-29- I'll Let You Go

2.6K 199 108
                                    

I'll Let You Go

Setelah semalam Dino tidur di mobil Merry di halaman rumah Syvia, ia terbangun karena ketukan di jendela mobil Merry. Dino menoleh ke jendela mobil dan melihat Alyra Brawijaya berdiri di luar mobil Merry.

Dino membuka jendela kaca mobil, dan hal pertama yang didengarnya dari Lyra adalah, "Good morning, Pengecut."

Dino berdehem. Di belakang Lyra, muncul Erlan bersama putri mereka yang berseru riang,

"Dedek bayiii ..."

Dino melihat Crystal, putri Lyra dan Erlan yang sudah berusia sebelas tahun, berlari ke pintu rumah Syvia, tempat Syvia muncul sambil menggendong Danish. Gadis itu menciumi wajah Danish penuh sayang sebelum berseru pada Lyra,

"Ma, aku mau adik bayi, Ma! Aku kan, udah bilang ke Mama sama Papa kalau aku mau adik bayi. Kapan itu waktu Mama ke sini lihat adik bayinya sendiri, aku juga nggak diajak! We're on war, Ma!"

Lyra menghela napas. "Kayaknya, semua orang bisa langsung tahu kalau dia anakku, ya?" ucapnya pada Dino.

Dino meringis. Ingin mengiyakan, tapi menjadi musuh Lyra jelas bukan pilihan yang bagus. Dilihatnya Erlan menghampiri Crystal untuk menghiburnya dengan,

"Sekarang kan, kamu udah ketemu Danish, let's not going on any war, okay, Sweetheart? Nanti Papa bujukin mamamu buat kasih adik bayi."

"You've been doing that for years, Pa, and it's not working," balas Crystal kesal. "It's been 11 years. Ugh."

"She sure is my daughter," desah Lyra pasrah.

Dino melihat Daniel juga keluar dan mengajak Erlan serta Crystal masuk. Dino sempat melihat Daniel melempar senyum kecil ke arah Dino ketika melihat kehadiran Lyra. Senyum meledek.

"Tapi, ngapain kamu tidur di sini?" tanya Lyra kemudian.

"Nggak pa-pa, Tante," jawab Dino seadanya.

"Kamu takut Merry kabur kalau lihat kamu di rumah Syvia?" dengus Lyra geli.

Dino berdehem.

"Kamu mau ambil satu permintaanmu sekarang?" tawar Lyra.

Ah, benar. Satu permintaan. Syvia bilang, Lyra bisa mengabulkan apa pun.

"Ya," jawab Dino cepat.

Lyra mengangguk kecil, menunggu.

"Aku ... cuma pengen Merry bahagia. Aku akan ngelakuin apa pun asal Merry bahagia, Tante," sebut Dino.

"Bahkan meski kamu harus ngelepas dia?" sebut Lyra.

Dino menarik napas. Ingatan ketika Merry menangis semalam menguatkan hatinya ketika ia mengangguk. "Apa pun. Aku akan ngelakuin apa pun asal Merry bahagia."

"Poor thing," ucap Lyra sembari menghela napas. "Oke. Dengan ini, kamu punya utang sama Tante, ya?" Lyra mengerdip, lalu pergi begitu saja.

Dino menghela napas. Berharap, Lyra benar-benar bisa mengabulkan satu-satunya harapan Dino itu.

***

Merry mengerjap bingung mendengar kata-kata Lyra yang duduk di tepi tempat tidurnya.

"Tante ... barusan bilang apa?" Merry tak yakin ia mendengarkan dengan benar.

"Dino suka sama kamu."

"Dino ngomong gitu ke Tante Lyra?" tanya Merry ragu.

Lyra tersenyum geli. "Semua orang tahu itu. Kecuali kamu."

My Bestfriend, My Husband (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang