S - 14

16.2K 1.9K 505
                                    

Scene terakhir...

Hasa tertawa. Ia memukul dada Jimin.

"Itu, memang dasar dirimu yang berengsek, Mr Park."

"Hei, aku serius, cantik. Kau harus bertanya sendiri pada Jungkook atau kakakmu, Hana. Jangan menyimpulkan sendiri, memangnya mau sakit hati di atas hal yang buram?"

So, enjoy it~

____________________________


Dikarenakan pesta mulai sekitar jam tujuh malam, hari ini jam kerja dikurangi. Hasa bahkan sudah duduk di sofa penuh kenangan di apartmentnya itu. Kenapa penuh kenangan? Karena ia ingat sekali, bagaimana Jungkook bertanya..

'Kau tidak pakai bra?'

Itu seksi sekali, kalau dijadikan kenangan. Setidaknya mengenang hal baik lebih bagus dibandingkan mengenang hal buruk. Bisa-bisa hidup tersiksa. Dua harian ini tidak bertemu sang bos juga, cukup tersiksa, itu kalau dirinya diminta jujur.

Hari ini, tidak ada kejadian spesial. Jungkook tidak masuk kantor, maka dari itu Hasa kerja ekstra hari ini. Bahkan ia lupa makan. Sampai sekarang pun rasanya tidak nafsu. Ia ragu, harus datang atau tidak ke pesta yang Jungkook katakan.

Keningnya berkerut ketika mendengar bel apartment. Maka dengan langkah cepat, Hasa berjalan menuju pintu lalu mengintip dari lubang kecil yang ada. Matanya melotot, tunggu! Perasaan, dia tidak telat membayar sewa. Tapi kenapa banyak pria berjas hitam yang kini berdiri di depan.

"Sial, sial. Aku tidak punya pistol, ini kan bukan film action," monolog gadis itu, maka ia mengambil gagang sapu yang ada di dekat sana dan mulai membuka pintu.

"Siapa ka-"

"Nona Han, kami suruhan Tuan Jeon Jungkook, anda harus bersiap-siap untuk pesta yang akan mulai dua setengah jam lagi. Lalu kami datang membawa makanan, Tuan Jeon memberi pesan agar Nona memakannya jika tidak, dia akan datang kemari dalam waktu sepuluh menit lagi" ujar orang tersebut sambil melirik arloji di pergelangan tangannya.

"A-apa? O-oh, ya sudah. Silahkan masuk. Dan, makanan itu, kemari. Biar ku makan, lalu kau! Beri tau Sir Jeon, aku menerima makanannya dengan perut lapar dan perasaan senang."

Mereka semua masuk ke dalam, pintu apartment Hasa tertutup dengan dua orang bodyguard yang berdiri di sisi pintunya. Gadis itu mengerutkan kening ketika beberapa pelayan perempuan mendekat ke arahnya, membawanya ke sofa, membukakan makanan lalu meraih kakinya untuk dipijat.

"Apa ini?" tanya Hasa.

"Pasta rendah kalori, cukup untuk mengganjal perut anda sebelum pesta mulai. Tuan muda berinisiatif mengajak anda makan malam dengan Tuan dan Nyonya."

"Siapa itu? Dari perusahaan mana?"

"Orangtua Tuan muda, Nona Han" jawab salah satu pelayan dengan singkat dan sukses membuat Hasa tersedak lalu satu botol air mineral disodorkan ke arahnya.

"Lalu, apa isi kardus besar itu?"

"Itu berbagai macam gaun yang akan Nona coba nanti."

Hasa kembali memakan pastanya, enak. Tentu saja enak, kaya akan rasa juga gratis tentu saja. Terasa seperti putri dalam satu hari. Tapi ini semua tidak bisa dijadikan alasan gadis itu memaafkan Jungkook. Dia, masih marah. Merasa dibohongi tanpa jelas, dibohongi perihal apa.

SIR ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang