25 || Kejujuran

34 14 9
                                    

"Aku akan jujur tentang perasaaan ini, agar kamu tak terluka lebih jauh lagi."
-Tania Putri Mahedra-

Selamat membaca!!

__________________

"Dek hanif dateng tu." Panggil bara.

"Oke." Tania langsung bergegas keluar dari kamar untuk segera menemui hanif.

"Pagi tann." Sapa hanif.

"Pagi kak."
Tania langsung duduk di sebelah kiri hanif.

"Ada apa manggil gue?" Tanyanya.

Tania mulai gelisah untuk menyampaikan tentang perasaannya ini.

"Emm gini kak--"

Hanif menatapnya binggung.

"Soal perasaan." Lanjut tania.

Dheg~
"Apa tania mau bicarakan soal hubungan--?" Bantin hanif mulai deg degan.

"Kak sebenernya tania--"
"Tania nggak bisa mencintai kakak layaknya kakak yang mencitai tania." Dengan nada bicara yang sedikit tinggi, tania meneteskan airmatanya.

Duarr~
Hati hanif serasa di terpa badai setelah perkataan tania tadi.

"Kenapa tann?" Tanya hanif sambil mengoncang goncang bahu tania.

"Karena tania cuma bisa cinta sama kak naufal." Tutur tania dengan berat hati ia harus jujur soal perasaanya itu.

Hanif mulai lesu, seperti tidak ada gairah untuk hidup lagi. Seseorang yang ia amat cintai ternyata masih mencitai sepupunya Naufal.

"Gue udah duga kok, kejadianya bakal kayak gini kalau kita keindo." Balas hanif dengan perasaan yang sudah robek berantakan.

"Gue udah duga lo nggak bakal bisa cinta sama gue, sekeras apapun gue buat bikin lo tersenyum juga nggak bakal bisa bikin lo cinta sama gue. Toh kenyataan lo masih cinta sama naufal."
"Gue tau lo sayang sama gue layaknya lo sama kak bara kan tann!!" Tegas hanif, semangkin membuat tania ketakutan.

"Lo cuma jadiin gue pelampiasan. Sakit tan! Gue ngebangun hubungan kita selama 2tahun dan tiba tiba hancur cuma gara gara 3hari." Lanjut hanif.
"Gue nggak ngerti lagi tan, mau benci lo tapi gue cinta banget sama lo."

Hanif mengutarakan semua isi hatinya pada tania. Sejujurnya dada hanif terasa sesak karena ulah tania. Tapi ia tetap mencoba untuk memberi senyuman di bibir tania.

Namun apa yang hanif dapatkan setelah ia memberikan senyuman kepada tania? Ya yang hanif terima hanyalah rasa yang teramat pahit, balasan cintanya yang teramat sakit.

"Kak maafin gue." Mohon tania.
"Kak hanif, kakak tau kan kalau perasaan nggak bisa di bohongi atau dipaksain."
"Cinta itu datang begitu aja." Tutur tania dengan nada bergetar.

"Kalau lo bilang cinta itu datang tiba tiba, kenapa lo nggak bisa cinta sama gue?" Balas hanif dengan nada meninggi.

"Gue nggak bisa cinta sama lo kak."
"Tania juga nggak mau bohongi diri tania sendiri sama perasaan ini. Semakin lama tania berbohong soal ini, semakin jauh juga tania nyakiti kakak." Ucap tania.

"Dari awal kita pacaran juga lo udah nyakiti gue kok tan. Karena gue tau semua tentang lo sama mereka." Balas hanif.

Diam diam bara mendengar pembicaraan tania dan hanif. Ia ingin melerai perdebatan mereka namun ini bukan waktunya.

Untung saja ayah dan bunda sedang hadiri pesta kantor ayah jadi dirumah tinggal bara dan tania.

Okey Skip...

"Jadi lo mau kita selesai?" Tanya hanif dengan sedikit nada pelan.

Tania mengangguk kecil.

Hanif menghela nafas dengan kasar, kini hubungannya dengan tania berakhir.

"Gue terima soal ini."
"Makasih atas 2tahun ini." Lanjut hanif langsung pergi meninggalkan rumah tania. Rumah yang dulu selalu ia nantikan, kini menjadi rumah yang amat hanif hindari.

Kini statusnya dengan tania hanyalah mantan kekasih.
Hanif tersenyum tipis menatap rumah tania, mendapatkan cuaca di toronto sedikit lebih dingin. Dengan berat hati ia harus melupakan kenanganya bersama tania.

Di sisi lain.

Tania masih saja menangis, ia harus dapat menopang dirinya sendiri. Keputusannya untuk berpisah dengan hanif sangatlah benar. Ia tidak ingin melukai hanif lebih jauh lagi.

"Dek." Panggil bara.

"Kakkk." Rengek tania langsung memeluk tubuh kekar bara.

"Keputusan yang lo buat udah bener dek." Lanjut bara sambil membalas pelukkan adiknya.

"Tapi kak, kak haniff." Balas tania dengan nada bersalah.

"Udahh, gue yakin seratus persen kalau pilihan lo itu naufal dia jodohlo." Tutur bara mulai mengelus bahu adiknya itu.

"Lintang?" Tanyanya.

"Maybe dia bakal ikhlasin naufal demi kebahagian lo kalau dia bener bener ngangep lo udah kayak saudara." Lanjut bara.

"Kak apa adek nggak serakah?" Tanya tania lagi.

"Enggak dek, sekali kali lo harus pikirin kebahagiaan lo, jangan orang lain mulu."
"Gue selalu dukung keputusan lo kok."

"Makasih kak bara." Balas tania dengan senyum kecilnya.

"Sama sama dek." Balas bara tersenyum.


Kata siapa lelaki yang selalu membuat hati wanita rapuh?  Bukan membela kaum lelaki. Tapi nyatanya sebagian lelaki bisa rapuh jika ditinggal. Kebanyakan dari mereka tak menunjukkan kerapuhannya.
-Ny-
Note:Itu menurut padang sudut nayla.
Semua pandangan orang berbeda beda termasuk nayla okehh:))👌







Hallo Reader's apakabar? Baikkan semuanya?
Okeh jangan lupa vote dan komen.🐣

follow ig author juga ya: @naylaaa_ap thank you💕





NOT US [TAMAT]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang