Telpon penting dari Bunda Ayu

2.8K 269 21
                                    

Satu jam yang lalu Eyang Ratnasari baru saja pergi dari ruang kerja Bima. Sejak sang nenek pergi Bima tak beranjak dari ruangannya bahkan rapat yang harusnya dia hadiri dibatalkan. Mood nya sedang tidak baik sepertinya.

Jujur saja Bima merasa lelah dengan semua masalah yang menimpanya. Baru saja ia bertemu neneknya yang bicara bahwa ia akan dijodohkan dengan wanita pilihan neneknya belum lagi perihal ia dan kekasihnya Dea selain itu ia dan Arjuna juga hubungan nya sedang tidak baik. Rama juga ada dalam daftar masalahnya bukan hanya itu masalah pekerjaan pun terus ke pikiran. Sungguh Bima sangat lelah dan pusing akan semua hal itu.

Sedari tadi Bima hanya duduk diam di kursi kerjanya sambil memandang atap dan sesekali memejamkan mata berusaha tidur untuk menghilangkan pikiran nya tentang semua masalahnya, namun tak berhasil.

Tiba-tiba dering handphone membuyarkan lamunan Bima. Tapi ia tak langsung menjawab panggilan di handphone nya tersebut, ia abaikan saja. Tapi handphone nya terus berdering dan Bima kesal dibuat nya. Sampai pada panggilan ke lima barulah Bima menjawab telpon tersebut.

Di layar handphone nya tertera nama salah satu ibunya.

Bunda Ayu is calling

'Tumben sekali Bunda menelpon. Ada apa? Kenapa aku jadi ingat Mama?' Bima membatin. Langsung saja ia menjawab telpon dari Bunda Ayu.

"Halo Bunda" Bima menyapa lebih dulu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Halo Bunda" Bima menyapa lebih dulu

"Bima.. " Terdengar suara Bunda Ayu bergetar di ujung telpon. Bima merasa aneh.

"Bunda kenapa? Suara Bunda kayak abis nangis Bunda gak apa apa kan? " Bima bertanya untuk memastikan.

"Kenapa baru jawab telpon Bunda nak? Kamu dimana sekarang? " Bunda Ayu menjawab dengan balik bertanya dan mengabaikan pertanyaan anaknya itu.

"Bima masih dikantor. Sebenarnya ada Bun? " Sungguh Bima penasaran apa gerangan yang membuat Bunda nya itu menelpon dengan suara bergetar seperti menahan tangis.

"Bunda gak apa apa. Bunda cuma mau ketemu kamu sekarang" Memberi tau alasan menelponnya tapi Bima merasa tidak yakin ia merasa ada alasan lain dibalik itu.

"Bunda sebenarnya kenapa? Tolong jangan buat Bima takut" Berbagai pemikiran muncul di benak Bima.

"Kita ketemu sekarang ya" Tegas Bunda ayu dari seberang telpon.

"Bilang dulu Bunda sebenarnya ken-" Belum selesai Bima bicara sudah dipotong oleh Bunda Ayu.

"Bunda tidak menerima penolakan. Sekarang! " Suaranya sedikit meninggi dan sukses membuat Bima bungkam. Dan panggilan pun berakhir.

Sebuah pesan masuk di handphone Bima dimana pesan itu berisi alamat dimana Bunda ayu berada. Langsung saja Bima bergegas pergi ke alamat itu.

***

30 menit sebelumnya..

Jalanan begitu Rama seperti biasanya dengan kendaraan yang berlalu lalang sore itu. Jalanan masih belum macet karena belum jam pulang kerja. Namun keadaan berubah sebaliknya dengan sangat cepat.

Sebuah mobil truk melaju dengan kecepatan tinggi dan sang supir sepertinya kehilangan kendali. Mobil itu terus melaju dan akan menabrak mobil lain yang berlawanan arah. Pengendara mobil yang akan tertabrak itu mencoba menghindar dengan membanting setir namun mobil tetap bersinggungan dan mobil pribadi tersebut ikut hilang kendali dan terbalik di sana. Entah bagaimana keadaan orang yang ada didalam sana. Selamat atau tidak. Truk itu pun menabrak mobil lainnya dan berhenti ketika menabrak tembok pembatas jalan.

Jalanan begitu kacau. Semua orang di sana panik.  Apalagi melihat mobil pribadi bermerek Chevrolet hitam disana yang mulai berasap. Segera dari mereka menelpon ambulans dan pihak berwajib.

Tentu orang didalam mobil itu tidak baik-baik saja. Dua orang dari mobil itu terluka cukup parah dan segera tenaga medis dari ambulans yang baru datang langsung memberikn pertolongan setelah segala upaya dilakukan untuk mengeluarkan pemilik mobil yang tadi terjebak di dalamnya.

Kembali ke waktu sekarang dimana Bima mengendarai mobil Mercedes nya dengan kecepatan tinggi namun ia tentu masih berhati-hati. Alamat yang ia Terima dari Bunda Ayu sungguh membuat nya cemas dan sepanjang perjalanan ia mencoba kembali menghubungi Bunda Ayu namun nomor nya tak dapat dihubungi. Makin cemas lah Bima.
Ia tak bisa berpikir jernih saat ini yang ia pikiran hanya secepat mungkin harus sampai ke tujuan.

***



Sebelumnya aku mau kasih tau kalo beberapa chapter kedepan akan banyak Bima & Rama yang muncul.

Semoga kalian suka😊
Terimakasih untuk semua dukungan dari kalian💜
Vote dan komen jangan lupa ya 😄
See you next chapter 👋👋👋

[REVISI]✔Sanjaya Bersaudara | BTS Lokal | (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang