TARIK NAPAS LALU BUANG
TARIK NAPAS LAGI LALU BUANG!DUGUN DUGUN ADA YANG KEPO SAPA CHAPTER INI?
3500+ WORD NIH, DAH BANYAK BELOM?
POKOKNYA AKU GAK MAU TAU KALIAN HARUS VOTE SAMA KOMEN.
TINGGALIN JEJAK!
KAKI AJA MELANGKAH MENINGGALKAN JEJAK, MASAK KAMU ENGGAK 🤣AKU REKOMENDASIIN DEH LAGU BUAT PART INI
~reason piano ost autumn in my heart~
***
Kesehatan Dara semakin hari semakin membaik. Hari ini luka-luka Dara mulai mengering dan pulih. Melihat itu Kenzie tak henti-hentinya mengucapkan rasa syukur.
"Dara nanti tinggal di rumah Kenzie, ya."
"Apakah Om Alexander akan setuju? Mengingat dia sangat membeci Dara."
"Tenang saja. Jika Kenzie yang meminta maka Papa tidak akan bisa mengelak. Beliau akan suka rela menerimamu di sana. Percayalah."
Kenzie berhenti mendorong kursi roda Dara, ia beralih ke depan, berlutut, lantas menggenggam tangan Dara.
"Kenzie tidak mau Dara merasa tersiksa lagi." Kenzie menatap bagian tubuh Dara yang terluka "Cukup ini saja. Kamu berhak hidup, kamu punya hak untuk itu. Meskipun mamamu sendiri mengatakan kau tidak berhak hidup. Jangan dengarkan apa kata dia, hidupmu ya hidupmu. Jika dia tidak ingin kau hidup, berarti kamu bukan urusan dia lagi. Mengerti?" ungkap Kenzie panjang lebar.
"Tapi Dara rindu sekali dengan Papa. Jika Dara mati maka Dara akan bertemu dengan Papa di surga."
Kenzie menggeleng cepat, presepsi Dara salah besar. "Dara mau bertemu dengan Papa?"tanya Kenzie "Berziarah ke makamnya adalah satu-satunya cara agar rindu itu bisa terobati. Jika Dara mempunyai niatan menyusul Om Edwin, di atas sana beliau pasti marah dan tidak akan mau bertemu dengan Dara."
"Apa Kenzie mau mengantar Dara berziarah ke makam Papa?"
"Tentu saja."
"Terima kasih. Kenzie sangat baik. Dara harap jangan jadi orang selanjutnya yang meninggalkan Dara. Dara takut Kenzie akan pergi meninggalkan Dara sendiri."
"Kamu ngomong apa sih? Gak mungkin, karena Dara itu berharga bagi Kenzie."
***
Dara tersenyum melihat makam Papanya. Untungnya Makam beliau berada tidak jauh dari Rumah Sakit sehingga tak butuh waktu lama mereka berdua sampai ke sini.
"Selamat pagi, Om. Masih ingat saya gak? Ituloh yang menyapa Om waktu mengantarkan Dara ke sekolah."
Kenzie meletakkan buket bunga mawar putih di dekat batu nisan. Setelah itu ia menyiram kuburan Edwin dengan air mawar yang ia beli bersamaan dengan buket bunga tersebut.
"Dara katanya rindu sama Om. Dia tumbuh menjadi gadis yang cantik. Namun sayang, dia sangat naif. Dia mempunyai niatan bertemu dengan om loh di surga. Bukannya itu perbuatan yang dilarang ya om sama agama dan negara? Marahin dia om, bilangin kalau dunia ini masih ada yang sayang sama dia. Contohnya laki-laki mirip artis korea ini," ucap Kenzie seraya mengusap batu nisan yang bertuliskan Edwin Nurdiansyah.
Kenzie beralih menghadap ke arah Dara.
"Tuh kamu dimarahin sama om Edwin. Katanya jangan pernah berpikiran menyusul beliau." Tak terasa air mata Kenzie jatuh bersamaan dengan tawa Dara yang terdengar. Meskipun tak mengalami apa yang Dara rasakan tetap saja mampu membuat Kenzie menangis. Dadanya terasa sesak saat melihat wajah Dara, ia tak dapat membayangkan bagaimana mengerikannya kehidupan Dara selama ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Angelman [END]
Teen Fiction[Angelman series 1] Aku ingin tau rasanya menangis. Aku ingin menangis saat suasana sedih. Aku ingin menangis saat disakiti. Adara Fredella Ulani adalah penderita angelman syndrome. Dia tak bisa menangis meskipun takdir hidupnya menyedihkan. Hanya...