-19- Orang Ketiga

1.8K 189 43
                                    

Orang Ketiga

Syvia melotot kaget mendengar cerita Merry, sebelum terbahak keras. Matanya sampai berair saking hebohnya tertawa. Bahkan Danish yang tadinya sedang bermain di sebelahnya sampai menoleh heran menatap mamanya.

"Pasti mukanya Dino merah banget," kata Syvia begitu tawanya reda.

Merry mengangguk kuat. "Lagian, dia juga, sih. Ngejar cinta pertamanya nggak mau, tapi masih bucin."

"Well, karena cinta pertamanya itu cewek yang ... nggak biasa," ucap Syvia.

"Tapi, kamu udah pernah ketemu dia, Vi?" Merry penasaran.

Syvia mengangguk.

"Kok kamu nggak ngajak aku, sih?" protes Merry.

Syvia meringis. "Sori, sori."

"Tapi, dia cantik nggak, Vi?" tanya Merry.

"Cantik," jawab Syvia.

"Baik?" tanya Merry lagi. "Dino bilang, dia itu polos banget."

Syvia tersenyum geli dan mengangguk. "Kebangetan polosnya. She's amazing."

Merry mengerang frustrasi. "Aku jadi makin penasaran kan, sama dia." Merry cemberut kesal. "Trus, namanya siapa?"

Syvia berpikir sejenak, mungkin mempertimbangkan apa Dino akan marah padanya atau tidak. "Namanya ... Remmy," beritahu Syvia akhirnya.

"Remmy?" Merry mengerutkan kening. "Emang ada teman SMA kita yang namanya itu?"

"Kamu tahunya cuma aku sama Dino, kan?" sebut Syvia geli.

Merry nyengir dan mengangguk mengakui. "Aku beneran pengen ketemu sama dia, deh."

Syvia tersenyum geli. "Coba deh, kamu minta ke Dino temuin kamu sama cewek itu. Toh, sekarang kamu udah tahu namanya."

Merry mengerjap antusias. "Benar juga. Kalau gitu, aku pergi dulu ya, Vi? Sebelum ke kelas masakku hari ini, aku mampir ke kantor Dino dulu, deh. Thanks, Vi. See you ..." pamit Merry sebelum berdiri dan akan pergi, tapi ia kembali untuk duduk di depan Danish dan memeluknya, lalu mencium pipinya gemas, baru kemudian ia benar-benar pergi. Untuk menemui Dino. Untuk bertemu cinta pertama Dino, Nona Remmy yang baik dan polos.

***

Ketika sekretarisnya memberitahu jika ada tamu wanita yang datang, Dino langsung antusias dan menyuruh sekretarisnya membiarkannya langsung masuk. Ia menaikkan kacamatanya yang melorot, lalu merapikan rambutnya, juga kemejanya. Dino berdiri dari kursinya dan pergi ke depan meja kerjanya. Dino memasang pose keren sambil bersandar di meja kerjanya. Dino sudah berpose, tapi merasa ada yang kurang. Dino menyambar sembarang berkas di mejanya dan sok membacanya.

Saat itulah, pintu ruangannya terbuka. Dino berbicara masih sambil menatap berkasnya, "Kamu butuh sesuatu, Mer?"

"Sayangnya, aku bukan orang yang kamu tunggu."

Suara itu membuat Dino menoleh. Betapa terkejutnya Dino ketika melihat Wanda di sana.

"Kamu ...?"

"Makin lama aku makin cemburu sama istrimu," ucap Wanda sembari duduk di sofa.

"Kamu mau apa ke sini?" sinis Dino.

Wanda mengedik ke sofa di depannya. "Duduk dulu. Kita omongin ini baik-baik. Atau, perlu aku undang istrimu ke sini?"

Dino menggeram kesal, lalu terpaksa menuruti Wanda dan duduk di sofa seberangnya.

My Bestfriend, My Husband (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang