Scene terakhir...
"Dasar denial. Kau tau saja aku suka tantangan. Lalu sekarang-"
Jemari kakinya turun menuju leher Jungkook.
"-kau ingin apakan aku, Sir?"
So, enjoy it~
____________________________
Kaki Hasa kembali turun, menuju dada Jungkook lalu perutnya dan-
"Mau sejauh apa, kau menggerayangiku, Kid?"
"Sejauh apapun. Agar dirimu ingat aku melalui sentuhan, sama seperti dirimu mengotori kulitku dengan jemarimu, Sir Jeon."
Jungkook meraih kaki gadis itu lalu melepas stockingnya dengan berantakan. Kemudian menjajahkan bibirnya dari mata kaki hingga pangkal paha.
Hasa meremas surai Jungkook yang sudah berada dalam jangkauan. Pria itu sampai pada privasi sang gadis, lalu semakin naik menuju perut, dada, leher- Hasa menutup matanya. Tidak mendapat afeksi lebih, gadis itu membuka mata dan melihat leher Jungkook. Sebuah kecupan lembut mendarat kening Hasa.
"Sir, maafkan aku jika lancang. Inilah aku. Ku harap kau selalu membawa obat anti darah tinggi."
Kening Jungkook berkerut, Hasa melepas dasi pria itu dan entah belajar dari mana, justru sekarang ia duduk di perut Jungkook dan menutup kedua mata pria itu dengan ikatan dasi.
"Aku ingin jadi pacarmu" kata Hasa.
"Aku tidak mengenal kata pacaran lagi, Kid. Jika dirimu menginginkan itu, aku bukanlah orangnya."
Bibir Hasa bergetar. Gadis itu mencium leher Jungkook, menyeret bibirnya melewati tengah dada bidang sang pria, lalu perut dengan otot keras, dan berhenti di depan resleting.
"Cukup, Girl!" ujar Jungkook sambil menahan kepala Hasa ketika gadis itu berniat membuka resletingnya menggunakan gigi.
Jungkook melepas ikatan yang membuatnya kesal. Lalu menatap nyalang ke arah yang lebih muda.
"Jika dirimu ingin mendominasiku. Kau harus mengikat tanganku terlebih dahulu, Love."
Bolamata Hasa melebar ketika Jungkook kembali memutar posisi. Pria itu berbisik.
"Percintaan anak muda yang ada di otakmu. Tidak akan pernah kau dapatkan dariku. Aku, tidak suka terlihat hubungan dengan anak kecil merintis dewasa. Aku suka yang sudah matang, seperti kakakmu contohnya."
Hasa mengigit bibirnya. Membuat si pria Jeon sedikit terganggu dengan itu. Kenapa harus mengigit bibir sendiri, ketika bibir itu selalu ingin digigiti oleh yang lain.
Jungkook menoleh ke arah ponselnya yang berdering. Ia menjauh dari Hasa. Gadis itu langsung duduk di tepi ranjang.
"Hana Noona" ucap Jungkook pelan sekali. Sangat berbeda dengan nada bicaranya dengan Hasa. Gadis itu meremat sisi ranjang dengan kuat.
"Oh ya? Apa Noona sudah pulang sekarang?" terlihat raut khawatir yang bahkan tidak pernah Hasa lihat jika dengan dirinya.
"Baiklah. Oh satu lagi, hati-hati Noona. Selamat malam. Ya, aku di apartment kalian. Hasa belum tidur. Dia-"
KAMU SEDANG MEMBACA
SIR ✓
Fanfiction[ Be wise: Mature Content] Seharusnya posisiku hanya duduk di kursi milik kakakku, Han Hana. Mengerjakan tugasnya lalu mengatur jadwal si boss 'membosankan' yang sering dia ceritakan padaku. Boss yang kuno, jauh dari kata, fashionable. Tapi, hari p...