49. Menghilangnya Zeyra

5.1K 370 38
                                    

"ZEYRA kemana, sih?" Ranz bertanya gusar pada dirinya sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"ZEYRA kemana, sih?" Ranz bertanya gusar pada dirinya sendiri. Menoleh kanan-kiri mencari keberadaan gadis itu.

Ranz jelas khawatir. Tepat dihadapannya saat ini Faroz dan teman-temannya sedang bersantai tanpa beban. Bisa saja kan, Faroz yang menyembunyikan Zeyra dan bertingkah seolah tak terjadi apa-apa? Ranz jelas tahu saat ini gadis itu tengah menjadi incaran orang-orang yang membencinya atau Rigelasthor. Apalagi memang jika bukan kelemahan yang dicari?

Tanpa sengaja, tatapan tajam Ranz bertabrakan pada manik dingin milik Faroz. Mereka dibatasi oleh lapangan yang lebar, Ranz dikubu Nathan, sedangkan Faroz jelas dikubu temannya, Tanaka.

"Ranz," suara seseorang dari balik punggungnya memutus tatapan maut antar keduanya. Ranz menoleh, mendapati Meisya tengah berdiri di belakangnya.

"Eh Sya, sendiri aja?"

"Bareng Syena tadi. Tapi tau lah kalau udah ketemu Devan gimana. Zein nggak dateng ada acara keluarga. Zeyra mana? Bukannya dia bareng kamu?

"Iya bareng gue tadi, tapi izin bentar mau ngobrol sama Nathan. Terus juga gue gabung sama anak-anak, eh sekarang malah dia yang ilang padahal Nathan udah siap-siap sama timnya." Ranz menuding Nathan yang berdiri di tengah lapangan. Meisya menoleh sedikit, dalam hati ia merutuki kenapa Nathan harus tampan bahkan di setiap situasi?

Oke. Back to topic. "Udah coba kamu call ? Soalnya tadi aku sempet call tapi nggak di angkat."

"Berulang kali malah, tapi sekarang handphone-nya yang nggak aktif."

"Nggak aktif? Kalau lowbat juga nggak mungkin. Zeyra paling nggak suka kalau handphone-nya habis batre," dalam hati Ranz diam-diam mencatat perkataan Meisya. Oke, Zeyra paling tidak suka jika handphone nya kehabisan batre, catat itu.

"Woi!" Kedua murid SMA Galaksi itu menoleh saat seseorang menyeru. Itu Syena, bersama Devan yang merangkul pundaknya. "Jeje mana? Dari tadi coba gue telpon nggak di angkat-angkat."

"Lo juga nggak tau dia dimana?"

"Lah gimana? Gue aja baru dateng." Salahnya Ranz bertanya pada sepupu Zeyra yang panikan itu. Kalau gini auto runyam keadaan.

"Nggak. Udah lo berdua duduk aja duluan, mungkin Zeyra lagi ke toilet."

"Tunggu-tunggu, ini maksudnya Jeje nggak keliatan atau gimana? Masa iya anak segede itu di culik. Yang bener aja?"

"Kenapa, Ranz?" Devan mencoba bertanya tenang.

Serius, Ranz males banget kalau disuruh jelasin akan suatu hal. Lebih baik dia selesaikan sendiri daripada harus melibatkan orang lain. "Nggak papa, coba gue cek dulu ke toilet." Belum sempat kakinya melangkah, suara deru motor yang bersahutan terdengar.

Ranz, Devan, Meisya, serta Syena menyingkir saat banyaknya motor masuk dari arah belakang mereka, tepatnya pintu masuk lapangan indoor SMA Galaksi. Pertandingan yang tadinya akan dimulai langsung dihentikan.

RANZARESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang