Gak kuat liat smirk nya 😭tatapannya juga aduhh oleng dari Namjoon nih
***
Lapangan begitu ramai dengan siswa/i yang tengah menonton pertandingan basket antar kelas. Teriakan para pendukung masing-masing kelas pun terdengar nyaring.
Rama hanya melihat dari depan kelas di lantai dua. Ia tidak sendiri tapi bersama Erlangga teman dekat nya. Erlangga melihat pertandingan dengan antusias pasalnya kelas mereka tengah bertanding sedangkan Rama tak begitu tertarik. Ekspresi datar tak pernah berubah.
"Rama turun yok nonton langsung dari pinggir lapangan"
"Males"
"Itu anak kelas lagi pada main harus nya kita nonton langsung di sana"
"Mau disana atau disini sama aja"
"Gak asik lo"
Rama tak menanggapi.
Pertandingan di lapangan rehat sejenak. Rama dan Erlangga pun mengobrol biasa selagi menunggu pertandingan selanjutnya. Namun Rama mendengar sayup-sayup suara orang yang berteriak tertahan.
"Denger suara gak? "
"Suara apa? "
"Coba diem dulu"
Rama menajamkan pendengaran nya. Dan terdengar suara tawa beberapa orang yang tak jauh dari tempat mereka berdua berada sekarang.
Merasa penasaran Rama melangkah mendekati sumber suara yang berada di ujung ruangan. Erlangga pun mengikuti langkah Rama.
Didalam kelas dapat Rama lihat ada seorang siswa yang kemungkinan adalah adik kelas sedang dirundung atau dibully oleh orang yang sangat Rama kenal.
Tristan. Ya Tristan yang beberapa hari lalu sempat berkelahi dengannya. Tampak raut tak suka dari Rama karena ia benci pembullyan. Sekolahnya ini tak dapat bertindak lebih jika yang melakukan pembullyan adalah anak salah satu pejabat dan penyumbang di yayasan sekolah. Rama benci itu.
"Hentikan! " Rama bersuara dan membuat Tristan beserta Teman-temannya berhenti memukuli seorang siswa.
"Wah liat siapa yang datang" Tristan berucap santai dan melepaskan korban bully nya
"Kau pergilah" Rama mengabaikan Tristan ia bicara pada siswa yang sudah babak belur itu
Namun siswa itu masih diam tak bergerak. Terlampau takut pada Tristan yang tersenyum sinis menatap Rama dan juga dirinya.
"Kau tidak tuli kan. Aku yakin telinga mu masih berfungsi dengan baik" Rama berucap sedikit kesal karena siswa itu tak menuruti katanya untuk pergi.
"Pergilah. Masih ada hari esok untuk melanjutkannya" Tristan tersenyum meremehkan pada siswa itu
"Tidak ada hari esok. Cepatlah pergi! " Sentakan Rama pun akhirnya membuat siswa itu pergi berlari keluar kelas sampai-sampai menabrak Erlangga di dekat pintu.
"Kau benar-benar menjadi jagoan sekarang? " Tatapan sinis didapati Rama
"Aku tidak sok jagoan yang kau lakukan itu memang salah dan aku tidak suka melihat nya" Tukas Rama
"Aku tidak meminta mu melihatnya" Ucap Tristan dan akhir ia tertawa remeh
Baru saja Rama akan melangkah untuk menghajar Tristan tapi Erlangga lebih dulu menahannya.
"Sudahlah Rama tidak usah kau ladeni lebih baik kita pergi saja" Erlangga berucap sambil menarik Rama keluar.
Baru saja keduanya keluar kelas tiba-tiba mereka mendengar Tristan bicara pada Rama.
"Harusnya kau tau diri dan tak usah ikut campur urusan orang lain"
"Tindakan mu itu salah dan aku tidak suka melihat penindasan disekolah ini"
"Hahh kau berucap seolah olah seperti pemilik sekolah ini saja"
Rama diam. Ia geram ingin rasanya ia berteriak dihadapan Tristan jika ia memang pemilik sekolah beserta yayasan nya. Posisi dan kedudukan mungkin bisa menyelamatkan kita dari hal yang tak kita inginkan. Tapi Rama tidak begitu.
"Sebenarnya apa masalah mu?" Ucap Rama
"Kau yang bermasalah" Jawab Tristan dengan raut wajah datar serta aura tak bersahabat menyertai
"Apa maksud mu? "
"Kau tak tau? Hahh.. " Tristan memberi jeda pada kalimatnya ".. Kau sudah membuat ku hancur. Orang tuaku membandingkan aku dengan orang seperti mu. Kau mengambil semua yang seharusnya menjadi milikku! " Tristan mulai marah
"Aku tidak pernah mengambil apapun darimu" Rama menyangkal. Ia merasa tak mengambil apapun dari Tristan.
"Hahh.. Kau mengambil semuanya. Peringkat dan reputasi ku disini, wanita yang kusukai. Semua koneksi ku di sekolah ini tidak kah kau sadar itu? " Penjelasan Tristan membuat Rama tak habis pikir.
"Jadi karena itu? Aku tak pernah mengambil semua yang kau katakan. Kau hanya iri dan benci dirimu sendiri yang terkalahkan oleh ku secara tidak langsung" Rama menanggapi dan berkata sangat tenang.
"Kau yang bukan siapa-siapa seharusnya diam dan lakukan saja tugasmu bukan malah mengusik kehidupan ku. Aku bisa saja mengeluarkan mu dari sini kau hanya murid beasiswa dan tak berpengaruh. Kau itu yatim piatu dari Panti asuhan yang tak tau siapa orang tua mu, kau tidak di ingin dan mungkin saja kisah hidup mu seperti drama di TV ayah mu orang berpengaruh dan ibu mu hanyalah seorang jalang penggoda dan rendahan -" Tristan berucap merendahkan dan berkata tanpa berfikir.
Bugh
Rama tersulut emosi dan memukul Tristan sekuat tenaga.
"Kau.. Kau boleh menghinaku atau merendahkan aku sesukamu tapi tidak dengan orang tua ku apalagi Ibu ku. Aku bersumpah akan melukaimu lebih dari apa yang pernah kau lakukan! " Rama benar-benar marah ketika mendengar penuturan Tristan mengenai orang tua nya.
Tristan hanya diam Teman-temannya pun tak berkutik sedikitpun. Rama kembali memukuli Tristan hingga pingsan. Dengan cepat Erlangga menarik Rama dan membawanya pergi.
***
Gak tau aku ni nulis apa😭
Maaf 🙏🙏🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
[REVISI]✔Sanjaya Bersaudara | BTS Lokal | (end)
FanfictionBersaudara, sedarah namun beda ibu. High Rank #brothership -->🏅 1 #kimtae -->🏅 1 #eyesmile -->🏅 1 #shunshine -->🏅 1 #sugakookie --> 🏅 1 #namgi --> 🏅1 #btslokal --> 🏅 10 #kookie --> 🏅 9 #bangtan...