Merasa bersalah

3.3K 297 19
                                    

Biasanya di rumah sakit kita dilarang untuk berisik karena menganggu ketenangan para pasien tapi keadaan berbeda pada satu ruangan rawat inap VIP di sana.

Didalam ruangan itu terdapat lima orang yang terus berbicara banyak hal dan berusaha menghibur satu orang yang duduk bersandar di rajang pesakitan. Ia diam saja tak menanggapi. Siapa lagi kalau bukan Sanjaya bersaudara minus Bima.

Sejak kejadian dua hari yang lalu dimana kecelakaan itu terjadi Mama indah tak sadarkan diri beberapa jam pasca operasi, begitu juga Rama ia juga mendapat perawatan serius akibat kecelakaan dan pemukulan yang dilakukan oleh Bima. Keadaan mereka sekarang cukup baik hanya perlu pemulihan dan semua akan kembali seperti semula.

Saat ini Nakula dan Sadewa masih mencoba menghibur Rama yang tak bicara sedikit pun sejak kemarin. Kedua saudara yang sudah seperti anak kembar itu terus melakukan berbagai cara agar Rama dapat tertawa namun tak berhasil sama sekali. Jangankan tawa senyum tipis pun tak ada.

Sikap Rama semakin dingin dan ia menjadi super pendiam. Ia bicara hanya saat dokter memeriksa dan memberi pertanyaan mengenai keadaannya itupun ia hanya bicara sangat singkat padat dan jelas. Ketika saudaranya atau Ayah dan dua ibunya mengajak bicara ia hanya menjawab dengan gumaman atau kata-kata singkat.

Rama juga jadi sering melamun. Saat ada yang menjaganya ia malah memilih untuk tidur atau berpura-pura tidur. Sejujurnya ia ingin sendiri tak ingin diganggu. Sama seperti saat ini.

"Hahaha geli wa haha cukup jangan Menggelitiki seperti ini haha.. " Nakula tertawa merasakan geli atas ulah Dewa.

"Hais jangan membalas la hahah.. Geli  udah la udah haha.. " Dewa pun ikut merasakan geli saat Nakula membalasnya.

Saudaranya yang lain hanya ikut tertawa melihat kelakuan keduanya yang kunjung berhenti untuk saling menggelitik. Tak hanya itu mereka juga bertingkah konyol demi mendapat sebuah tawa atau senyum tipis dari si bungsu.

"Hahh sudah cukup sepertinya ini semua sia-sia" Dewa mengeluh dan berhenti Menggelitiki Nakula. Ia menegakkan badan dan ber kecak pinggang.

"Iya benar yang kita lakukan tak berguna" Tambah Nakula

"Harusnya dari tadi kalian berhenti Rama bukannya terhibur malah terganggu" Ucap si sulung sambil menatap keduanya.

"Senyum Rama semakin mahal saja" Antasena berucap dengan senyuman dan menatap Rama yang masih betah tak berekspresi yang balik menatap nya.

"Rama.. " Suara Arjuna mengalihkan perhatian semuanya yang ada di ruangan itu.

"Apa yang sudah terjadi jangan dipikirkan fokus saja pada penyembuhan mu agar cepat pulih dan bisa kembali sekolah dan beraktivitas seperti biasa humm" Arjuna berkata dengan tenang sambil mengenggam tangan Rama dan mengusapnya lembut.

"Jangan sedih lagi kalo kamu sedih abang dan yang lainnya juga sedih. Kami semua menyayangi mu. Sangat" Arjuna kembali berkata dengan setulus hati dan diakhiri dengan senyuman yang menampakkan lesung pipi yang dalam menambah kadar ketampanan nya.

Tanpa sadar Rama tersenyum tipis sangat tipis dan tak disadari oleh Arjuna dan saudaranya yang lain. Ia senang mendapatkan kasih sayang dari keluarganya ini tapi rasa bersalah juga hadir dihatinya.

***


Sementara itu di ruang rawat inap VIP yang bersebelahan dengan ruang rawat Rama ada Ayah Sanjaya bersaudara yang berbincang dengan istrinya yang tidak lain adalah Mama indah. Di Sana ada juga Bima yang hanya diam mengenggam tangan ibunya. Wajahnya selalu datar tak ada ekspresi.

"Jangan pikirkan apapun humm" Ayah Narendra berucap pada sang istri.

"Bagaimana keadaan Rama dia baik-baik saja kan? "Tanya Mama indah pada sang suami.

" Keadaannya berangsur membaik "Narendra memberi tau jika si bungsu baik-baik saja. Secara fisik iya tapi hatinya entahlah.

" Bima sayang "Mama indah memanggil anaknya yang sedari tadi diam saja.

Mendengar itu lantas Bima menatap sang Mama dan bicara. "Ada apa ma?"

"Mama sudah tau semuanya. Seharusnya kamu tidak bertindak seperti itu pada adikmu" Mama indah berucap selembut mungkin dan balik mengenggam tangan Bima erat.

"Dia pantas mendapatkan nya" Ucap Bima ketus.

"Dengar sayang kecelakaan yang terjadi bukan unsur kesengajaan atau apapun seperti yang kamu tuduhkan ke Rama. Semua itu murni kecelakaan, Rama bahkan ikut jadi korban... " Mama indah menjeda kalimatnya.

"...sampai kapan kamu terus menolak kehadiran Rama? Rama itu adikmu anak dari ayahmu juga" Begitu sendu ucapan Mama indah

"Mama ingin aku menerima anak hasil perselingkuhan itu? Hahh jangan harap" Bima mendengus dan tatapan matanya menunjukkan kebencian yang mendalam kala menatap sang Ayah.

"Bima.. " Mama indah mencoba mencegah sang anak yang akan keluar ruangan.

"Bima ibumu belum selesai bicara kenapa kamu bersikap tidak sopan begini. Ayah mendidik mu dengan baik kenapa kamu malah seperti ini" Narendra berucap tegas dihadapan Bima menghalangi akses keluar.

"Kalian ingin aku meminta maaf dan menerima anak hasil perselingkuhan Ayah begitu? Dia bahkan tidak menjaga Mama dengan baik-" Ucapan Bima terpotong Ayah nya.

"Bima-" Belum selesai bicara sang ayah Bima kembali menyela

"-aku belum selesai. Tidak cukupkah Ayah menyakiti Mama sekali saja? Begitu mudahnya Ayah jatuh cinta dan menyakiti wanita. Sudah cukup Ayah datang dan membawa wanita lain di keluarga kita tapi kenapa kembali datang bersama anak sialan itu! " Bima memekik di akhir kalimat menyiratkan kebenciannya.

Reflek ayahnya mengangkat tangan untuk menampar melihat hal itu Bima hanya diam dan seolah akan menerima tamparan itu. Namun sampai lima detik setelahnya Bima tak merasakan rasa sakit dan panas yang menjalar di wajahnya. Dilihatnya sang Ayah mendekat dan memeluknya.

"Maaf.. " Narendra berkata penuh penyesalan.

"Maafkan Ayah. Ayah memang bukan Ayah yang baik untuk mu dan semuanya. Semua ini akibat kebodohan Ayah. Maafkan Ayah nak" Rasa bersalah begitu besar dirasakan Narendra.

Saat mommy Cantika dulu datang sebagai istri ke-tiga Ayah nya Bima juga merasa kecewa apalagi ia tau jika istri ke-tiga ayahnya itu dinikahi karena hamil diluar nikah. Itu artinya Ayah yang ia banggakan telah berselingkuh dan menyakiti hati Mama nya. Perhatian pun semakin terbagi dan kehadiran Rama makin membuat rasa kecewa itu bertambah.

Mama indah sudah menangis sedari tadi sungguh ia merasa teramat sedih atas apa yang terjadi. Rama yang sudah di anggap seperti anak kandung nya sendiri malah semakin dibenci putra kandungnya.

Bima melepaskan pelukan sang ayah dan kembali menghampiri sang Mama yang tengah menangis. Ia benci melihat wanita yang ia cintai menangis karenanya seperti ini.

"Maaf ma.. " Bima bergumam lirih sambil memeluk Mama indah.







Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





Semoga suka😊
Jangan lupa vote dan komen😄
See you next chapter 👋👋👋💜

[REVISI]✔Sanjaya Bersaudara | BTS Lokal | (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang