Pelajaran telah usai waktu nya pulang. Rama membereskan buku pelajaran dan alat tulisnya, menyampirkan tas ransel nya ke pundak dan lekas berdiri.Berjalan santai menyusuri koridor sekolah. Sesekali bertegur sapa dengan teman yang lewat.
Headset ia pakai mendengarkan lagu kesukaan dan sesekali bergumam ikut bernyanyi. Halaman sekolah begitu ramai dengan siswa yang akan pulang.
"Hey Rama.. "Erlangga teman sekelas Rama memanggil dari belakang.
"Ada apa ga"Rama menengok ke arah Erlangga
" Mau pulang bersama ku? Biar ku antar" Erlangga merangkul pundak Rama seraya menawarkan tumpangan.
"Tidak terimakasih. Aku naik bus saja" Tolak Rama.
"Kita berteman sejak awal masuk sekolah sampai sekarang kau tak pernah mau menerima tawaran ku untuk mengantarmu pulang. Padahal kita ini temankan? " Ucap Erlangga disertai tanya di akhir kalimat.
"Ya kita teman. Aku tidak ingin merepotkan mu"jelas Rama santai.
" Aku tidak merasa direpotkan "tegas Erlangga.
"Sekali tidak ya tidak. Sudah sana pulang" Rama mendorong bahu Erlangga untuk menjauh dan meninggalkan nya begitu saja.
Berjalan santai menuju halte bus. Ia duduk sendiri disana karena jarang sekali teman sekolah nya menggunakan angkutan umum karena yang bersekolah disana kebanyakan anak orang penting dari berbagai daerah. Baik pejabat pengusaha atau yang lainnya. Anak beasiswa hanya sedikit dan berbeda bus dengan Rama jadilah ia duduk sendiri di halte.
Tiba-tiba suara klakson mobil mengejutkan Rama. Dan ya mobil didepan nya itu adalah dua abangnya yang sudah seperti anak kembar kemanapun bersama.
"Rama ayo masuk" Seru Nakula di balik kemudi.
"Ayo cepat" Tambah Sadewa disebelah Nakula.
"Abang berdua ngapain jemput Rama? " Bertanya dengan raut wajah tak suka. Namun sebenarnya ia senang diberi perhatian semacam ini.
"Apa salahnya abang menjemput adiknya? " Sadewa balik bertanya.
"Gak salah. Cuma kan abang tau Rama gak mau ada yang liat kita berinteraksi gini" Jawab Rama dan menjelaskan alasannya.
"Kalo gak mau ada yang liat cepetan masuk" Tukas Sadewa
"Iya Rama mending masuk sekarang. Apa perlu abang turun? " Tambah Nakula
"Haiss" Rama mengusak rambutnya frustasi. Ia tak akan menang melawan dua abangnya itu.
Dengan terpaksa Rama masuk kedalam mobil. Ia diam tak menanggapi ocehan kedua abangnya. Raut kesal tergambar jelas di wajah tampannya.
Ketika Nakula dan Sadewa asik tertawa dengan obrolan mereka yang amat random tiba-tiba terhenti ketika mendengar suara handphone Rama. Ada panggilan masuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
[REVISI]✔Sanjaya Bersaudara | BTS Lokal | (end)
FanfictionBersaudara, sedarah namun beda ibu. High Rank #brothership -->🏅 1 #kimtae -->🏅 1 #eyesmile -->🏅 1 #shunshine -->🏅 1 #sugakookie --> 🏅 1 #namgi --> 🏅1 #btslokal --> 🏅 10 #kookie --> 🏅 9 #bangtan...