Scene terakhir...
"Atas dasar apa?" tanya Jimin.
"Orangtua, kakak ku, lalu-"
"Lalu?" kening Jimin berkerut.
"Cintaku, Mr Park."
So, enjoy it~ (!Hati-hati dibodohi tokoh di sini) mereka manipulatif...
___________________________
Habis sudah stok kesabaran Taehyung malam ini, atau bisa dibilang, dia kesal, tidak menduga kejadian ini akan terjadi. Seolah-olah, seseorang menemukan titik untuk menghancurkannya. Dia, Kim Taehyung, tidak suka dikalahkan. Selalu inginnya mengalahkan. Karena dia merasa, lahir untuk menang.
"Cecunguk!" pekiknya sambil berjalan dengan beberapa orang di belakang. Pria itu, boss. Tentu saja. Boss dalam artian lain. Dangerous. Kim Taehyung itu, seperti zona hitam berbahaya. Namun pria itu menyukai keberadaannya. Eksistensinya membuat orang tidak tenang. Terasa baik di pernafasan Taehyung.
Pintu apartment itu terbuka setelah dirusak dengan berutal. Pemiliknya berdiri ketakutan di sana. Maka Taehyung hanya perlu berkata satu hal, sebelum membuat pria di hadapannya itu takhluk.
"Berani sekali kau memacarinya. Sudah diberi jalan, diberi bantuan, tapi mendahului aku untuk bertindak. Son of bitch" semua itu dilontarkannya dengan nada datar dan raut wajah dingin. Sepersekian detik kemudian, Daniel menerima pukulan bertubi-tubi.
"A-aku..."
Taehyung menunggu, membiarkan pria babak belur itu untuk buka suara, atas neraka yang diciptakannya.
"Aku tidak mengerti, maksudmu aku memacari siapa? Aku sedang, t-tidak dalam hubungan apapun."
Kening Taehyung berkerut, siapa yang memanipulasi siapa di sini.
"Hasa! Kau memacari dia hari ini, kan?! Jawab cepat sialan!"
"Tidak, tidak. A-aku menyatakannya, dia. Gadis itu bilang ingin waktu, tapi aku-"
Daniel memegang kepalanya yang agak berkunang.
"-Aku merasa dia tidak akan mau."
Setelah mengatakan itu, Taehyung memukul dinding bisu yang ada di sampingnya lalu pergi dengan orang-orang yang dia bawa, meninggalkan Daniel yang menarik napas dengan rakus. Hampir pingsan. Untung lukanya tidak parah karena dia berani buka suara.
+++
Jimin melirik kembali, sudah tengah malam. Itu artinya sudah setengah jam yang lalu mereka selesai bicara. Dengan Jimin sebagai pemula, dia berbasa-basi. Dirinya masih ingin melakukan hal yang dia mau, menggiring Jungkook pada Hasa.
"Ku harap dia bisa lebih dewasa, karena sudah memiliki pacar."
Jungkook menaruh gelas wine nya ke atas meja, menimbulkan bunyi agak bising. Sudut bibir Jimin terangkat. Di lain sisi, pasti ada yang mengamuk kesetanan.
"Kau tidak perlu mengulang-ngulang pembahasan mengenai sekretaris ku yang sudah berpacaran."
"Loh memangnya kenapa? Aku hanya ingin membuka pembicaraan denganmu. Malah tadi ku lihat bibirnya berdarah, pasti kasar ya, mainnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
SIR ✓
Fanfiction[ Be wise: Mature Content] Seharusnya posisiku hanya duduk di kursi milik kakakku, Han Hana. Mengerjakan tugasnya lalu mengatur jadwal si boss 'membosankan' yang sering dia ceritakan padaku. Boss yang kuno, jauh dari kata, fashionable. Tapi, hari p...