-30- Take You Home

2.9K 231 64
                                    

Take You Home

Merry dan Dino kini ada di mobil Merry yang masih ada di halaman rumah Syvia. Merry sudah berhenti menangis, meski masih sesenggukan.

"Kamu nggak pa-pa, Mer?" tanya Dino.

Merry sesenggukan, menggeleng. Gadis itu menghapus air mata dan menyusut hidungnya dengan jaket Dino.

Dino membuka sebotol air minum yang tadi diantarkan Syvia dan menyodorkannya pada Merry. "Minum dulu, Mer."

Merry menerima botol minuman itu dan meminum isinya. Ia menyerahkannya kembali pada Dino setelah mengosongkan hampir separuh isinya.

"Kamu semalam tidur di sini?" tanya Merry, masih sesenggukan.

Dino mengangguk.

"Kamu semalam langsung ke sini gara-gara dikasih tahu Syvia kalau aku nangis?" tanya Merry lagi.

Dino mengangguk, mengaku.

"Ada yang mau kamu omongin ke aku?" tuntut gadis itu.

Dino mengangguk. "Maaf," ucapnya. "Maaf, karena aku nggak jujur ke kamu sejak awal. Semalam, aku ambil mobilmu ke restoran Raihan dan dia bilang, kamu udah tahu tentang Raihan sama Wanda."

"Jangan nyebut nama cewek itu. Aku nggak suka," ucap Merry.

"Oke. Jadi, um ... tentang mereka. Raihan bilang, kamu udah tahu tentang mereka. Maaf, aku nggak bermaksud bohongin kamu atau apa. Aku cuma ... takut kamu akan terluka kayak gini kalau tahu tentang Raihan. Kamu suka banget sama Raihan, jadi aku terpaksa nyembunyiin ini dari kamu. Meski Raihan dekatin kamu karena cewek itu, tapi Raihan tulus sama kamu. Dia beneran suka sama kamu. Dia ..."

"Trus, kamu?" Merry memotong.

Dino mengerutkan kening. "Aku ... kenapa?"

"Kamu suka nggak sama aku?" tanya Merry.

Dino tertegun mendengar tanya Merry. "Tante Lyra ... ngomong apa aja ke kamu?" cemas Dino.

"Tante Lyra bilang, kamu suka sama aku. Sejak lama," jawab Merry.

Dino memejamkan mata, berpikir cepat. "Mer, itu ..."

"Ya atau enggak?" tuntut Merry.

Dino menarik napas dalam dan membuka mata. "Ya. Ya, aku suka sama kamu. Sejak lama. Sebenarnya, cinta pertamaku itu kamu. Tapi, itu nggak akan ngubah apa pun di antara kita, Mer. Aku tetap sahabatmu, aku tetap sahabat terbaikmu. Jadi, kamu nggak perlu khawatir tentang perasaanku ke kamu. Itu urusanku. Yang terpenting sekarang, kamu mau gimana sama Raihan?

"Kamu pasti masih marah sama aku, kan? Aku ngerti. Tapi, Raihan beneran tulus suka sama kamu. Kalau kamu mau aku pergi, aku akan pergi. Tapi, aku cuma minta satu hal ke kamu. Tolong bahagia sama Raihan. Tolong jangan sedih lagi kayak gini. Aku akan kasih apa pun yang kamu mau, Mer. Jadi, tolong ..."

Tangisan keras Merry menghentikan kalimat Dino, membuatnya mematung, terpukul.

"Jadi, selama ini, cewek yang kamu bilang polos, baik dan nggak peka itu aku?" ucap Merry di tengah tangisnya.

"Mer, maaf, aku ..."

"Dan aku malah bilang kalau aku nggak pantas buat kamu ..." Merry terus menangis.

Dino semakin bingung dan panik karena Merry terus menangis. "Mer, please ..."

"Dan cewek yang bikin kamu patah hati itu ... aku?" Merry menunjuk dirinya sendiri.

Dino menghela napas dan mengangguk pasrah.

"Aku bahkan nggak tahu apa pun tentang itu dan nyebutin tentang aku yang lagi suka sama cowok lain di depanmu ..." tangis Merry.

My Bestfriend, My Husband (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang