39. Kedatangan Faroz dan Rudolf

5.9K 396 89
                                    

Aku mau tau siapa yang sayang banget sama cerita ini dengan spam : 💛⭐

•••

ZEYRA berjalan di koridor sekolah dengan sesekali tersenyum pada orang yang menyapanya. Tak hanya menyapa, ternyata masih saja ada gadis yang secara terang-terangan melirik sinis padanya. Ah sudahlah, apa pedulinya?

"Hai."

Zeyra menoleh, mendapati cowok dengan ciri khasnya menggantung tali dasi serta  kaos dalam berwarna putih. Sekali lagi ia mengedarkan pandangan ke samping serta belakang cowok itu. Sendiri, tumben sekali.

"Tumben sendiri?"

"Mau ketemu Zeyra nggak boleh bawa pasukan."

Zeyra mengernyit sembari tersenyum tipis. "Sejak kapan ketua geng satu ini alay?"

"Sejak ketemu Zeyra."

"Alay."

"Pipi lo merah."

"Ranz!"

"Saya, Ra?"

Zeyra berhenti melangkah, menatap tak bersahabat pada pak ketua ini. Namun berbanding terbalik dengan hatinya yang jungkir balik.

"Kok ngeselin?"

"Cuma sama lo."

"Ha?"

"Nggak."

"Ih apaan sih!"

"Nggak."

"Nggak jelas tau nggak?!"

"Emang."

"Ranz, ih!"

"Kenapa, Zeyra?"

"Mau lo apa sih?!"

"Kamu."

Blus!

Mampus.

"Kenapa diem, hm?"

Shit!

"Gemes."

Double shit!

"Lucu—"

"Berisik." Potong Zeyra cepat. Langsung saja ia berbalik dan meninggalkan Ranz yang puas akan dirinya. Cowok itu terbahak membuat siswi-siswi tercengang menatapnya. Pagi-pagi dapet rezeki, auto semangat belajar begini!

Zeyra berhenti, berbalik menatap kesal lelaki yang masih tertawa akan dirinya itu. "Awas masuk lalat tuh mulut!"

"Perhatian nih?"

Triple shit!

Oke, melanjutkan langkah lebih baik sepertinya.

Di sela-sela lelaki ini tertawa tanpa memedulikan sekitar yang menganggumi tawa langkanya itu, matanya menatap kedua tangan Zeyra yang di perban. Tawanya reda, menatap lekat kedua punggung tangan itu. Seketika aura iblisnya kembali tanpa ia ingini, Ranz memperbaiki letak tasnya dan berjalan cepat menghampiri Zeyra.

Tak perlu berlari, kaki panjangnya mampu dengan cepat mengejar langkah gadis itu.

Hap. Dapat.

Ranz menarik pelan pergelangan tangan gadis yang masih mengenakan pakaian sporty nya. Memperhatikan baik-baik tangan Zeyra yang di perban.

"Apalagi?"

"Tangan."

"Ha?"

"Tangan lo kenapa?"

RANZARESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang