Chapter 18 | Kepergok📌

746 68 18
                                    

"Mie burung Dara!"

Dara menghentikan laju kursi rodanya. Perlahan dia menoleh ke belakang untuk melihat siapa yang memanggilnya. Apalagi dengan embel-embel mie burung. Memangnya dia semacam merk mie instan?

"Kenapa Fariz?"

"Lo habis darimana?" Tanya Fariz tak jelas.

"Dara dari rumah terus kesini untuk sekolah."

"Iya gue tau lo sekolah bodoh! Maksudnya lo dari rumah mana? Kok rumah lo kosong?"

"Dara pindah rumah."

"Oh."

Selepas itu Fariz langsung melenggang pergi menuju kelas duluan. Dia hanya menghentikan Dara di koridor untuk bertanya saja, tidak ada maksud lain.
Dara menggelengkan kepalanya heran dengan tingkah laku Fariz. Tak ingin buat pusing, Dara melanjutkan perjalanannya menuju kelas X-A. Kelasnya terdapat diujung gedung, hal itu memang menyulitkan Dara. Tapi, tak mengapa sebab di kelas itu banyak yang menerima Dara apa adanya.

Dara memasuki kelas dengan wajah ceria. Namun, yang ia dapati teman-temannya malah menjauh dengan menatapnya sinis.
"Teman-teman ada apa?"

"Dara! Pergi lo dari sekolah ini. Ngakunya pintar, tapi masuk ke sekolah ini lewat jalur orang dalam."

"Lo gak malu apa?"

"Ngakunya pintar dalam hal akademik. Eh? Tapi boong."

"Lo tuh cocoknya berada di RSJ, bukan malah sekolah disini!" Eriska tertawa setelah mengatakan hal itu.

"Guys, kalian pada tahu gak? Gue tadi malam ngeliat anak cacat datang ke pesta pernikahan orang kaya loh."

"Siapa yang nikah?"

"Kak Vivi, selebgram yang terkenal pinter make up itu."

"Anjirr malu dong, datang tapi diseret keluar sama satpam."

Dara mencoba menghiraukan segala hinaan yang didapatkannya pagi ini. Selama bersekolah di sini tak ada teman perempuan yang mau dekat dengannya. Entahlah Dara tak tahu mengapa.

Saat hendak menekan tombol kursi rodanya, tiba-tiba Eriska dan the geng menarik kursi roda Dara ke luar kelas. Mereka membawa Dara jauh-jauh dari kelas.

"Dara mau dibawa kemana?"

"Dosa apa sih gue punya teman cacat seperti dia?"

"Pokoknya hari ini gue gak mau lihat dia di kelas."

"Sama, gue enek banget lihat senyuman dia. Kek orang gila overdosis tau gak."

"Sekap aja di kamar mandi."

"Ide bagus."

Eriska dan the geng membawa Dara ke kamar mandi perempuan. Rencananya mereka akan menyekap Dara di dalam kamar mandi. Sangat cocok tempatnya memang, secarakan tidak ada perempuan di sekolah ini yang dekat dengan Dara, pastinya tak ada yang bisa menyelamatkan Dara kali ini.

Eriska mendorong kursi roda Dara masuk ke dalam kamar mandi. Tak lupa juga Eriska sudah menyiapkan tali pramuka yang sengaja ia curi tadi di ruangan Dewan Ambalan.

"Kali ini gak ada yang bakal nyelametin lo." Eriska mengikat kedua tangan Dara agar ia tak memencet tombol kursi rodanya.

Dara yang bisu memudahkan Eriska tak perlu repot-repot menyumpal mulut Dara agar tak bersuara. "Lo bisu ternyata ada faedahnya ya," cuman Eriska merasa bangga saat melihat Dara tak bisa berbuat apa-apa sekarang.

"Langsung capcus pergi yuk."

"Tunggu dulu." Eriska tersenyum senang saat terlintas sebuah ide di benaknya.

My Angelman [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang