02. Murid baru dan si Pangeran es

18.5K 1.4K 211
                                    

SEKOLAH sudah bubar dari lima belas menit yang lalu, namun Ranz dan keempat sahabatnya masih betah bermain catur di Warde sedari pagi. Tidak hanya itu, lima manusia terlantar ini pun sempat-sempatnya tiduran di sana padahal memiliki markas yang jauh lebih nyaman. Alasannya simpel, ingin menunggu pasukan Rigelasthor yang lain.

Satu persatu pasukan Rigelasthor sudah berada disana, halaman yang tadinya sepi kini di penuhi dengan berbagai jenis warna motor.

"Udah semua kumpul?" Tanya Ranz pada Devan.

Devan memperhatikan setengah pasukan Rigelasthor yang berjumlah sekitar puluhan orang. "Sebagian udah gue suruh langsung ke markas," jawabnya. Namun Devan baru menyadari ada yang kurang dari anggotanya. "Erza. Erza mana?"

Mereka semua saling pandang dan menggeleng pertanda tidak tahu. "Nggak tau bang, nggak liat." Jawab Regal. Salah satu pasukan Rigelasthor kelas X.

Entah darimana asalnya, seorang cowok berkulit sawo matang berambut ikal tiba-tiba berlari kesetanan ke arah mereka. Dengan napas ngos-ngosan khas orang habis berlari, Erza meneriaki nama Ranz tanpa peduli sekitar.

"Bang! Bang!"

Ranz kaget, berjalan sedikit ke halaman mendekati cowok yang sedang mengatur napas dengan tangan bertumpu di lutut.

"Za, kenapa?"

"Ituhh banghh." Napasnya belum terkontrol, bulir air mulai membasahi dahinya.

"Ambil napas, baru ngomong." Ranz memegang bahunya, mengusapnya dengan pelan.

Mengikuti saran Ranz, cowok berambut ikal itu menarik napasnya dengan teratur. Saat merasa tenang, ia berucap, "motor yang lo cari, ada di sekolah bang. Dan yang lebih parah lagi dia parkir di dekat anak-anak Rigelasthor!"

Ranz mengernyitkan dahi. "Lo yakin?"

"Yakin bang! Nggak mungkin gue salah, plat motornya persis sama yang lo bilang tadi pagi, B 1 1 05 UY kan?"

Ranz terdiam sejenak, pandangannya lurus kedepan dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Cabut." Titahnya mutlak.

***

Keempat gadis yang sedang tertawa di lorong sekolah itu seketika menjadi pusat perhatian. Banyak tatapan memuja serta iri yang dilayangkan di waktu yang bersamaan. Bagaimana tidak? Meisya, Syena dan Zein dapat dikategorikan incaran para kakak kelas, dan sekarang apa? Ada satu gadis cantik yang menelusup masuk ke tengah-tengah lingkaran mereka!

Namun tetap saja, para cowok itu harus sadar dengan siapa yang mereka kagumi.

Syena Laura. Pacar dari sang wakil ketua Rigelasthor. Sebelum maju, kepalanya sudah lebih dulu di tebas oleh Devan!

Zeinna Sintya. Gadis itu bukan seperti cewek kebanyakan. Si pecinta rambut warna-warni yang tiap harinya berganti warna. Uniknya, ia selalu mencepol rambutnya ke atas. Gerah, katanya. Rok dan baju yang ketat serta gelang hitam ditambah kalung bertali menambah kesan bad yang dimilikinya. Gadis yang sering bergabung dengan para cowok itu tak pernah sekalipun memikirkan soal cinta, membuat siapa saja yang ingin mendekat harus menelan ludah dalam-dalam ketika melihat cewe itu berjalan di antara gerombolan lelaki sangar.

Dan Meisya? Gadis lemah lembut namun tegas di waktu yang bersamaan ini membuat banyak cowok ingin bersanding dengannya. Namun lagi-lagi harus diurungkan sebab sang empu menyimpan rasa yang terlalu besar untuk Pangeran Es Galaksi. Siapa yang sanggup menyandingi Nathan? Tidak ada. Doakan saja kutub es itu lama kelamaan akan mencair!

RANZARESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang