(4) Secret: Meet

1.4K 123 3
                                    

"Mama?"

Wony mengerjapkan matanya berusaha meyakinkan dirinya tentang apa yang ia lihat, "B-bang Jen cubit aku," titah Wony.

"Abaaang," panggil Wony lagi, namun tetap tidak ada jawaban dari sang kakak. Kakaknya itu hanya terdiam membeku di belakangnya begitu juga Shuhua yang berdiri di sampingnya.

"Sini mama aja yang cubit," Wendy mencubit pipi gembil Wony.

"AW"

"Sakit?" Tanya Wendy.

Wony mengangguk, "Berarti aku ga mimpi? Ini mama? Beneran mama?"

Wendy tersenyum lembut lalu membelai rambut putri bungsunya. Ia lantas merentangkan tangannya meminta Wony untuk memeluknya. Wony secepat kilat langsung menghambur ke pelukan mamanya.

"HWAAAA MAMAAA, ADE KANGEN BANGET SAMA MAMA"

"Mama juga kangen ade"

"Mama kemana aja? Mama kok ga pernah ngabarin aku? Mama ga sayang aku?"

"Heh ngomong suka sembarangan, mana bisa mama ngga sayang sama anak mama yang cantik ini"

"HWAAA MAMAAAA.. JANGAN PERGI LAGII," kata Wony ditengah-tengah tangisannya yang semakin deras.

"Nggak, mama ga pergi lagi," kata Wendy lembut kemudian menghapus air mata Wony dan air matanya sendiri.

Tinggalkan interaksi ibu dan anak itu sementara. Beralih pada Jeno dan Shuhua yang masih setia pada posisinya semula. Diam mematung tanpa mengatakan apapun.

Sampai suara seseorang yang sangat mereka kenali masuk dengan sopan ke telinga mereka.

"Happy birthday to you, happy birthday to me, happy birthday happy birthday, happy birthday to us"

Jeno dan Shuhua sontak membalik badan mereka dan melihat Eric berdiri di sana dengan membawa kue ulang tahun di tangannya.

"Kok diem aja?"

"Gw tau suara gw bagus banget, ga usah sampe speechless gitu"

Grep

"JENO, SHUHUA KUENYA RUSAK NANTI HEH, BIKINNYA SUSAAH," protes Eric saat Jeno dan Shuhua memeluknya bersamaan dari dua sisi hingga ia nyaris menjatuhkan kue buatannya.

"Lepas dulu ya sayang sayang ku, aku tau kalian kangen aku. Tapi aku mau naro kue dulu"

"Nah udah, sini ayo peluk..." Kata Eric setelah menaruh kuenya di meja. Ia membuka tangannya lebar-lebar mengisyaratkan agar Jeno dan Shuhua kembali memeluknya. Namun baik Shuhua maupun Jeno tidak bergerak, keduanya hanya teridam sambil menatap Eric.

"Hilih, ditawarin ga ada yang mau. Tadi gw lagi ga mau, malah dipeluk, meluk tembok aja gw dah"

Jeno berjalan mendekati Eric kemudian melayangkan satu tinjuan pada wajah yang mirip dengannya itu.

BUGH

"JENO," teriak Mark saat melihat Jeno memukul Eric sampai Eric jatuh tersungkur. Bukannya berhenti, Jeno mendekati Eric dan menarik kerah bajunya hingga mata mereka bertemu.

"LU KEMANA AJA BANGS*T?! BANGUN LU!!"

Eric tidak membalas ataupun menjawab, dia hanya terkekeh pelan. Tangannya terulur ke depan untuk menahan papanya yang berusaha mendekat.

"LU GA TAU SEBERAPA GILANYA GW SELAMA GA ADA LU HAH?!" Bentak Jeno.

Eric terkekeh kemudian mengusap sudut bibirnya yang membiru akibat pukulan Jeno. Ia menatap mata kakak kembarnya lamat-lamat kemudian tersenyum simpul.

SECRET [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang