Reviano Alfian Fariz Goesrin, laki-laki bad boy yang sangat ditakuti oleh teman-temannya. Dia jarang bergaul dengan teman sebayanya, jarang berbicara, sekali bicara mampu membuat orang diam tak berkutik.
Kehidupannya gelap gulita, tak ada yang tahu apa yang membuat dirinya menjadi seperti itu. Dia tidak suka kebisingan, pernah suatu waktu teman sekelasnya membuat kegaduhan dan itu membuat Fariz marah dan murka. Beruntung anak tersebut hanya masuk rumah sakit saja.
"Fariz."
Panggilan dari sang papa membuat langkah Fariz terhenti, meskipun berhenti dia tak menoleh ke arah papanya.
"Nanti malam ikut papa!" Ini bukan ajakan namun perintah mutlak.
Fariz mengabaikan perkataan papanya, dia lebih memilih melanjutkan langkahnya menuju kamarnya yang berada di lantai atas.
"Fariz hey, papa sedang bicara. Tidak sopan kamu ini!"
Di anak tangga terakhir Fariz berhenti lalu menoleh ke arah papanya.
"Mohon maaf, saya tidak bisa. Saya harus mengunjungi mama.""Mengunjungi mamamu? Buat apa? Gak guna, buang-buang waktu," ucap papa Fariz.
Kedua tangan Fariz mengepal, dia tak terima dengan perkataan papanya. Dulu ketika mamanya masih sehat siapa yang dibangga-banggakan? Tapi sekarang ketika mamanya sedang sakit papanya tidak ada rasa peduli sedikit pun.
"Jangan buat saya kehilangan kesopanan dengan anda."
Tanpa menunggu reaksi dari papanya Fariz langsung masuk ke dalam kamarnya dan tak lupa membanting pintu dengan keras.
"Aku harus cari tau kelemahan dia," gumam Papa Fariz.
***
Rumah sakit jiwa
Nama yang tertera di pintu masuk dimana mamanya sedang di rawat. Hati kecil Fariz tersentil setiap kali membaca papan nama tersebut. Dia masih belum bisa percaya selama bertahun-tahun mamanya masih belum bisa keluar dari tempat ini.
Dengan membawa sekeranjang buah lengkap yang berada di tangannya Fariz membuka pintu kamar dimana mamanya di rawat. "Assalamualaikum, Ma. Fariz datang"
"Ha ha ha ha, kamu telah melakukan kesalahan yang sangat besar! " teriak seorang wanita kemudian terdengar suara vas bunga pecah.
Keranjang buah yang berada digenggaman Fariz ia jatuhkan begitu saja, dia berlari menuju mamanya yang sedang berusaha menyakiti dirinya sendiri.
"MAMA! SADAR INI FARIZ ANAK MAMA."
"LEPASKAN SAYA MAU MEMBUNUH SUAMI SAYA."
Dengan kekuatan emosinya membuat Fariz terpental jatuh karena di dorong oleh mamanya.
"Awww," rintih Fariz saat tubuhnya terbentur dinding.
"Fariz? Kamu itu?"
"Iya ma ini Fariz," ucapnya seraya menahan sakit di area bokongnya.
"Kamu kenapa, nak? Siapa yang melakukan ini kepadamu? Ayo cepat katakan biar mama cubit dia. Berani-beraninya membuat anak kesayangan mama kesakitan."
Hati Fariz sakit melihat mamanya seperti ini. Dia prihatin melihat kondisi mamanya yang semakin hari semakin tidak karu-karuan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Angelman [END]
Teen Fiction[Angelman series 1] Aku ingin tau rasanya menangis. Aku ingin menangis saat suasana sedih. Aku ingin menangis saat disakiti. Adara Fredella Ulani adalah penderita angelman syndrome. Dia tak bisa menangis meskipun takdir hidupnya menyedihkan. Hanya...