Seoul, kota yang dihuni oleh sepuluh juta jiwa ini, tentu saja akan mulai terasa hiruk pikuknya ketika pagi menjelang. Termasuk di sebuah apartment sederhana milik kakak beradik dari keluarga Han, yang berasal dari Busan.
Han Hana dan Han Sarang, kakak beradik yang memutuskan untuk tinggal di Seoul, Hana bekerja di sebuah kantor yang sangat ternama di Seoul, Jeon Corporation. Satu-satunya perusahaan yang diimpi-impikan Hana sejak dulu.
Sementara adiknya, Han Sarang. Mantan model majalah dewasa, dirinya mengambil cuti cukup lama. Secara keuangan, mereka masuk ke dalam, kategori berada. Keluarga Han begitu dikenal di Busan. Namun Tuan dan Nyonya Han selalu mengajarkan anak-anaknya untuk mandiri dan tidak bergantung pada orangtua.
"Wajahmu, seperti lobster baru matang" ujar Hasa lalu kembali membaca buku yang berada di tangannya. Sebut dia kutu buku yang seksi serta penggoda ulung bagai iblis penghasut.
"Jaga bicaramu, Hasa! Aku, ah! Aku rasanya memang tidak sehat hari ini."
Hana memilih duduk di samping Hasa, gadis itu melirik kakaknya, dengan gerakan malas, ia menempelkan tangannya di kening Hana. Panas, Hasa mulai panik. Walaupun sering sekali berbeda pendapat dan bertengkar, Hasa jelas sayang sekali dengan Hana.
"Libur saja, kau izin dengan boss kolot mu."
"Tidak bisa. Dia pasti akan memarahiku saat aku masuk, kau tau, dia sedikit galak dan yeah, aneh."
"Aku tau, siapa namanya? Jeon Kookoo?"
"Jeon Jungkook, bodoh!" pekik Hana lalu kembali memijit keningnya yang terasa menusuk-nusuk. Pusing dan berkunang matanya. Jika dipaksa bekerja, mungkin dia akan pingsan saat pertama kali melangkah ke kantor.
"Kemarikan nomor si kolot itu, aku yang bicara padanya. Kalau dia tidak mengizinkan, aku akan datang ke sana, mendudukkan bokongku di meja kerja milik Jeon siapalah itu."
"Mulutmu seperti tidak pernah dipoles kata-kata baik" ucap Hana.
Gadis itu terus memijit keningnya. Tidak lama setelah itu, Hana menarik buku yang Hasa baca, membuat si empunya menatap marah lalu menggeleng dan memberikan gerakan menolak.
"Tidak! Aku tau kau berpikirkan bodoh! Tapi serius eonni, kali ini jangan libatkan aku!" ujar Hasa.
"Sekali saja, toh jarang sekali kau menolongku! Kemarin ku belikan kau buku satu paket, sekarang adalah kesempatan mu membayarnya."
"Astaga, aku sudah bilang kemarin, berapa yang h—"
"Gantikan aku Hasa, satu hari saja" pinta Hana.
"—shit" gumam Hasa setelah itu.
Hasa mengerutkan keningnya lalu menghela nafas berat, ia bangkit dari duduknya.
"Terima kasih, adik manis!" teriak Hana lalu berbaring di sofa. Akhirnya, masalah selesai.
"Fuck you!" teriak Hasa dari atas. Hana tertawa lalu kembali mendesis karena pusingnya melanda.
Hasa membuka lemari pakaiannya. Apa yang harus ia pakai? Kemeja panjang dengan celana bahan yang terlihag kolot dan kuno seperti yang biasa dipakai Hana. Atau sesuatu yang baru, atau mungkin bikini saja. Pusing otaknya. Hasa itu, model seksi, pakaianya tentu saja tidak ada yang tertutup. Ada, tapi sengaja tidak dipakai, kecuali orangtua nya datang dari Busan.
"Boss kolot dan sekretaris kuno, cocok sekali. Pantas Hana rajin masuk kerja. Ada tali benang tak kasat mata, di antara sesama orang tidak modis."
Hasa mengambil kemeja satin berwarna merah marun dengan rok ketat berwarna hitam. Tidak buruk juga pikirnya dan masih dalam kategori pantas dipakai untuk ke kantor, dirinya sendiri tidak yakin, memangnya boleh menggantikan kerja seperti ini?
Tidak mau pusing, Hasa buru-buru mengganti pakaiannya, memberikan riasan tipis lalu bergegas turun ke bawah. Hana berdiri di depan pintu apartment dengan mata terpejam.
"Kau yakin, ini boleh dilakukan?" tanya Hasa sambil memilih alas kaki yang cocok.
"Ya, aku sudah menghubunginya tadi. Dia bilang, tidak apa, asalkan kau tidak menyusahkan."
Kening Hasa berkerut. Dia? Menyusahkan?
"Setan" gumamnya pelan lalu setelah selesai memakai high heels hitam, Hasa mendekat ke arah Hana.
"Jaga dirimu, aku akan pulang jika ada apa-apa. Posisi ponsel harus dekat denganmu" pesan Hasa. Hasa mengangguk pelan lalu membukakan pintu.
"Selamat bekerja" ujarnya main-main. Hasa merotasikan matanya lalu bergegas pergi.
Dan, inilah titik berengseknya. Awal di mana semua kenakalan dan keerotisan akan dimulai.
Tbc
Hai temen-temen, ini new story. Aku bakal ngejelasin sedikit tentang umur mereka yaa.Hasa 21 tahun.
Hana 33 tahun.
Jungkook 30 tahun.
Taehyung & Jimin 32 tahun.
Seokjin 35 tahun.
Namjoon & Hoseok 33 tahun.
Yoongi 34 tahun.Kira-kira begini gambaran umur. Lalu kita masuk ke karakter, Hasa di sini, nakal, manja tapi bukan lemah, aku suka tokoh yang kuat, dan Hasa adalah tokoh kuat, seperti independent woman. Seksi, menggoda, di mana semua seperti ada di atas telapak tangan Hasa, dia ini pintar mengendalikan seseorang dan keadaan, cerdik.
Lalu Jungkook, mungkin deskripsi dan dialog di atas, sudah cukup menggambarkan sosok Jungkook. Untuk Taehyung, tidak jauh beda dari Jungkook, tapi Taehyung jauh lebih berani, sedangkan Jungkook, main halus. Tapi tiba-tiba menusuk dalam.
So, aku harap kalian suka sama cerita ini...
KAMU SEDANG MEMBACA
SIR ✓
Fanfiction[ Be wise: Mature Content] Seharusnya posisiku hanya duduk di kursi milik kakakku, Han Hana. Mengerjakan tugasnya lalu mengatur jadwal si boss 'membosankan' yang sering dia ceritakan padaku. Boss yang kuno, jauh dari kata, fashionable. Tapi, hari p...