-2- Persiapan Pernikahan

4K 359 66
                                    

Persiapan Pernikahan

Seminggu setelah kepulangan Dino, keluarga Dino dan Merry makan malam bersama untuk membicarakan pernikahan mereka. Dino dan Merry sama sekali tak dilibatkan dalam percakapan mereka. Termasuk, tentang tanggal pernikahan yang sudah ditetapkan sejak jauh-jauh hari. Yaitu, sebulan lagi. Keluarga mereka pun memberi kesempatan pada Merry dan Dino untuk mengatur pesta pernikahan sesuai yang mereka inginkan.

Usai makan malam, Merry menolak pulang bersama papanya dengan alasan ingin membicarakan sesuatu dengan Dino. Maka, begitu papa Merry serta orang tua dan kakak Dino pergi, mereka tetap tinggal di restoran. Dino memesan kopi, sementara Merry memesan jus stroberi. Gadis itu tak berubah.

"Sekarang gimana, No?" tanya Merry dengan raut sedih.

"Kamu maunya gimana?" balas Dino kalem.

Merry menggeleng. "Aku beneran nggak kebayang kalau kita nikah," ucapnya sembari menatap Dino. Merry menunjuk bibirnya sendiri. "Kamu bisa nyium aku?" tanyanya. "Nggak bisa, kan?" Merry menjawab pertanyaannya sendiri.

Dino berdehem. "Pernikahan karena cinta juga nggak menjamin kebahagiaan seseorang, Mer."

Merry mencibir. "Itu Syvia bahagia. Hidupnya sempurna."

"Kamu nggak tahu apa masalah di rumahnya," tukas Dino.

"Tahu!" sambar Merry. "Syvia sama Kak Daniel beneran nggak pernah ada masalah di rumah. Mereka rukun-rukun aja, tuh. Mana mereka udah punya Danish. They have a perfect marriagae life." Merry tampak benar-benar iri.

Dino mengembuskan napas pasrah. "Trus, kamu maunya kita gimana?"

Merry menatap Dino lekat. "Seandainya kita bisa saling jatuh cinta," gumamnya, "then it would be perfect."

Dino menunduk menghindari tatapan Merry. "Apa menurutmu, kita nggak akan pernah bisa saling jatuh cinta?"

Merry mendengus pelan. "Kalau kita bisa saling jatuh cinta, No, sekarang kita pasti udah saling jatuh cinta. Delapan belas tahun kita kenal dan sahabatan, tapi kita nggak saling jatuh cinta. Kamu tahu artinya apa? It's impossible for us. Kita nggak akan pernah bisa saling jatuh cinta."

Dino mengernyit. Merry salah. Mereka bisa jatuh cinta. Meski saat ini, hanya Dino yang jatuh cinta pada gadis itu. Dan sepertinya, kemungkinan Merry membalas cintanya adalah nol persen. Karena, jika selama delapan belas tahun Merry tak bisa jatuh cinta padanya, apa yang Dino harapkan?

Helaan berat napas Merry membuat Dino refleks ikut menghela napas berat.

"Ya udah lah, udah kayak gini, mau gimana lagi? Kita harus jalani pernikahan ini." Merry menatap Dino. "Kamu nggak pa-pa, kan, No?"

Dino menggeleng. "Sejak awal, aku nggak masalah sama ini."

Merry menatapnya iba. "Sahabatku yang malang. Kamu bahkan belum pernah jatuh cinta."

"Kamu juga belum pernah."

"Udah, sama oppa-oppa dan ahjussi-ahjussi ganteng," jawab Merry dengan penuh percaya diri. "Ck, nanti aku kenalin kamu ke noona-noona cantik, deh."

Dino menatap Merry lekat. Apa gadis ini bahkan tahu tentang jatuh cinta?

"Kenapa? Kamu nggak mau sama noona-noona? Maunya sama siapa? Senorita?" lanjut Merry.

Dino mendengus pelan. "Kayaknya, selamanya kamu nggak akan pernah tahu cewek yang bisa bikin aku jatuh cinta."

Merry menyipitkan mata. "It's your last chance."

My Bestfriend, My Husband (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang