Yang di inginkan terwujud

2K 207 46
                                    

"Juna" Bunda Ayu menyebut nama anaknya dengan raut wajah tak percaya setelah mendengar sebuah pengakuan yang cukup mengejutkan

"Aku minta maaf terutama untuk Bunda. Jujur saja awalnya aku tidak pernah bermaksud untuk menipu kalian semua. Tapi ketidaktelitian Rama membuat ku memanfaatkan semuanya. Sungguh aku minta maaf" Jelas Arjuna dengan meminta maaf sekali lagi.

"Aku juga minta maaf. Jika saja aku tidak menuruti rencana Juna mungkin kesalahan pahaman ini tidak akan terjadi ta-tapi.. jujur aku tidak ingin berpisah dari Arjuna" Rinjani ikut menimpali ia merasa bersalah sudah membuat satu keluarga percaya akan kehamilannya dan ia juga mengakui tak terbesit sedikitpun dipikirannya untuk berpisah dari Arjuna meski pernah ia meminta untuk mengakhiri hubungan mereka.

Air mata mengalir di pipi mulusnya hingga mengajak sungai saking derasnya Rinjani menangis tanpa suara dan dengan sigap Arjuna membawanya dalam dekapan hangat untuk menenangkan.

Rama yang melihat itu ikut sedih tapi dia juga masih terkejut dengan pengakuan dua sejoli itu. Ternyata yang ia dapat mulai dari surat keterangan dari dokter yang menyatakan Rinjani hamil itu adalah surat yang tertukar dengan pasien lain yang memiliki nama yang sama dan Rama tidak ingat nama lengkap kekasih kakaknya itu maka kesalah pahaman itu terjadi di dukung oleh kesotoyannya mengenai segala ciri-ciri wanita yang mengandung ia temukan pada Rinjani apalagi kejadian pagi hari saat ia menemukan Rinjani terbaring di lantai kamar mandi waktu itu ia pikir pendarahan yang terjadi adalah keguguran atau semacamnya tapi ternyata hari itu hari pertama masa period Rinjani yang selalu di alami wanita setiap bulannya. Ia merasa bersalah juga.

"Bunda tau alasan mereka melakukan itu jadi tidak perlu mempermasalahkan pengakuan mereka barusan" Yudistira angkat bicara dengan nada tegasnya, ia memaklumi apa yang dilakukan adiknya meski memang salah.

Bunda Ayu mematung. Tak tau harus berkata apa untuk menanggapi ini semua. Tapi memang benar kata anak sulungnya bahwa Arjuna melakukan itu karena satu alasan, yaitu perjodohan yang di atur oleh ibu mertuanya. Jelas saja jika anaknya tertekan dan mengambil jalan itu.

"Pertunangan akan tetap di langsungkan-" Eyang berbicara kembali namun langsung dipotong cucu keduanya

"Eyang sudah cukup. Berhenti mengatur hidup kami, apa yang Eyang pikir baik belum tentu baik untuk kami tidak bisakah Eyang membiarkan kami hidup bahagia dengan pilihan kami sendiri hah?!! " Bima tak dapat menahan emosi nya kala mendengar satu kalimat yang belum selesai dari Eyang nya.

"Bima jaga sikap mu" Mama Indah menarik tangan anaknya untuk duduk kembali

"Ibu-" Narendra baru akan bicara sudah di dahului oleh ibunya "Kamu ini tidak di ajari sopan santun kah Bima?! Eyang belum selesai bicara. Dengarkan sampai selesai dan jangan ada yang menyela!!" Titahnya.

Maka setelah mendengar itu semuanya diam.

"Dea apa Ayah mu belum memberitahu mu mengenai kelanjutan pertunangan? " Dea yang ditatap dan menerima pertanyaan itu hanya menggelengkan kepala tanda ia tak tau.

"Kamu akan tetap bertunangan dengan cucuku, dengan Bima bukan Arjuna" Orang tua itu berkata dengan santai namun penuh dengan ketegasan.

Bima yang mendengar itu menatap tak percaya Eyang nya. Yang lain? Jangan tanya, mereka juga sama kagetnya.

"Eyang.. " Dea tak tau harus berkata apa saking kagetnya

"Yang barusan Eyang katakan itu benar? Tidak bercanda kan? " Bima bertanya memastikan

"Apa Eyang terlihat bercanda? Tidak kan? " Dijawab oleh Eyang Ratnasari dengan tanya juga dan Bima menggelengkan kepala sebagai jawaban, dia telah menatap mata itu tak ada dusta disana. Sebuah senyuman yang jarang sekali di lihat tergambar di wajah wanita lanjut usia itu.

[REVISI]✔Sanjaya Bersaudara | BTS Lokal | (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang