54. Instagram Rigelasthor

6.9K 452 159
                                    

[Vote sebelum membaca dan comment setiap inline!]

00.00 Chapter kali ini aku dedikasikan buat mabestiiii sekaligus pembaca setia yang udah dukung Ranzares dari awall😛

PibUffDAys malufff  Maylaazzhr  ‼️🧚🏻‍♀️✨

•••

“Tidak ada orang yang benar-benar baik dan benar-benar jahat di dunia ini, itu hanya tergantung siapa peranan dia dalam hidupmu.”

Zeyra Dzientara Arcelo

♪Pilu Membiru–Kunto
Aji♪

•••

"MAMA...." Zeyra menahan lengan Deandra ElysiaMamanya—tepat di pinggir jalan raya.

Deandra menoleh pada anak bungsunya itu, tersenyum keibuan lalu berjongkok mensejajarkan tinggi dengan Zeyra. Di kirinya juga terdapat Faroz yang masih bergeming di tempat.

"Jeje sayang Mama?"  Zeyra diam mendengar pertanyaan pilu ibunya. Gadis kecil itu menunduk saat kedua mata Deandra mengeluarkan bulir-bulir air yang sangat ia benci.

"Mama nggak boleh nangis." Faroz mengulurkan tangan untuk menghapus air mata ibunya. Perkataannya seakan tegas dan tak ingin di bantah. Mendengar itu  Deandra tersenyum, manis sekali. Memegang masing-masing bahu kedua anaknya, lalu berkata dengan tutur halus, "karena kalian Mama kuat. Tunggu Mama, apapun yang Faroz sama Jeje liat nanti...." Bahkan melanjutkan kalimat saja ia tak mampu. Menunduk sesaat, Deandra kembali mendongak menatap kedua anaknya.

"Abang jaga adek ya? Ada ataupun nggak ada Mama. Janji, Bang?"  Ibu dua anak itu mengulurkan jari kelingkingnya kehadapan Faroz.

"Ma...."

"Janji....?"

Entah apa yang mendorongnya saat itu, tapi Faroz membalas uluran kelingking sang Mama. Dengan itu ia sudah berjanji bahkan sampai napasnya tak berhembus lagi, bahwa menjaga Zeyra adalah tugasnya.

Setelah mengecup kedua dahi anaknya, Deandra bangkit berdiri dan mulai menyebrangi jalan. Entah ada apa di sana, tapi Faroz langsung menutup mata Zeyra saat melihat Papanya sedang berpelukan dengan wanita lain.

"Kenapa mata Jeje ditutup?"

"Ada hantu, nanti Jeje takut."

"Jeje udah mau SMP, kakak pikir bisa boongin dengan embel-embel hantu?"

Barulah saat Papa, Mamanya dan wanita tidak di kenal itu sudah tak terlihat, Faroz kembali menjauhkan tangannya dari mata Zeyra.

"Mana hantunya?" Tanya gadis kecil itu sebal.

"Udah ilang, dibawa Tante gatel."

"Ih kakak! Ngomongnya? Bilangin Papa ya!" Sebenarnya Zeyra rada bingung sama sikap kakaknya saat ini, anak itu lebih banyak diam padahal Zeyra udah bawel daritadi.

Dilain sisi saat Deandra mulai menyebrangi jalan raya di pukul 10 malam, kakinya harus membeku bahkan seperti terperangkap dalam lem yang tak dapat membuatnya bergerak. Disana, tepat di depan butik ternama, Zayden Fransisco Arcelo—suaminya—tengah memegang sebuket bunga dihadapan seorang perempuan yang amat sangat Deandra kenal. Michellia Amora Brawijaya, sahabatnya.

RANZARESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang