19 || Kenapa?

39 14 0
                                    

"Sekarang aku mengerti dunia begitu sempit, nyatanya kita kembali keporos kehidupan yang sama lagi."

————————

Selamat membaca!!


"Pagi le."

"Pagi tan."

Tokk tokk  tokk~

"Bangun woy bangun dan siang ni."
Teriak seseorang dari balik pintu kamar mereka.

"Bising dugong." Tutur tania ketika mendapati bara di depan pintu kamar.

"Bangun biar kita cepet kerumah david."

"Dah bangon aku."
Tania tegang sesaat kembali sadar bahwa dia harus datang kerumah lintang untuk berbela sungkawa.

"Bentar lagi belum mandi lagi kak bar." Potong alea.

"Yaudah cepet ribet kalian." Omel bara langsung pergi meninggalkan kamar tania dan alea.

............

"Btw gue boleh masuk kagak."

"Masuk masuk." Ucap hanif mempersilahkan tania masuk kekamar dia dan bara.

"Udah sarapan kak?"

"Udah kok tan tadi." Balas hanif sambil membereskan pakaiannya.

"Kak bara mana?"

"Keluar bentar tadi."

"Oh oke." Balas tania mengangguk.

"Udah siap?"

"Hmm apa?"

"Siap buat jumpa mereka lagi tan?"

"Tania kan ada kakak."

Hanif tersenyum lalu berkata.
"Aku mencintaimu." Lanjut hanif sambil mengkecup puncak kepala tania.

"Hilih." Tania tertawa jahil langsung melesat keluar dari kamar kak bara dan hanif.

"Leaa, btw lo udah siap?" Teriak tania saat mendapati alea keluar dari kamar mandi.

"Udah kok. Mandi sana gih."

"Sipp." Tania mengambil handuknya langsung masuk kedalam kamar mandi.

...
Mereka berempat memutuskan untuk naik taksi. Dalam pikiran tania hanyalah Bisahkan gue deket lagi kayak dulu lin? Kalimat itu selalu melintas di benaknya.

"Udah sampai mas." Ucap si supir taksi.

Jleb
Tubuhnya kini terasa dingin, tania takut untuk bertemu dengan sahabatnya itu.

"Dek ayok." Ajak bara menghancurkan lamunan tania.

"Oke oke." Tania langsung keluar dari taksi. Kaki tania begitu lemas ketika kini berdiri di depan rumah lintang.

NOT US [TAMAT]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang