Scene terakhir...
Maka dengan langkah cepat, Hasa masuk ke dalam apartmentnya. Menaruh high heels yang dipakai, dan berniat merebahkan diri di atas sofa sebelum akhirnya ia berteriak kencang, karena Jimin duduk di sana dengan sekaleng cola di tangan.
"What the- Mr Park!"
So, enjoy it~
___________________________
"Jungkook menelfonku seperti orang kesetanan untuk sekadar mengetahui lokasi apartment terdekat Taehyung dari bandara."
Hasa duduk di seberang pria itu. Masih dengan raut terkejut karena Jimin bisa masuk ke dalam apartmentnya. Apakah ini bisa disebut penyusup handal.
"Salah satu pertanyaan terbesar yang ada di otak ku adalah, kenapa kau bisa masuk kemari?" tanya Hasa. Jimin mengibaskan tangannya di udara, seolah-olah itu adalah hal kecil.
"Aku menghubungi kakak mu dan berkata, kau telah nakal lalu dibawa oleh Taehyung dan boom! Aku dapat password apartment ini."
"Sebenarnya aku ingin tetap sopan, tapi kau sangat sialan, Mr Park."
"Terima kasih, jangan ragu untuk memujiku."
Hasa menggelengkan kepalanya, lalu gadis itu bersandar di sofa. Hari ini, semuanya terlampau membuat lelah. Termasuk menghadapi ciuman Kim Taehyung. Ada yang aneh.
"Shit, apa yang terjadi dengan lehermu? Kau dicegat berandal?"
Jimin berniat menyentuh leher Hasa, namun gadis itu memberi gerakan menolak.
"Mr Park-"
Hasa menarik nafas panjang.
"-Aku mendapatkannya ketika berciuman dengan Mr Kim. K-kau tau, dia mencengkram leherku dengan kuat, rasanya mau pingsan berulang kali."
"Kalung itu?" tanya Jimin.
"Dari Mr Kim. Hadiah katanya."
"Lepas, kemari ku bantu melepaskannya."
Kening Hasa berkerut, lancangnya pemuda Park itu.
"Pardon?"
"Akan aku jelaskan, tapi lepas terlebih dahulu."
"Oke, lepaskan untukku" ujar Hasa sambil membelakangi Jimin, pria itu menyibak rambutnya dan melepas kalung tersebut serta memasukannya ke dalam saku celana.
"Hasa dengar, jujur aku masih terbayang kejadian di Jepang, saat kau ingin tertembak. Aku memang bukan pria baik-baik, atau mungkin aku bukan pria yang selalu melakukan hal baik. Tapi aku sungguh menyesal, ketika aku berkata, aku melihatmu, seperti aku melihat diriku sendiri. Itu tidak bohong, dan soal membahas membantu mendekati Jungkook atau Taehyung-"
Jimin menjilat bibirnya.
"-aku tidak serius dengan Taehyung, terserah kau menyebutnya apa. Kandidat bukan? Nah itu, aku tidak bisa. Tapi jika kau ingin Jungkook, akan ku bantu. Itu mudah, intinya tetaplah jadi dirimu sendiri. Jangan Taehyung, aku terkejut dia, oh! Maksudku kalian berciuman dan yah, kau bisa pulang dengan Jungkook kemari. Hasa, Taehyung tidak bisa kau kendalikan di atas tanganmu, berhenti main-main atau kau akan terkena senjata makan tuan."
KAMU SEDANG MEMBACA
SIR ✓
Fanfiction[ Be wise: Mature Content] Seharusnya posisiku hanya duduk di kursi milik kakakku, Han Hana. Mengerjakan tugasnya lalu mengatur jadwal si boss 'membosankan' yang sering dia ceritakan padaku. Boss yang kuno, jauh dari kata, fashionable. Tapi, hari p...