55. Puncak

5.4K 432 188
                                    

[Vote sebelum membaca dan bakal next kalau chapter ini bisa tembus dari Chapter sebelumnya>3]

“Aku udah terbiasa dengan yang namanya kehilangan, tapi entah kenapa kalau itu tentang kamu aku nggak bakal sanggup

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Aku udah terbiasa dengan yang namanya kehilangan, tapi entah kenapa kalau itu tentang kamu aku nggak bakal sanggup.”

–Ranzares Rovaldo Brawijaya–

♪Jangan hilangkan
dia–Rossa♪

•••

SAAT Ranz berkata jika Zeyra harus istirahat full seharian, cowok itu tidak berbohong. Sebab Zeyra benar-benar tidak boleh melakukan aktifitas apapun selain makan, tidur, dan menonton.

Pagi-pagi sekali Ranz sudah membawakan bubur untuk gadis itu sarapan, siangnya Zeyra juga tidak boleh telat makan. Ranz mengawasinya seharian full. Menemaninya menonton Netflix saat bosan, hingga iseng mendongengi saat Zeyra ingin tidur. Cowok itu benar-benar memperlakukan Zeyra selayaknya ratu.

"Kalau boleh jujur aku kurang suka diperhatiin," kata Zeyra malam itu.

Ranz berhenti menceritakan dongeng yang ia karang sendiri, menyipit saat menatap gadis itu, lalu menyentilnya dengan pelan. "Emang aneh, udah cepet tidur."

"Kamu dari pagi disini, ini juga udah malem banget. Aku usir loh ini, pulang gih sana."

"Biarin aja. Kamu usir sampe cape juga aku nggak bakal pulang kalau kamu belum tidur."

Zeyra memutar mata malas, "akunya nggak bisa tidur kalau kamu liatin!"

"Pede banget diliatin, udah cepet merem."

Jengah dengan sikap over protective Ranz, Zeyra bangkit dari kasurnya, langsung saja menarik cowok itu keluar dari kamar dan mengunci pintunya.

"Aku beneran diusir?" Teriak Ranz dari luar kamar.

"Iya! Sana pulang!"

Ranz terkekeh kecil. "Aku balik, langsung tidur biar besok nggak kecapekan."

"Badan aku malah pegal-pegal daritadi nggak ngapa-ngapain!"

Diluar, Ranz masih tertawa. Hingga perlahan tawanya reda dan berganti suara serak yang terkesan serius. "Zeyra?"

"APA LAGI?!"

"Aku udah terbiasa dengan yang namanya kehilangan, tapi entah kenapa kalau itu tentang kamu aku nggak bakal sanggup."

Zeyra membeku di tempat. Emosinya yang terkesan meluap-luap perlahan mereda. Otaknya sulit menerjemahkan setiap kata yang keluar dari mulut Ranz.

"Terkesan tolol kalau yang ngomong saat ini emang Ranzares Rovaldo, ketua Rigelasthor yang orang-orang liat nggak ada celah buat di lawan. Tapi, Ra, faktanya aku kalah karena udah biarin diri aku jatuh sejatuh-jatuhnya buat kamu."

RANZARESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang