03. Faroz Alfranz Arcelo

17.2K 1.2K 161
                                    

SEORANG gadis memasuki cafe yang tidak jauh dari sekolahnya, Comuna cafe. Tempat dimana anak-anak Galaksi nongkrong sehabis pulang sekolah.

Zeyra menoleh ke kanan dan kiri seperti sedang mencari seseorang. Tatapannya jatuh pada punggung tegap yang terbalut seragam SMA di bangku pojok dekat jendela yang membelakanginya.

Senyum di bibirnya terbit, Zeyra yakin ia tak salah mengenali. Punggung yang ia rindukan beberapa tahun ini. Tanpa aba-aba, gadis itu langsung berjalan menghampiri.

Ia tak langsung duduk, berdiri di samping lelaki itu yang sedang gelisah memegang handphone. "Nunggu siapa mas?" Tanyanya, bercanda.

Faroz terdiam sejenak, suara itu ... Ia langsung menoleh dengan cepat. Mendapati seorang gadis cantik sedang berdiri di sampingnya. Astaga, bagaimana ia tak menyadari?

"Jeje?"

Zeyra tersenyum manis, dan saat itu pula Faroz bangkit dan memeluknya dengan erat. Sangat erat, seakan tak ada hari esok.

"Kangennn," Zeyra bergumam manja. Menyebabkan tawa indah keluar dari bibir cowok yang di peluknya.

Mereka melerai pelukan, saling pandang dengan tatapan rindu yang berkepanjangan. Seorang adik kakak yang harus pisah beberapa tahun karena hal yang sama sekali tidak di inginkan.

"Duduk dulu deh, kasian yang liat mendadak uwuphobia," Faroz berkata. Melihat sekeliling yang mulai memandang ke arah mereka.

Zeyra terkekeh kecil, ah jadi malu! Ia duduk bersebrangan dengan Faroz. Dihadapannya sudah tersaji beberapa makanan seperti kentang goreng, sosis bakar, dan beberapa makanan ringan lainnya. Tak lupa Ice Matcha latte favoritnya.

"Gimana sekolahnya?" Tanya faroz membuka obrolan.

Zeyra manggut-manggut. "Baik." Jeda sejenak memakan kentang goreng. Zeyra melanjutkan, "cuma tadi ada yang nantangin, ya udah aku ladenin aja."

"Nantang apa?" Tanya Faroz cepat. Raut wajahnya seketika berubah.

Zeyra meringis, astaga ia lupa jika kakaknya ini overprotektif. Bagaimana mulutnya dengan lancar mengadu seperti ini?

"Nggak ada, cuma balapan mendadak di jalan raya."

"Jeje!" Tuh kan. Persiapkan telinga mendengar beragam omelan.

Faroz yang baru sadar akan penampilan Zeyra langsung berdiri. "Kamu bawa motor Je?"

"Nggak sadar dari tadi?" Zeyra menaikkan satu alisnya.

"Je." Suara Faroz merendah, menahan geraman.

"Kak," balas Zeyra melas. Ia tahu kemana arah pembicaraan sang kakak.

"Kunci?" Faroz menyodorkan tangannya.

"Nggak. Apaan sih." Zeyra bertindak keras kepala, membuat tatapan tajam Faroz dilayangkan untuknya.

"Kak, please."

Faroz menghela napas, cowok itu kembali duduk. Tak enak juga pada orang sekeliling yang mulai tak nyaman dengan mereka. "Kenapa harus motor, Je?"

"You know the answer," jawab Zeyra santai.

Faroz lagi-lagi menghela napas. "Kok bisa?" Tanyanya lembut.

"Apa?"

"Yang Jeje bilang tadi. Balapan mendadak? Maksudnya gimana?"

Zeyra hanya mengedikkan bahu. "Orangnya aja yang lebay."

RANZARESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang