(24) Secret: Khawatir

756 46 2
                                    

"Lu bisa mati di tangan gw"

Eric tertawa sarkas, "Kita lihat saja tuan" 

BUGH

SRAK

BUGH

BAGH

SRAK

Segala macam serangan berhasil Eric hindari, benda tajam itu belum sekalipun mengenai tubuhnya. Sampai saat ia sedang asik berkelahi, ia melihat Shuhua pulang dibonceng oleh seorang laki-laki yang baru ia tahu namanya tadi siang, Lai Guanlin. Fokusnya terpecah, ia lengah dan saat itu juga pisau itu mendarat dengan sempurna di lengannya. Darahnya mulai merembes keluar diikuti ringisan kesakitan yang keluar tanpa bisa ia tahan.

"Gw udah bilang, lu bisa mati di tangan gw," ujar pria itu dan masih berusaha mengarahkan pisaunya ke bagian perut Eric. 

Fokus Eric langsung kembali pada misinya, masa bodo soal Shuhua, ia akan menyelesaikannya nanti. Ia memutar tangan pria itu, mengambil pisaunya dan melemparnya ke arah pohon yang ada di dekat sana, pisau itu menancap sempurna di pohon besar itu. Eric membekuknya, membuatnya diposisi telungkup.

"Aku belum mati tuan, jangan terlalu senang"

Tidak lama setelah itu, polisi datang bersama dengan Tuan Park dan Tuan juga Nyonya Zhong.

"Ini pemimpinnya, sisanya ada di lantai paling atas dan di lantai 2 ruangan pertama," kata Eric pada polisi. Suaranya melemah, ia sudah kehilangan cukup banyak darah mengingat pisau itu cukup dalam membelah kulitnya.

Beberapa polisi lainnya segera datang dan mengangkut pria bertato naga itu ke dalam mobil.

"Baiklah, terimakasih. Serahkan sisanya pada kami," kata polisi dengan name tag 'Taeil Moon'.

"Pak bisakah saya dan Tuan Zhong ikut?" Tanya Tuan Park.

"Baiklah, mari," kata Taeil kemudian beranjak masuk ke gedung bersama Tuan Park dan Tuan Zhong meninggalkan Eric dan Nyonya Zhong.

"Anakku dimana?" Tanya Nyonya Zhong.

Eric terdiam kemudian menggeleng pelan, "Tidak mungkin kau tidak tau, anakku dimana?" Tanya Nyonya Zhong sekali lagi. 

Eric masih diam, ia ingin menjawab tapi tidak mampu lagi mengeluarkan suara. Pria yang tadi ia tahan terus memberontak dan mengharuskannya mengeluarkan banyak tenaga, sedangkan darah segar terus mengalir dari lengannya.

"ANAKKU DIMANA?!" Teriak Nyonya Zhong.

"ANAKKU DIMANA BODOH?!" Teriak Nyonya Zhong lagi sambil mendorong tubuh Eric hingga membuat Eric jatuh terduduk.

Sinb, Jungwoo, Renjun, dan Sunwoo yang melihat itu sontak berlari menghampiri Eric dan Nyonya Zhong.

"Anakmu aman nyonya, rekan kami sudah membawanya ke rumah sakit," kata Sinb sambil menahan tangan Nyonya Zhong yang sudah bersiap-siap untuk memukul Eric.

"Rey, pinjam mobil Tuan Park, kita harus membawa Sohn ke rumah sakit segera," titah Sunwoo dan dibalas anggukan oleh Renjun.

"Tidak perlu, masukkan dia ke mobil saya," kata Nyonya Zhong.

"Apakah tidak apa?"

"Tidak apa, ayo cepat," kata Nyonya Zhong kemudian langsung membukakan pintu belakang mobilnya.

"Aku akan menunggu Tuan Park di sini," kata Renjun.

"Kau pergi saja Rey, Tuan Muda Zhong temanmu. Biar aku yang menunggu Tuan Park di sini," kata Sunwoo.

"Baiklah, kami pergi dulu" 





















































































SECRET [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang