Scene terakhir...
"Kau memang punya hak untuk menolak-"
Jimin melepas pelukan mereka, tangannya membelai wajah Hasa dengan pelan.
"-tapi kau tidak bisa menghalangi aku, Hasa. Kita semua punya tujuan masing-masing, bukan? Ayo main dengan adil."
So, enjoy it~
____________________________
"Jadi, Taehyung hanya menanyakan kabarmu tadi?"
Hasa mengangguk dengan cepat. Terpaksa berbohong, jika dia menjawab jujur, nanti malam, dirinya tidak akan bisa pergi ke apartment Taehyung. Entah kenapa, semakin lama, rasanya Jimin semakin berkuasa atas dirinya. Tidak bisa begitu, Hasa tetap ingin memegang jalannya sendiri. Dia itu, akan menang di atas pria-pria itu, Jungkook, Taehyung, Jimin. Mereka harus tunduk, bukan dirinya.
"Jangan melamun."
"Mau tambah lagi?" tanya Hasa sambil membuka botol soju kedua. Jimin mengangguk dan mendekatkan gelasnya yang telah kosong, Hasa menuangnya dengan pelan.
"Jadi, soal lukisan, bisa kita bahas sekarang?" ujar Jimin dan Hasa berlagak seperti orang menimang-nimang.
"Begini, Mr Park. Aku sudah tidak ingin peduli lagi dengan Sir Jeon. Secara garis besar, aku juga tidak peduli lagi dengan apa dan siapa Mr Kim. Aku berhenti dengan permainan kalian. Aku, sungguh-sungguh dengan Daniel, hanya menunggu waktu saja."
Jimin memandangi gadis itu ketika bercerita.
"Oh. Tapi setauku, Daniel masuk rumah sakit."
"Ha?!"
"Iya. Dia dipukuli katanya. Kasihan ya? Tapi sudah pulang kok, aku tau dari seseorang yang kenal dengannya."
"Siapa yang memukuli Daniel?! Kau pasti tau!" bentak Hasa mati-matian. Jimin mengambil tangan gadis itu lalu mencium punggung tangannya dan beralih menuju pergelangan tangan Hasa.
"Tidak tau. Memangnya aku pengasuh Daniel?"
Benar juga, pikir Hasa secara spontan.
"Sejak kapan ada itu di sini?" Jimin menunjuk ke arah sebuah hoodie yang ada di atas sofa. Hasa buru-buru mendorong pakaian itu hingga jatuh.
"Sejak aku membelinya."
"Seperti punya Jungkook," sindir Jimin.
"Bukan!" pekik gadis itu.
Jimin menaruh gelasnya. Lalu memberikan memberikan sebuah amplop coklat. Pria itu menatap Hasa sambil tersenyum tipis. Sementara gadis itu menatap pemberian Jimin dengan bingung.
"Foto siapa?" tanya Hasa.
"Ini saat kejadian di Jepang. Di mana kau hampir tertembak, aku ternyata tau pelakunya. Dia ada di satu frame denganmu. Cari ya, cantik. Fuck, kalau dirimu bukan 'gadis kecilnya' Jungkook, pasti sudah ku cumbu di sini," setelah mengatakan itu, Hasa mendapat kecupan di pipinya oleh Jimin. Pria itu bangkit dari duduknya dan bergegas ingin pulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
SIR ✓
Fanfiction[ Be wise: Mature Content] Seharusnya posisiku hanya duduk di kursi milik kakakku, Han Hana. Mengerjakan tugasnya lalu mengatur jadwal si boss 'membosankan' yang sering dia ceritakan padaku. Boss yang kuno, jauh dari kata, fashionable. Tapi, hari p...