-9- Beda Server

2.2K 223 52
                                    

Beda Server

Malam itu, semua berjalan lancar. Dino sudah menyiapkan makan malam romantis untuk Merry dan dirinya. Ada lilin di meja makan. Bahkan, Dino menyewa seluruh restoran malam itu. Merry terpukau ketika memasuki restoran yang berdekorasi romantis, sesuai pesanan Dino. Bahkan, gadis itu berseru gembira ketika melihat lilinnya. Menyebut ini bahkan bukan ulang tahunnya, seharusnya tidak perlu ada lilin. Menggemaskan, kan?

Dino dan Merry sudah duduk di meja makan. Dino memakai pakaian terbaiknya, menata rambut pendeknya sedemikian rupa, dan di depannya Merry memakai gaun barunya yang cantik. Meski lagi-lagi bagian bahunya terbuka. Namun, Dino menahan diri untuk protes ketika Merry memakai jas putih di atas bahunya.

"No, ini romantis banget. Kayak di drakor-drakor gitu," ucap Merry antusias.

Dino tersenyum. Memang itu tujuannya. Jika perlu, ia akan menciptakan semua adegan-adegan romantis di drama Korea kesukaan Merry. Hanya demi mendapatkan hati gadis itu.

Namun, siapa sangka, Merry mematahkan harapan dan usaha Dino secepat ini. Dino sudah akan memanggil pelayan restoran ketika dia melihat rombongan keluarga kecil yang dikenalinya di pintu restoran. Dino mengerutkan kening ketika melihat Daniel dan Syvia yang menggendong Danish, masuk ke restoran itu. Apa Syvia juga menyewa restoran ini malam ini? Apa ada kesalahan untuk jadwalnya?

"No, aku ngundang Kak Daniel sama Syvia." Merry memberikan jawaban untuk tanya dalam hati Dino tadi, dengan ekspresi bahagia yang begitu polos.

Oh, Merry, istrinya. Di drama Korea mana ketika tokoh utamanya makan malam romantis, mereka malah membawa rombongan keluarga kecil begini?

"Mer ... kamu yakin, ini makan malam spesial buat aku juga?" tanya Syvia ragu begitu ia berdiri di samping Merry.

Merry mengangguk. "Kan, ini makan malam bareng pertama kita setelah aku sama Dino nikah. Makanya spesial." Merry menoleh pada Dino. "Iya kan, No?"

Dino hanya bisa mengangguk pasrah. Ia sempat melihat Daniel menunduk dan tertawa tanpa suara. Sementara, Syvia menatap Dino ragu. Dia menunjuk lilin dan bertanya pada Dino,

"Kamu ... beneran pengen aku ikut makan malam kayak gini?"

Dino berdehem. "Sori, Vi. Beda server. Kamu tahu Merry."

Syvia berusaha menahan tawa.

"Duduk deh, Vi, Kak," tawar Merry. Namun, ketika gadis itu menoleh ke samping, dia menyadari tidak ada kursi selain kursinya dan kursi Dino. Tentu saja bukan Merry namanya jika begitu saja kehabisan akal. Dia pergi ke meja lain dan menggeser kursi. Beberapa pelayan dan manajer restoran langsung menghampiri meja mereka, sementara Daniel membantu Merry memindahkan kursinya.

"Ada yang bisa saya bantu?" tanya sang manajer restoran.

"Kursinya kurang," Merry menjawab. "Oh iya, sama tolong kursi bayinya satu, ya? We have a baby here." Merry menunjuk Danish.

Manajer restoran menatap Dino bingung. Tentu saja, ini bukan rencananya, tapi Dino mengangguk. Ia bahkan tak akan terkejut jika sepanjang acara makan malam nanti, Daniel dan Syvia akan sibuk menahan tawa untuknya.

***

"No? Kamu nyiapin kue juga?" Mata Merry melebar melihat pelayan muncul dengan troli makanan, membawa kue berhias stroberi di atasnya. Merry menoleh pada Dino yang duduk di sampingnya, menuntut jawaban.

Dino berdehem. "Buat dessert."

"Ya, tapi nggak harus kue utuh juga. Kan, sepotong juga cukup," jawab Merry. "Tapi, makasih ya, No."

My Bestfriend, My Husband (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang