S - 26

13.5K 1.8K 276
                                    

Scene terakhir...

Begitu nyaring, bagaimana geraman frustrasi Jungkook disertai suara serak Hasa yang berulang kali menyebutkan nama pria itu. Sebenarnya tidak ada yang istimewa, hanya saja angka dua membuat pikiran Hasa melayang malam itu juga. Tanpa penyatuan layaknya masa pesta di rumah kediaman Jeon saat itu.

So, enjoy it~
(!Sambil dengarin Paper Hearts - JK di soundcloud!)
____________________________



Setelah mendorong Jungkook dengan sekuat mungkin. Hasa keluar membawa bathrobe dan berlari menuju kamar tamu. Mengunci pintu kamar dengan cepat.

"Kid!" teriak Jungkook dari luar. Hasa menutup telinganya sambil duduk di bawah kasur, kakinya menekuk. Terlalu takut, takut tidak bisa meninggalkan Seoul. Padahal semua sudah di depan mata. Lusa, dia sudah pergi.

"Dengarkan aku, Kid."

Jungkook menempelkan keningnya di pintu kamar itu. Hasa perlahan berjalan menuju pintu, tidak bermaksud untuk membuka pintu. Hanya berniat mendengar perkataan Jungkook.

"Kid, kau di sana?" tanya Jungkook lagi. Hasa tidak menjawab.

"Oke, kau di sana. Tolong ganti pakaianmu. Basah, kau bisa sakit. Kakak mu akan khawatir. Lalu, tolong jangan mendesak ku lagi dengan pertanyaanmu atau ajakan untuk berpacaran."

Pria itu mengepalkan tangannya.

"Kau, hanya cinta sesaat denganku. Sedangkan aku, pria berumur tiga puluh tahun ini, tidak membutuhkan itu lagi. Aku tidak mengenal berpacaran, aku menyusun rencana untuk menikah. Kau tentu tidak mengerti itu, dewasalah Kid."

Hasa kembali menjatuhkan dirinya. Duduk meringkuk di balik pintu.

"Dewasalah dengan prosesmu sendiri. Nanti kau akan paham. Aku bukan pria seperti kenalanmu yang seolah siap menunjukkan kebahagiaan. Aku mencari dan berbagi, kebahagiaan tidak muncul dengan mudah, dan- Kid, kau sungguh tidak benar-benar mencintaiku segamblang itu, bukan?"

Gadis itu tertawa hambar. Oh benar, rupanya dia hanya dianggap angin lalu. Keputusan yang sudah ia pikirkan sejak lama itu ternyata yang paling tepat. Meninggalkan Seoul.

"Aku akan bicara dengan kakakmu dulu. Nanti aku akan mengantar makan malam di depan pintu."

Jungkook memilih pergi, ia masuk ke dalam kamar Hasa guna mengambil pakaian miliknya yang ada di lemari baju gadis itu, memang dia yang sengaja menaruhnya. Setelah mengganti pakaian yang basah. Jungkook turun ke bawah, melihat Hana duduk memandang tajam.

"Noona."

"Bertengkar, kan?" tanya Hana.

Pria itu duduk di seberang Hana. Ia mengangguk pelan sambil sesekali menyugar rambutnya atau mengusap wajahnya.

"Kau sudah terlalu jauh dengan adikku. Aku tidak melihat ada kecocokan di antara kalian. Tadi Taehyung menghubungi, Yoongi dan Hoseok sudah menahan yang satunya. Masalah hampir selesai. Kau tidak perlu bersusah payah lagi membuktikan apapun. Dan aku akan mengundurkan diri. Aku ingin menikah, dan tinggal di Busan. Jungkook, baru kali ini kau terlihat bodoh. Benar kata orang-orang, setiap manusia punya kekurangan."

Hana menjeda.

"Kekurangan dirimu yang baru saja ku lihat adalah, kau penakut. Tidak mau ambil risiko, padahal apapun pilihanmu, risiko tetap ada. Aku pasti ada untukmu, tapi aku tidak bisa mengatur semuanya, aku bukan Tuhan, Jungkook."

SIR ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang