-14- My Bestfriend, My Husband

2K 185 52
                                    

My Bestfriend, My Husband

Satu jam sebelum jam makan siang, Dino kedatangan tamu tak terduga. Merry. Tentu saja, Dino tak keberatan dengan surprise seperti ini setiap hari. Merry yang tiba di ruangannya berdiri di depan pintu dan menatap Dino dengan tatapan penuh sesal.

"Kenapa kamu ngelihat aku kayak gitu?" tanya Dino.

"Ngecek kamu marah apa nggak kalau aku tiba-tiba datang ke kantormu pas jam kerja," aku Merry.

Dino tergelak dan berdiri. Tahukah Merry betapa senangnya Dino melihat gadis itu di depannya saat ini? Dino menghampiri Merry dan menggandengnya ke sofa.

"Aku malah senang kamu mau ke sini. Tapi, aku juga penasaran, kenapa? Kamu butuh sesuatu?" tanya Dino begitu mereka duduk.

Merry meringis. "Aku bosan di rumah. Mau main ke rumah Syvia, tapi katanya Danish lagi tidur. Nggak ada teman main."

"Kan, bisa main sama Syvia," sahut Dino.

"FYI nih, No, sejak ada Danish, main sama Danish lebih seru. Syvia sekarang sering ngomelin aku. Masa aku disuruh ikut love lesson gitu." Merry mendecih sebal. "Kurang paham gimana lagi aku soal cinta? Tiap hari kerjaanku tuh nonton drakor."

Dino mengerjap. Dalam hati menyetujui saran Syvia untuk Merry, tapi ia berkata, "Syvia emang keterlaluan."

Merry mengangguk setuju. "I can't believe her!"

Dino ikut mengangguk-angguk.

"Kita mau makan siang apa? Di mana?" tanya Merry tiba-tiba.

"Ha? Apa?" Dino kaget tiba-tiba Merry mengubah topik.

Merry menghela napas. "Sebenarnya, aku nggak tahu mau ngapain di rumah, makanya aku ke sini. Aku pikir akan macet gitu jalannya, jadi bisa sampai sini pas makan siang."

Dino tersenyum geli. "Kalau kamu mau makan siang sekarang, kita bisa pergi sekarang."

Merry menggeleng. "Aku belum lapar, No. Aku mau ngajak kamu makan siang itu excuse aja. Aku cuma pengen ke sini biar ada temannya."

Dino tersenyum maklum. "Ya udah, gini aja. Gimana kalau sambil nunggu jam makan siang, kita bikin list apa yang pengen kamu lakuin? Biar kamu nggak bosan, kamu harus ngelakuin sesuatu."

Merry mengangguk antusias dan mengeluarkan ponselnya. "Aku siap nyatat."

"Okay. First of all ... apa yang pengen kamu lakuin selain nonton drakor dan baca novel?" tanya Dino.

Merry berpikir sebentar. "Liburan."

"Aku bisa nyiapin itu."

"Tapi, sama kamu," tambah Merry sembari menatap Dino.

Dino tertegun. Selama beberapa saat, ia hanya balas menatap Merry tanpa sanggup berkata-kata.

"Kita udah ngelewatin bertahun-tahun jauh dari satu sama lain. Aku dulu senang banget karena kita selalu bareng-bareng. Aku udah terbiasa kita bareng-bareng terus. Jadi, waktu kamu pergi kayak gitu ... aku sedih, No. Makanya, aku mau ngebayar waktu-waktu kita jauh dulu dengan ngelakuin banyak hal sama kamu. Terutama liburan," urai Merry.

Dino tersenyum.

"Tapi, dengan kerjaanmu sekarang, kamu jadi susah kalau mau liburan jauh, kan?" Merry murung.

"Gimana kalau tiap akhir pekan, kita pergi liburan? Ke puncak, ke pantai, atau ke mana pun yang perjalanannya nggak jauh. Meski nggak jauh-jauh, tapi kan, tiap akhir pekan kita bisa liburan," usul Dino.

My Bestfriend, My Husband (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang