"Semua tampak begitu sempurna hanya dilihat dari covernya. Namun jika kau tahu isinya semuanya begitu menyakitkan."
Selamat membaca!!
__________________
"Duhh capek gue." Protes tania saat mengemasi barang barangnya kedalam koper.
"Padahal gue kemaren keindo nggak sebanyak ini barang barangnya."
"Tan udah siap?" Tanya alea.
"Le bantuin gue dong, banyak banget barang barangnya ni." Balas tania memelas.
"Okeh."
"Haii girls." Ucap hanif yang tiba tiba masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.
"Eh kak hanif, lo tau kan gunanya pintu apa?" Balas alea kesal.
"Yaaa untuk minta izin masuk kesuatu ruangan." Jawab hanif santai.
"Nah lo itu tau, kenapa nggak ngetuk dulu sebelum masuk hah?" Seru alea sambil menaikan satu alisnya.
"Yaa maap."
Tania diam ia sama sekali belum ingin berbicara dengan hanif. Bahkan untuk hari ini.
"Lo masih marah ya tan?"
Alea yang sangat mengetahui situasi saat ini hanif dan tania butuh waktu untuk berdua.
"Eh tan gue udah siap, emm gue kebawah dulu." Lekas alea langsung keluar dari kamar.
Kini tinggal tania dan hanif.
"Tan? Lo belum jawab pertanyaan gue." Lanjut hanif sambil menahan tangan tania.
"Kak tania masih harus packing barang lainnya." Elak tania.
"Nggak usah menghindar tan." Balas hanif.
"Kan udah tania bilang, tania nggak marah sama kakak." Ujar tania dengan nada bicara sedikit lebih keras.
"Kok lo ngegas sih." Jawab hanif dengan emosi.
"Kak stop, tania nggak mau ribut sekarang ngerti."
"Tan dengerin gue, setelah 3hari kita di indonesia sikap lo ke gue berubah ngerti." Bentak hanif.
"Kok lo jadi kasar sih kak." Balas tania tak mau kalah.
"Gue kayak gini juga karena lo ngerti." Lanjut hanif sambil menunjuk wajah tania.
"Lo di danau berduaan kan sama naufal, terus pas gue tanyak lo kemana lo cuma jawab keluar bentar, tapi lo itu dari dirumah sakit jagain naufal. Benerkan." Kali ini genggaman tangan hanif semakin kuat."Awww sakit kak." Keluh tania.
Hanif pun yang menyadari itu langsung melepas genggamannya. Tertinggal bercak merah dipergelangan tangan tania karena genggaman kuat dari hanif.
"Terserah lo mau bilang apa kak. Gue kayak gini juga karena sikap emosional lo yang nggak pernah hilang. Gue selalu bertahan buat lo walaupun kadang sikap emosional nyakitin hati gue kak." Air mata tania tak dapat di bendung lagi. Jatuh menetes kepipi ,hidungnya mulai memerah.
KAMU SEDANG MEMBACA
NOT US [TAMAT]√
General Fiction[TAHAP REVISI] NOTE: •Beberapa nama tokoh di ganti. •Beberapa part diubah. •Beberapa judul part diganti. •Alur di ganti. •Latar tempat di ganti. • • • • • PICTURE BY: PINTEREST🌻