"Dara?"
Dara menoleh lalu tersenyum setelah mendapati Ferdy_Kakeknya berada di belakangnya.
"Kamu ngapain disini?" tanya Ferdy heran. Baru saja ia datang ke hotel dimana putrinya aka menikah, namun ia malah mendapati cucunya malah berada di luar.
"Dara tadi sudah masuk. Tapi, diseret keluar sama satpam."
Kenzie keluar dari mobil, sungguh sangat merepotkan saat dia harus ditugaskan mengambil cincin pernikahan kakaknya bersama Ferdy_Mertua Vian. Memangnya yang menikah siapa sih? Kenapa harus Kenzie yang mengambil cincinnya?
"Loh, Dara? Ngapain disini?" tanya Kenzie saat melihat Dara sedang ngobrol dengan Om Ferdy.
"Kamu kenal Dara?" tanya Ferdy.
Kenzie menatap Om Ferdy heran, kenapa Ferdy juga mengenal Dara? Ternyata selain kakaknya, mertua dari kakaknya juga ikutan mengenal Dara. Apa Dara se famous itu?
"Dia teman sekelas saya, Om."
Ferdy mengangguk anggukkan kepalanya "Yaudah. Sekarang Dara masuk ya, tantemu akan segera menikah, kau tidak boleh melewatkan momen berharga ini."
Tante? Menikah? Apa jangan-jangan Vivi calon istri dari Vian adalah tante Dara?
"Tunggu om. Jadi? Vivi adalah tante dari Dara?" tanya Kenzie penasaran.
Ferdy tersenyum lalu mengangguk pelan
"Iya. Vivi adalah adik kandung dari mendiang Papa Dara."Deg
Kenapa dunia sangat sempit sekali?
Kenzie tersenyum sangat bahagia. Itu artinya dia dan Dara akan sering bertemu, sebab kakaknya akan menjadi paman Dara. "Dara kenapa gak pernah ngomong kalau cucu dari Om Ferdy?"
Dara menggelengkan kepalanya cepat. Melihat ekspresi Dara yang begitu akhirnya Kenzie terdiam. "Kalian kan sudah saling mengenal. Jadi, Om titip Dara selama di pesta nanti ya. Jaga dia," ujar Ferdy mengalihkan topik pembicaraan.
Kenzie menganggukan kepalanya mantap. "Siap selalu."
Ferdy tersenyum, mengelus lembut rambut Dara. Dia sudah sangat berdosa menelantarkan cucu sebaik Dara. Sebenarnya Dara tidak salah apa-apa, dia tidak pernah terlibat. Namun, dia harus menanggung segalanya. Kali ini Ferdy bertekad akan merawat Dara sampai dia dewasa nanti.
"Dara gak mau ke dalam, disana tamunya jahat-jahat. Dara mau pulang saja."
Baik Ferdy maupun Kenzie sama-sama tak paham dengan apa yang dibicarakan oleh Dara. Keduanya bingung mau menjawab apa. "Dara ngomong apa? Kakek gak ngerti."
"Iya Dara. Maaf ya abang Kenzie belum sempat belajar bahasa isyarat."
Dara menghela napas lalu mencoba kembali memberitahu Kakeknya dan Kenzie bahwa dia tak mau masuk ke dalam lagi dengan menyilangkan tangannya lalu menggelengkan kepalanya.
Kenzie terdiam sesaat, dia masih belum mengerti. Kenapa Dara menyilangkan tangannya? Akhhh sial! Seharusnya Kenzie belajar lebih banyak lagi.
"Hei anak cacat! Kenapa kamu mengganggu tuan! Sudah kami katakan orang sepertimu tak cocok berada disini!" teriak satpam penjaga yang melihat perempuan berkursi roda berinteraksi dengan Tuan Ferdy.
Kenzie mengepalkan tangannya marah, memejamkan matanya lalu ia berteriak keras "Hei! Kalian yang gak cocok disini! Dasar sampah! Beraninya mengejek kekurangan orang lain!"
Ferdy menyetuh bahu Kenzie, dia mengisyaratkan agar Kenzie tak terpancing emosi.
"Maaf? Siapa kalian berani-beraninya menghina cucu kandung saya?" tanya Ferdy sehingga membuat kedua satpam itu terdiam. "Kalian berdua saya pecat!" lanjut Ferdy dengan nada penuh penekanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Angelman [END]
Teen Fiction[Angelman series 1] Aku ingin tau rasanya menangis. Aku ingin menangis saat suasana sedih. Aku ingin menangis saat disakiti. Adara Fredella Ulani adalah penderita angelman syndrome. Dia tak bisa menangis meskipun takdir hidupnya menyedihkan. Hanya...