Chapter 4 | Familiar 📌

1.1K 106 12
                                    

"Kalian bisa diem gak sih?!"

Kenzie dan yang lainnya tiba-tiba langsung kicep mendengar suara dari Fariz. Mereka takut melihat kilatan amarah dari mata Fariz.

"He he he he." Dara tertawa sambil menepuk-nepuk tangannya di udara.

Sontak mereka semua yang berada di kelas langsung melihat ke arah Dara. Bisa-bisanya Dara tertawa di situasi yang genting seperti ini?

Fariz melotot tajam ke arah Dara, baru kali ini dia melihat seorang cewek yang tertawa ketika ia sedang marah.
"Sekarang ikut gue! "

Fariz langsung menggendong Dara, dia berpikir akan lama jika dia harus mendorong kursi roda Dara.

"Anjir maco banget "

"Mau dong jadi Dara"

"Fariz bebebcu"

Dara tertawa terbahak bahak, dia melambaikan tangan ke arah teman-temannya. Mereka semua yang melihat kejadian itu melotot tak percaya.

"Gue rasa Dara udah gila."

***

Fariz mendudukkan Dara ke kursi di dalam gudang sekolah. Gudang ini sangat kumuh dan banyak debu berterbangan. Sedari tadi ketika Dara digendong oleh Fariz tak henti-hentinya ia tertawa kegirangan.

"Kenapa lu ketawa?" tanya Fariz tak lagi santai.

"Terbang," ucap Dara sambil menepuk-nepuk tangannya ke udara.

Fariz menarik rambutnya sebal, sudah gila rupanya teman barunya ini. "Gue kasih tahu ya! Lu gak ada hak tertawa ketika gue marah, ngerti gak?!"

Dara tersenyum lalu menganggukkan kepalanya.

Senyuman ini, seperti

Fariz menggelengkan kepalanya cepat, dia tak boleh berkata demikian.
Fariz meninggalkan Dara di kursi itu sendirian, dia lebih memilih duduk di kursi yang agak jauh dengan Dara.

"Sekolah sekolah," ucap Dara sambil menepuk-nepuk tangannya.

Fariz tak menggubris ucapan dari Dara, dia mengambil korek dan rokok yang sudah ia siapkan di kantong celananya. Setelah menghidupkan rokoknya ia mulai memainkan asap yang muncul dari rokok tersebut.

"Diem aja, gak usah sekolah"

"Uhuk uhuk." Dara mulai terbatuk-batuk dengan mencium bau asap rokok yang Fariz hisap.

Fariz bangkit dan mendekati Dara, dia mengerjai Dara dengan meniupkan asap rokok ke wajah Dara langsung.

"Uhuk uhuk uhuk." Dara mendorong dada Fariz berusaha agar ia menjauh darinya.

Fariz tersenyum sinis, dia maju mendekati Dara. Mencengkram kuat dagu Dara,

"Gue peringatin kalau_"

Mata ini, seperti

Fariz memejamkan matanya, kepalanya tiba-tiba terasa pening. Cengkraman di dagu Dara terlepas begitu saja.

My Angelman [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang