping ranjang pasien sambil mengusap pipiku dengan lembut
Tak lama dokter berserta perawat memasuki ruanganku dan langsung memeriksa kondisiku
Cukup lama dokter memeriksa kondisiku dan akhirnya dokter mengatakan bahwa kondisiku sudah sangat membaik begitu mendengarnya Ardhani langsung menelpon ibuku dan kedua orang tuanya

"Mereka sedang dalam perjalanan" ucap Ardhani kemudian duduk disampingku

"Setelah ini kau harus makan banyak aku tidak mau melihat dirimu yang semakin kurus"ucapku

Ardhani mengangguk gemas kemudian mengusap bibirku yang pucat menggunakan jempolnya
"Bibirmu sangat pucat--"

"Yak! Apa yang ingin kau lakukan?" Dengan cepat aku langsung mencubit tangan Ardhani

ARDHANITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang