32. Penolakan Maaf

5.6K 411 118
                                    

RANZ memarkirkan mobil nya di halaman markas, sudah terlihat puluhan bahkan ratusan motor mengelilingi bangunan besar itu. Bisa dikatakan jarang seluruh pasukan bisa ada di markas seperti saat ini, mereka biasa datang bergantian atau memang di saat-saat tertentu, seperti war besar-besaran, anniversary Rigelasthor, atau acara besar lainnya.

Cowok itu menghela napas saat melihat anggotanya yang berada di luar sudah memusatkan perhatian pada mobilnya. Zeyra menyentuh bahunya membuat Ranz menoleh, gadis itu mengangguk sekali lalu tersenyum. Ranz paham, Zeyra memberikannya kekuatan serta desiran di saat yang bersamaan.

"Everything's gonna be alright."

Ranz tersenyum. "Thank you."

Setelah menjenguk Mamanya tadi, Ranz mengajak Zeyra dan juga Venuz pergi ke suatu taman bermain, mencoba seluruh wahana hingga membuat Zeyra lupa akan janjinya dengan seseorang.

Ranz sudah memakai jaket kebanggaan Rigelasthor serta kaos dalam berwarna putih seperti biasa. Sedangkan Zeyra masih mengenakan Hoodie putih dengan rambut yang dikuncir kuda.

Mereka membuka pintu mobil membuat semua pasang mata menyaksikan, namun saat di balas dengan tatapan tajam Ranz seluruh anggota mengalihkan tatapannya. Ranz menuntun Zeyra untuk masuk membuat pasukan Rigelasthor yang berada di luar mengikuti dari belakang.

Astaga Zeyra panas dingin! Berasa masuk ke kandang buaya woy! Ini cuma dia cewe sendiri gitu?

Menghilangkan kecemasannya hingga akhirnya mereka sampai ke ruang tempur, tempat biasa mereka menyusun strategi penyerangan. Devan memilih tempat ini karena hanya ini ruangan yang dapat menampung seluruh pasukan.

Ranz duduk di bangkunya, kursi paling besar dan berhadapan langsung pada meja panjang di hadapannya, para anggota mulai mendudukkan diri pada bangku yang saling berhadapan—dibatasi oleh meja panjang. Menyisakan empat bangku kosong paling depan, mereka begitu tertib membuat Zeyra menelan salivanya bulat-bulat. Sialan! Berasa ngehadirin rapat negara dia begini!

Setelah seluruh anggota telah menempati bangkunya masing-masing, keempat cowok tampan memasuki ruang tempur membuat Zeyra tersentak karena tatapannya sempat beradu pada Nathan. Astaga ia lupa Nathan mengajaknya bertemu dengan Bunda! Bagaimana kabar wanita itu saat Zeyra tidak menghampirinya? Demi apapun Zeyra merasa tak enak! Ingatkan Zeyra untuk meminta maaf pada Nathan nantinya.

Ternyata dua bangku kosong di kanan dan dua lagi di bagian kiri milik keempat lelaki ini, Zeyra paham sekarang struktur yang berada di Rigelasthor. Devan duduk di bagian kanan paling depan dan Ferro di sebelahnya, Sedangkan Nathan berada di bagian kiri Ranz dengan raga di sampingnya.

Suasana menjadi tegang, Zeyra satu-satunya perempuan yang berdiri paling depan pun mulai panas dingin. Bayangin woy! Satu-satunya cewe ngehadirin rapat geng motor besar! Eh? Bukan rapat kayanya.

Ranz menoleh pada Zeyra yang meremas ujung Hoodie nya. Astaga bagaimana Ranz lupa kehadiran gadis cantik yang ia bawa? Berdiri, lalu mendudukkan Zeyra di kursi kebesarannya membuat semua pasukan membulatkan mata.

Itu kursi kebesaran Ranz loh! Anggota lain aja nggak ada yang berani dudukin kursi itu, Zeyra yang notabenenya bukan siapa-siapa bisa dengan gampangnya jatuhin bokong nya?! Sudah tidak terelakan lagi, jabatan ibu ketua akan terisikan.

"Ranz?" Bisik Zeyra tak enak, pasalnya semua mata langsung terarah padanya, termasuk tatapan tajam Nathan.

"Duduk."

"Wadaw Je!" Seru Ferro heboh. Ia satu-satunya anggota yang akhirnya buka suara selama keheningan melanda. Zeyra hanya tersenyum kikuk menanggapi hingga akhirnya suara berat khas seorang Ranz menggema keseluruh ruangan.

RANZARESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang