37|END

108 9 3
                                    

Semua karakter,tempat,organisasi,dan kejadian dalam cerita ini adalah fiksi






(Aku saranin dieps ini  sambil dengerin lagu mellow baik kesukaan kalian ataupun yang enak didengar karena biar dapet feelnya)










Dua hari kemudian setelah pemotretan disekolah hari ini aku mengajak Ardhani dan Akasa pergi ke panti asuhan untuk menjadi sukarelawan,Mungkin terdengar membosankan tetapi ini niatku agar kami diberikan kemudahan dan kelancaran saat melaksanakan ujian nanti dan lulus dengan nilai memuaskan

Belakangan ini aku sedang menyukai dress sampai ibuku membeli banyak dress dan sekarang aku memakai dress yang sama ketika Ardhani mengajakku bersepeda waktu itu
"Baiklah semoga hari ini keberuntunganku" ucapku kemudian menutup pintu kamar dan menuruni tangga untuk menghampiri ibu

Ibu memasukkan beberapa tempat makan kedalam tas yang begitu besar menyadari bahwa aku sedang berjalan menghampirinya,Ibuku langsung menatapku dengan senyuman
"Dara,Ibu nitip buah buahan segar untuk anak panti asuhan ya"

Aku mengangguk semangat
"Wahhh sangat banyak sekali,Baiklah bu aku pergi ya nanti aku terlambat"

Ibu menahan tanganku lalu mengusap wajahku pelan
"Kau sudah tumbuh besar dan dewasa,Ibu yakin kau bisa menjaga diri dengan baik maafkan ibu jika sampai sekarang belum bisa membahagiakanmu"
"Walaupun dirimu dibesarkan tanpa ayah tetapi kau sudah tumbuh dengan baik dan ibu sangat bangga padamu"

"Ibu apa yang kau katakan membuatku sangat takut"ucapku yang kini sudah memegang pundak ibu sangat erat

"Berjanjilah pada ibu jika semua kejadian dimasa yang akan datang entah hari ini atau besok diluar dugaanmu,Kau harus bisa menerimanya dengan ikhlas dan harus tetap semangat ya"
"Berjanjilah!" Ibu langsung menautkan jari kelingkingnya kepada jari kelingkingku

Melihat kehangatan yang dipancarkan oleh ibu lantas aku langsung memeluknya sangat erat
"Ibu terima kasih sudah menjadi ibu yang terhebat didunia"
"Kau panutanku"ucapku seraya mencium pucuk kepala ibu

"Cepat pergi nanti terlambat"

Aku menatap wajah ibu sebentar lalu mencium keningnya sekilas setelah itu aku berjalan keluar menuju teras rumah
"Baiklah bu aku pergi yaa,Aku akan pulang cepat"

Ibu berdiri diambang pintu sambil melambaikan tangan
"Hati hati sayang!"








Cuaca begitu cerah hari ini dan banyak sekali bunga yang sedang bermekaran ditaman ditambah lagi dengan udara yang begitu segar dan sejuk
Aku masih berjalan diatas trotoar sambil menenteng tas yang berisi buah segar pemberian ibu
"Apa Akasa dan Ardhani sudah berangkat ya" batinku

Tepat dilampu merah aku berhenti seraya mengeluarkan handphone dari dalam tasku
"Aku akan menelpon mereka secara bersamaan" ucapku

Begitu mendengar sambungan teleponnya tiba tiba saja dada ku kembali sesak kali ini lebih menyakitkan namun aku tetap berusaha tenang lalu berjalan dengan tertatih tatih untuk menepi ditrotoar sambil memegang dadaku
"Kenapa sesak sekali" ucapku dengan suara semakin serak

Tanganku semakin lemas begitu mendengar Akasa dan Ardhani memanggil namaku dari telepon dan handphoneku jatuh begitu saja
"Tolonggg! kenapa aku semakin-- ti--dak bis-sa bern--afas"

Kini aku sudah berjongkok sambil mengusap dadaku dengan perlahan bukannya membaik melainkan tambah menyakitkan dan beberapa orang sudah menghampiriku dengan wajah panik
"Ardhani" pandanganku semakin kabur dan pada akhirnya aku tidak sadarkan diri





The Power Of Love
'A'

ARDHANITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang