-23- Pernikahan Bukan Permainan

1.8K 192 66
                                    

Pernikahan Bukan Permainan

Dino langsung keluar dari camping car ketika mendengar teriakan kesakitan Merry. Namun ternyata, Merry yang sedang bersiap memasak mie instan di luar tidak sendirian. Syvia tampaknya barusan memukul lengan Merry. Syvia tampak kesal. Sementara, di belakang Syvia ada Daniel menggendong Danish yang sepertinya sedang tidur.

"Vi, kamu kenapa, sih?" protes Dino sembari menghampiri mereka.

"No, Merry barusan bilang ke aku kalau dia udah ketemu cinta sejatinya. Apa dia udah gila?" Syvia melotot kesal pada Merry. "Kamu itu udah nikah, Mer! Bisa-bisanya kamu suka sama cowok lain!"

"Apa salahnya kalau aku suka sama cowok cinta sejatiku? Lagian, aku udah sepakat sama Dino, kok!" balas Merry. "Dengerin dulu penjelasanku, makanya!"

"Okay, explain it!" sambar Syvia sembari melipat lengan di dada.

Merry menarik tangan Dino. "No, kamu bantuin, dong!"

Dino berdehem. "Kayaknya lebih baik kalau kamu yang jelasin deh, Mer."

Merry mendesis kesal, lalu menunjuk wajah Dino. "Dino lagi patah hati gara-gara berantem sama cinta pertamanya. Makanya aku ajak dia ke sini dan undang kamu juga. Aku mau minta bantuanmu buat ngomong ke cewek itu dan ..."

"Wait!" Syvia mengangkat tangan, menghentikan kalimat Merry. "Cinta pertamanya Dino?"

Merry mengangguk. "Si Remmy itu. Aku udah ketemu dia dan ..."

"Wait, what?" Syvia tampak siap meledak.

"Biar aku yang jelasin deh, Vi," ucap Dino akhirnya. "Itu Danish biar tidur di dalam dulu. Kita ngobrol sambil ke supermarket. Aku butuh lebih banyak makanan karena kamu sama suamimu di sini."

"Ha!" Syvia mendengus meledek. Namun, dia menghampiri Daniel dan mengambil alih Danish, sebelum membawa Danish ke dalam. Tak lama, Syvia keluar dan berjalan lebih dulu ke arah supermarket.

"Safe trip ya, No," ucap Merry sebelum Dino pergi.

Dino mendengus dan menoleh pada Daniel. "Aku titip Merry," katanya sebelum pergi menyusul Syvia.

Begitu Dino menjajari langkahnya, Syvia berbicara sinis, "Aku tahu Merry nggak peka. Tapi, apa yang kamu lakuin sampai Merry bisa suka sama cowok lain?"

Dino berdehem. "Aku ... well, it happened too fast. Cuma dalam beberapa hari sejak Merry ketemu cowok itu ..."

"Apa?" Syvia lebih kaget lagi mendengar itu sampai dia menghentikan langkah.

Dino menggaruk kepalanya bingung. "Salahku. Beberapa hari terakhir aku sibuk kerja, lembur, dan aku nggak tahu dia ketemu cowok itu."

"Trus, cewek cinta pertamanya itu siapa? Si Remmy yang dia sebut itu siapa? Dia malah nggak tahu kalau Remmy itu nama dia yang aku balik," omel Syvia.

Dino meringis. "Itu ... temanku waktu kuliah di luar negeri, Wanda. Dia ... um, tahu beberapa rahasiaku. Tentang perasaanku ke Merry juga. Aku takut Wanda ngomong sembarangan dan bikin Merry shock, jadi, yah ... things getting complicated as you see now."

Syvia mengela napas tak percaya. "Trus, gimana rencana ke depanmu sama Merry? Kamu akan biarin dia pergi sama cowok yang dia pikir cinta sejatinya itu? Berapa hari dia kenal cowok itu? Pasti gara-gara pertemuan kayak drakor atau semacamnya gitu, kan?" Syvia siap meledak.

Dino kembali meringis dan mengangguk. "Biar aku cari tahu dulu siapa cowok itu."

"Setelah itu? Kalau dia orang baik, dia juga suka sama Merry, kamu mau ngelepas Merry gitu aja?" sembur Syvia.

My Bestfriend, My Husband (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang