Scene terakhir...
Tertulis, 'Han Sarang, model majalah dewasa asal Korea ini, mengaku bahwa dirinya terang-terangan menolak, Jackson Wang. Aktor ternama yang sedang naik daun itu, diketahui memang menyukai sang model'.
So, enjoy it~
Mau tau dong, kalian vote atau komen ke berapa?
____________________________
"Kau keterlaluan, Sir!" bentak Hasa. Saat gadis itu sudah turun dari bahu Jungkook. Sungguh, pria itu membawanya seperti membawa gulungan karpet. Atau, karung gandum.
"Bisakah, dirimu berpikir lebih panjang? Aku hanya punya kau untuk dijaga! Jadi jangan buat aku merasa bodoh karena tidak bisa mengatur satu anak kecil menyusahkan sepertimu ini," ujar Jungkook tak kalah kuatnya. Hasa menatap pria itu dengan kening berkerut, apa maksud Jungkook sebenarnya. Ataukah ini karena Hana? Jungkook berjalan melewati Hasa. Pria itu memijit keningnya.
"Aku tidak butuh."
Mendengar itu, Jungkook berhenti namun tidak menoleh.
"Aku butuh dilindungimu jika itu bukan permintaan Hana. Aku bukan patung batu, Sir. Aku tidak tau apa yang kau bicarakan dengan kakak ku tadi pagi, tapi aku ingin bilang, dia sudah merencanakan pernikahan dengan kakak sepupu temanku."
Pria itu memejamkan matanya, tangannya mengepal. Bibirnya sengaja ia bungkam. Berniat menjawab, namun takut semuanya berantakan. Hasa tidak akan mengerti sekalipun Jungkook membuat penjelasan sepanjang pidato negara. Yang ada di otak gadis itu adalah kesenangan, sementara yang ada di otak Jungkook adalah keselamatan. Miris, perbedaan mereka sangat bertolak.
"Untuk apa kau menciumku jika yang kau sukai adalah kakak ku?! Aku bukan Hana! Ak-"
"Jaga bicaramu," ucap Jungkook pelan, namun Hasa mendengarnya dengan baik. Telinga gadis itu sebenarnya selalu mendengarkan Jungkook dengan sangat baik.
Hasa memilih untuk mematikan lampu kamar dan langsung berbaring di ranjangnya. Jungkook juga tidak mengatakan apa-apa sehabis itu, ia memilih untuk tidur. Posisi mereka membelakangi satu sama lain.
Cukup lama mendengar denting jarum jam yang membuat grogi. Jungkook terbangun, ia berjalan mendekat ke arah Hasa. Menatap wajah itu yang sudah terlelap dalam tidurnya. Tangan Jungkook meremat selimut yang Hasa kenakan.
"Kau memang bukan Hana, jauh berbeda. Kau terlalu banyak bertindak gegabah, sementara Hana bertindak dengan tepat. Kau selalu menempatkan dirimu dalam bahaya, sedangkan Hana selalu ada di zona aman. Kau, benar-benar berbeda dengan Hana. Aku benci mengatakan ini, kau membuatku sakit kepala."
+++
Pesawat pribadi dengan tujuan Tokyo Seoul telah lepas landas. Hasa memilih duduk di dekat jendela dan seperti biasa, Jungkook duduk di sampingnya. Gadis itu tidak keberatan, perihal percakapan semalam, ia memilih melupakan itu. Anggap saja tidak pernah terjadi. Hasa bukan tipikal orang yang akan larut dalam kesedihan. Jalannya masih panjang sekali, dia tidak akan menyia-nyiakan itu.
Jungkook menyenggol lengan Hasa. Gadis itu menoleh dan memberikan senyum ke arah si boss. Jungkook menelan air liur. Ia menaruh kotak yang dipegang.
KAMU SEDANG MEMBACA
SIR ✓
Fanfiction[ Be wise: Mature Content] Seharusnya posisiku hanya duduk di kursi milik kakakku, Han Hana. Mengerjakan tugasnya lalu mengatur jadwal si boss 'membosankan' yang sering dia ceritakan padaku. Boss yang kuno, jauh dari kata, fashionable. Tapi, hari p...