-6- Malam Pertama

3.7K 291 57
                                    

Malam Pertama

Ketika Dino keluar dari kamar mandi, dilihatnya Merry duduk di atas tempat tidur hotel sambil menatap ponselnya lekat dan terdengar suara percakapan dengan bahasa yang dikenali Dino dengan bahasa Korea.

"Buruan tidur, Mer," tegur Dino.

"Iya, habis satu episode ini," balas Merry. "Uh, padahal di rumah aku udah nyiapin banyak camilan buat teman nonton. Tapi, aku udah capek banget mau pulang ke rumah."

"Kenapa nggak pesan? Di hotel kan ada minimarket?" sebut Dino.

"Malas," balas Merry tanpa mengalihkan tatap dari layar.

Dino menghela napas dan pergi ke sofa. Saat itulah, Merry mendongak dan bertanya padanya,

"Kamu nggak tidur?"

"Ini mau tidur," jawab Dino sembari berbaring di sofa.

"Di situ? Nggak di sini?" Merry menepuk tempat tidur.

Dino mengerutkan kening.

"Oh, kamu takut tidurmu keganggu gara-gara aku, ya?" Merry meringis. "Tapi, kamu tidur di sofa gitu pasti nggak nyaman. Apa kita pesan satu kamar lagi aja?"

"Nggak perlu," tepis Dino.

Merry merengut. "Aku jadi nggak enak sama kamu, No."

"Trus, kamu maunya gimana?" Dino pasrah.

Merry menepuk tempat di sebelahnya. "Kamu tidur di sini, deh. Pakai earpod kek, tutup kuping, kek."

Dino menghela napas. "Aku akan tidur di situ kalau kamu berhenti nonton drakor," syaratnya.

"Satu episode lagi, beneran. Kamu ikut nonton deh, sini. Biasanya aku ketiduran sambil nonton," ajak Merry.

Gadis itu tak tahu betapa berbahayanya berbaring dengan seorang pria di atas tempat tidur yang sama. Terutama jika pria itu suaminya.

Namun, Dino menuruti Merry. Ia pergi ke tempat tidur dan duduk di sebelah Merry, bersandar di kepala tempat tidur. Dino menahan napas ketika Merry bergeser mendekat padanya dan membagi pandangan akan layar ponselnya pada Dino.

"Nih No, noona cantik yang mau aku tunjukkin ke kamu. Cantik, kan?" Merry menunjuk tokoh perempuan yang sedang berbicara.

Standar Merry dan Dino tentang kecantikan jelas berbeda. Namun, Dino tak mengatakan apa pun. Sementara, Merry bersandar di kepala ranjang di sebelahnya dan melanjutkan menonton. Namun, Dino tak bisa fokus menonton karena keberadaan Merry yang begitu dekat di sebelahnya.

Di tengah kekhawatiran Dino akan fokusnya, tiba-tiba ia mendengar Merry terisak. Seolah situasinya sekarang belum cukup buruk, kini Merry juga menangis karena tokoh utama drama yang ditontonnya itu menangis.

"Mer, itu cuma drama, nggak beneran," hibur Dino sembari mengusap kepala Merry.

"Tapi, tetap sedih banget, No ..." isak Merry. Bahkan, isakannya semakin keras.

Merry benar, kehebohannya ketika menonton drama Korea sudah upgrade. Dulu, Merry hanya menangis sendiri tanpa suara. Dulu, dia hanya meneteskan air mata beberapa kali. Namun, kali ini .... Dino menghela napas dan menarik Merry agar bersandar di bahunya. Dino mengusap lembut kepala Merry dalam usahanya menenangkan Merry. Siapa sangka, tugas pertamanya sebagai suami Merry adalah menenangkan Merry yang menangis karena drama Korea.

Akhirnya, setelah empat puluh menit mereka menonton bersama dan Merry menangis selama tiga menit, Merry tertidur dengan posisi kepala bersandar di bahu Dino. Dino menunggu sampai Merry lebih lelap dalam tidurnya sebelum mengambil alih ponsel dari tangan Merry, mengamankannya di meja samping tempat tidur. Lalu, ia melepaskan kacamata Merry dan meletakkannya di samping ponsel gadis itu.

My Bestfriend, My Husband (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang