Her Innocence

7.9K 274 9
                                    

Kriiiiiiing....

Gadis itu meraba-raba meja sebelah ranjangnya. Meraih ponsel dan mengangkat dengan malas.. "Haloo.." suaranya parau.

"Ya ampun anak gadis! Tiap hari harus dibangunin terus!" Suara nyaring sang mama menghardik rasa kantuknya.

"Iya, iya, nih aku bangun.." Elena mematikan ponselnya dan duduk. Meregangkan tubuhnya dan melangkah lesu ke kamar mandi.

Elena memulai rutinitasnya, beranjak mandi, berpakaian dan sedikit memoles wajahnya dengan bedak tipis dan lipstik pink agar wajahnya tidak pucat. Gadis itu mengunyah selembar roti tawar dan meneguk susu putih favoritnya. Dan segera bergegas melangkah ke halte depan komplek agar tidak tertinggal bis kantornya.

Elena William, berumur dua puluh dua tahun, tidak menduga akan bekerja diperusahaan elit sekelas Park Company. Gajinya yang menggiurkan membuatnya menerima tawaran sebagai asisten sekertaris, padahal gadis itu lulusan sarjana Akuntansi. Untuk pekerjaan pertamanya, Elena tidak terlalu mengalami kesulitan. Hanya saja kebiasaannya tidur malam menonton drakor atau main game yang seringkali membuatnya sulit bangun pagi.

Setibanya di kantor megah menjulang tinggi, gadis itu berdesakan dengan pegawai lainnya saat naik lift menuju lantai dua puluh dua. Gadis itu langsung meletakan tasnya. Merapihkan meja. Menyiapkan teh manis hangat untuk mba Mery, sekertaris utama CEO yang satu ruangan dengannya.

Elena mendongak saat Mery datang.

"Pagi mba Mery."

"Halo El. Tumben dateng pagian."

Gadis itu tersipu malu.

"Makasih ya tehnya. Kamu tau aja..."

"Hehe.. iya mba." Elena kembali ke kursinya. Elena beruntung, seniornya itu sangat baik dan sabar mengajari segala tugasnya sebagai sekertaris. Sudah satu bulan Elena bekerja. Sedikit demi sedikit gadis itu mulai menguasai pekerjaannya. Elena lanjut mengerjakan tugasnya. Tidak terasa waktu sudah menunjukan pukul sepuluh.

"El, ayo buruan!!" Mery mengibaskan tangannya memanggil asisten seketarisnya.

Gadis itu mengangguk dan dengan segera membawa setumpuk berkas untuk meeting dengan CEO perusahaan itu siang ini.

Mery, sekertaris CEO Park Company, sudah lima tahun bekerja disana. Wanita ini menjadi sekertaris untuk CEO lama selama empat tahun dan setahun belakangan ini menjadi sekertaris CEO baru, Nicholas Park.

Setelah menikah delapann bulan lalu, Mery hamil. Kandungannya saat ini menginjak usia lima bulan. Rencananya tiga bulan lagi wanita itu akan mengambil cuti melahirkan. Oleh sebab itu Mery merekrut asisten untuknya, agar dapat menggantikannya sementara waktu cuti tersebut.

Mery menerima Elena karena gadis itu polos, berpakaian sopan, cenderung pendiam dan tidak banyak bertanya hal yang tidak perlu. Tidak seperti gadis lain yang melamar dengan tujuan mengincar bossnya. Mery akui CEO baru mereka sangat tampan. Masih muda, single, dan kaya raya.

Menjadi sekertaris CEO Park Company tidak mudah. Gesit dan tanggap menjadi modal utama. Yang paling penting adalah fleksibel waktu. Mery harus siap kapanpun dibutuhkan oleh bosnya. CEO yang lama, Daniel Park, ayah Nicholas, adalah bos yang baik, setia keluarga, ramah. Sedangkan anaknya cenderung lebih dingin, kaku dan tertutup.

Nicholas tinggal di apartemen kawasan kuningan. Sebelum menikah Mery pun tinggal di apartemen yang sama dengan bosnya itu, namun dilantai yang berbeda sebagai fasilitas kantor. Setelah menikah Mery pindah ikut tinggal bersama suaminya. Rencananya jika dua bulan lagi Elena sudah menjadi karyawan tetap, maka Mery akan meminta gadis itu untuk pindah kesana untuk mempermudah dalam membantu bos mereka. Mery menilai, sepertinya Elena bisa menjadi sekertaris yang handal.

✅ Touch By HerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang