To Have a Wife
Dino terlonjak kaget ketika Merry sudah berdiri di depan pintu kamar mandi ketika Dino keluar.
"Ya ampun, Mer, kamu ngapain, sih? Ngagetin aja," tegur Dino kesal.
Merry nyengir. "Sorry. Aku penasaran aja, semalam aku ribut, nggak?"
Dino menghela napas sembari merapatkan jubah mandinya. "Kamu cuma ngigau aja. Kamu nyuruh aku ngambilin balon yang nyangkut di atap."
"Ah ..." Merry meringis. "Sorry."
Dino tersenyum geli. "Nggak masalah, kok. Cuma itu aja kamu ngigaunya. Nggak ada nyanyi."
Merry manggut-manggut. "Tapi, pas aku bangun tadi, bantalku udah di lantai, lho. Untung banget kita nggak bareng tidurnya. Bisa jadi kamu yang jatuh di lantai."
Dino mendengus geli. "Kalau kita tidur bareng, aku akan meluk kamu biar kamu nggak banyak gerak pas tidur."
"Iyuh ..." Merry bergidik ngeri. "Awas, awas, aku mau ke kamar mandi." Merry mendorong Dino minggir dan masuk ke kamar mandi.
Dino keluar dan menutup pintu kamar mandi untuk Merry. Setelahnya, Dino pergi ke walk in closet untuk berganti pakaian. Begitu ia sudah berpakaian, Dino memutuskan untuk menunggu Merry di sofa sambil membaca email laporan tentang perusahaan keluarga Merry yang sekarang diurusnya. Seminggu sebelum pernikahannya, Dino diresmikan sebagai CEO di perusahaan Merry.
Setelah dua puluh menit menunggu Merry, akhirnya gadis itu keluar dari kamar mandi dan berlari ke walk in closet sambil memanggil Dino dan memintanya menunggu untuk turun bersama. Memang itu yang dilakukan Dino sedari tadi.
Setelah Merry keluar, dia langsung menghampiri Dino dan berdiri di depannya, memamerkan gaun santai selututnya yang berwarna biru. Merry lalu menunjuk dirinya sendiri dan menunjuk Dino. Dino mengerutkan kening tak mengerti.
"Kita couple. Aku nyamain warna bajuku sama warna bajumu," sebut Merry.
Dino tersenyum geli dan mengangguk, lalu berdiri. "Ayo turun."
Merry mengangguk bersemangat dan berjalan bersisian dengan Dino meninggalkan kamar mereka. Ketika mereka turun ke bawah, dua orang pelayan dan seorang koki menunggu di ruang makan. Merry mengatakan jika mereka boleh pergi, lalu mengajak Dino ke dapur.
"Kita mau ngapain ke sini? Kan, udah disiapin sarapannya di meja makan tadi," heran Dino.
"Aku pengen bikinin sarapan buat kamu. ini akan jadi sarapan pertama yang aku bikin buat kamu sebagai istrimu," ucap Merry riang.
"Tapi, kamu kan nggak bisa masak," sebut Dino.
"Iya, makanya aku mau bikin roti aja. Tapi, rotinya spesial. Bentar, ya?" Merry tampak begitu bersemangat hingga Dino tak tega menolak.
Dino akhirnya duduk di meja dapur dan mengamati Merry yang menyiapkan roti tawar dan beberapa selai.
"Dino mau selai apa? Atau mau pakai meises?" tanya Merry.
"Pakai mentega aja, Mer," jawab Dino.
"Okay."
Merry kemudian tampak fokus melakukan sesuatu dengan roti tawarnya. Gadis itu menggunakan pisau buah ke rotinya, entah apa yang dilakukannya. Namun, beberapa saat kemudian, gadis itu tampak frustrasi dan mencari sesuatu, lalu ia melihat gunting. Dino sampai tersedak saking kagetnya ketika melihat Merry memotong rotinya dengan gunting.
"Mer, kamu ... apain rotinya?" tanya Dino ragu.
"Don't worry, don't worry. I'm almost done with it," sahut Merry santai.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Bestfriend, My Husband (End)
RomanceFrom bestfriend to husband. Begitulah hubungan Merry dan Dino. Berawal dari perjodohan mereka, persahabatan mereka sejak TK merenggang. Namun, pada akhirnya mereka berakhir menjadi pasangan suami-istri. Merry berusaha memperbaiki persahabatannya de...