-25- Jangan Patahkan Hatinya

2K 178 95
                                    

Jangan Patahkan Hatinya

Malam itu, Dino duduk sendiri di meja makan. Tanpa Merry.

Gadis itu pergi beberapa saat lalu karena Raihan menelepon mengabari dia sudah memasak makan malam spesial untuk Merry. Tadinya, Merry mengajak Dino. Namun, Dino khawatir ia tak akan sanggup menutupi patah hatinya jika melihat Merry tersenyum karena Raihan, bahagia di samping pria itu.

Saat ini, Dino hanya mengharapkan kebahagiaan Merry. Meski bukan di sampingnya. Cukup Dino yang terluka. Jangan Merry juga. Dino bisa menahan semua rasa sakitnya sendiri, tapi ia tak akan bisa melihat Merry terluka.

Dino menatap makan malam di piringnya dengan tatapan kosong. Belum satu suap pun ia memakan makanan di piringnya. Dino kehilangan nafsu makan di detik ketika Merry pergi tadi.

"Pak, apa perlu saya siapkan menu makan malam lainnya?" tanya koki rumahnya ketika ia masuk ke ruang makan dan melihat Dino belum menyentuh makan malamnya meski sudah hampir satu jam berlalu.

Dino menggeleng. Makanan apa pun tak akan terasa enak karena Merry tak ada di sini.

"Beresin saja makan malamnya. Aku udah kenyang," ucap Dino sembari berdiri.

Dino memutuskan untuk pergi ke ruang kerja sembari menunggu Merry pulang. Namun, baru saja Dino membuka pintu ruang kerjanya, ia mendapat kiriman gambar dari Syvia.

Ketika Dino membuka gambar itu, ia membeku. Ia bisa merasakan tubuhnya seketika dingin. Ngeri, takut, khawatir. Namun, kepalanya kemudian terasa panas, terbakar amarah. Dino mencengkeram ponselnya erat.

Bagaimana bisa Wanda mengenal Raihan?

Dino lalu teringat pertanyaan Syvia dulu, tentang foto Merry dan Raihan yang dikirim Wanda. Bukan orang Dino yang mengambil gambar itu, melainkan Wanda. Namun, kenapa bisa Wanda tepat ada di sana ketika Merry bersama Raihan? Karena, jika Wanda selalu mengikuti Merry, Dino akan tahu dari orangnya. Itu berarti, Wanda berada di depan restoran itu secara kebetulan. Atau, sudah direncanakan.

Dino berusaha mengingat-ingat bagaimana dulu Merry dan Raihan pertama bertemu. Di restoran Raihan. Dino juga bertemu Wanda di sana, memenuhi permintaan terakhir Wanda agar gadis itu pergi dari hidupnya. Dino mengernyit memikirkan kemungkinan terburuknya.

Raihan adalah orang bayaran Wanda.

Itu juga menjelaskan keberadaan Wanda di bioskop hari itu. Ia sengaja muncul di depan Merry hari itu. Dino sempat berpikir Wanda melacak keberadaannya dengan hacking. Namun, sepertinya bukan itu. Wanda datang karena tahu dari Raihan jika Dino ada di sana bersama Merry.

Dino segera pergi mengambil kunci mobilnya dan melesat pergi ke restoran Raihan. Dalam perjalanan, Syvia meneleponnya. Dino memasang bluetooth earphone dan mengangkat telepon Syvia.

"No, gambar itu maksudnya apa? Itu cowok yang disukai Merry, kan? Dia sama siapa? Kenapa Tante Lyra ngirimin gambar itu ke aku dan nyuruh aku tanya ke kamu?" tuntut Syvia.

Alyra Brawijaya. Tentu saja. Dino bahkan belum sempat mencari tahu tentang Raihan karena takut. Takut jika pria itu adalah pria yang baik untuk Merry. Takut jika Dino benar-benar harus merelakan Merry pergi pada pria itu. Namun, gambar yang dilihatnya beberapa saat lalu justru membuatnya lebih takut lagi. Ia takut ... Merry akan terluka.

"Dia bilang apa aja?" Dino bertanya balik.

"She told me to have fun," jawab Syvia. "What was that even mean? Something's wrong, right? Siapa cewek di foto itu, No?" desak Syvia.

Dino menghela napas. Sepertinya memang ia harus memberitahukan semuanya pada Syvia.

"Kamu benar, itu cowok yang disukai Merry. Raihan. Sementara, cewek itu ,,, dulu dia teman kuliahku yang pernah aku sebutin di camping site itu, Wanda. Aku, asistenku Pram, sama Wanda, dulu pernah dekat. Kami punya impian yang sama, kami berjuang bersama di kompetisi hacking. Tapi ... kami bubar waktu aku mutusin buat pulang dan ngajak Pram juga."

My Bestfriend, My Husband (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang