52. Angel face, devil heart

6.4K 402 101
                                    

[Vote sebelum membaca dan absen dengan username kamu]

Hi! Gimana puasanya?
Gimana harinya?

Chapter kali ini agak panjang juga tegang, jadi kita santai sejenak hehe.

00.00 nih, ada yg berganti usia? Kalau ada, selamat ulang tahun kamu yg disana. Doa terbaik selalu menyertai. Jangan merasa sendirian karena kamu nggak tau ada yang rela nangis tengah malam cuma karena pengen ketemu kamu. Hehe♥️

Ah ya, santai sejenak kan? Tanya jawab dulu yuk.

-Sebutin inisial doi dong bro?

-Kalau ada yang bisa bertahan mencintai selama 4, 5,6, bahkan 10 tahun, masa mencintai kamu udah berapa lama?

-Sesayang apa sih sama dia?

-Level tertinggi mencintai?

-(tau sih ini udah basi, tapi...) Coba ceritakan dia dengan sederhana tanpa menyebut namanya?

Oke itu aja. Siap ngos-ngosan? Absen sekali lagi dengan tanggal, bulan, dan tahun kelahiran kalian coba!

Selamat membaca ✨🦋

•••

"STORY Time!" Gavin menyeringai, berjalan perlahan mendekati Zeyra.

"Apa kabar kesayangan Brilian?" Cowok itu menyentuh dagu Zeyra agar menatap matanya.

Zeyra menepis dengan satu kali palingan wajah. Masih shock tentang banyaknya kejadian tak masuk akal.

Gavin tertawa pelan, matanya turun memindai pakaian Zeyra yang kali ini sedikit berbeda. Menelusuri setiap jengkal tubuh gadis itu dengan tak sopannya.

Sialan. Zeyra menendang lutut Gavin dengan kakinya yang bebas.

"Berhenti natap gue sebelum mata lo gue bikin buta!"

Cowok yang saat ini dengan lancangnya memakai jaket Brilian itu mundur beberapa langkah, sedikit meringis memegang lututnya yang baru saja ditendang gadis yang tengah ia borgol. Gavin menyeringai, sedikit gemas dengan tingkah gadis dihadapannya.

"Jangan lupa lo dibawah kendali gue, Je. Gue bisa lakuin apapun tanpa persetujuan lo," ia kembali memindai tubuh Zeyra dari atas kebawah dengan pandangan nakal. Zeyra mengumpat samar. Ia merutuki diri kenapa hari ini harus memakai rok yang bahkan tingginya hanya di atas lutut.

"Gue bunuh lo saat itu juga." Pacar dari ketua Rigelasthor itu mencoba tak terintimidasi. Karena jika ia takut sedikit saja, cowok gila dihadapannya ini pasti merasa menang.

"Apa rencana lo, Gavin? Apa maksud dari semua ini?"

"Apa kurang dengan apa yang lo liat saat ini?" Gavin terkekeh. "Harusnya sedari awal posisi ini punya gue." Ia menunjuk bangga sekaligus terpancar rasa benci saat menyentuh jaketnya.

Zeyra mengernyit.

"Alastor seharusnya punya gue. Alastor seharusnya berada di bawah kendali gue. Tapi cowok lemah yang bisanya nangis karena lo itu dengan gampangnya ngerebut semuanya."

Tunggu. Mungkin sedikit demi sedikit Zeyra dapat menangkap apa maksud Gavin.

"Maksud lo...."

"Brilian Altair Wesley. Cowok asing yang tiba-tiba masuk ke wilayah Alastor dan dengan gampangnya lengserin posisi gue."

Zeyra diam.

"Lo tau, Je? Kalau dia tiba-tiba nggak dateng dan nggak dengan munafiknya ngambil hati anak-anak bahkan ketua-ketua Alastor sebelumnya, ketua Alastor angkatan selanjutnya harusnya ada di tangan gue. Gimana bisa dia yang bukan kandidat saat itu ngelengserin semua nama dengan gampangnya?" Terpancar rasa benci sebegitu jelas di mata Gavin Agartha. Cowok yang baru beberapa menit tertawa nakal dimata Zeyra itu seketika merubah rautnya menjadi benar-benar tak bersahabat.

RANZARESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang